
Nasehat Asatidzah
6.4K subscribers
About Nasehat Asatidzah
_Kumpulan nasehat asatidzah salafy pilihan, semoga bermanfaat._ 🔰 *Audio kajian dan khutbah arsip pilihan:* https://telegram.me/nasehat_asatidzah 📸 *Instagram* https://instagram.com/nasehat_asatidzah
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

*DOA KETIKA TAKJUB DARI PERKARA DUNIA* Dari Anas bin Malik _radhiallahu'anhu,_ bahwasanya Nabi ﷺ bersabda : اللَّهُـمَّ لاَ عَيْـشَ إِلَّا عَيْـشُ الْآخِـرَةِ _"Ya Allah tidak ada kehidupan yang nyaman kecuali kehidupan di akhirat"_ HR. Bukhari dan Muslim Anjuran untuk mempersedikit bagian dari dunia selama sudah tercukupi kebutuhan pokoknya, yang lebih dari itu tidak perlu dikejar². Untuk mendapatkan kenikmatan dunia harus susah payah, saat engkau menggenggam dunia tadi, engkau tidak menemukan ketenangan apalagi kepuasan, karena merasa tidak cukup sampai engkau menelan tanah kuburan (mati). Ini salah satu bentuk fitnah dunia, dan ini merupakan siksaan. Ketika melihat sesuatu yang menakjubkan dari perkara² dunia atau saat kondisi² sempit, susah, dan sulit ucapkanlah doa ini. *Faedah Dars Riyadhus Shalihin Al-Ustadz Abul Hasan As-Sidawi* _hafidzahullah_ •••• https://t.me/nasehat_asatidzah •••• Sumber: t.me/faedahilmusunnah


(68) Mengejar Yang Menghindar Ibn Katsir (Al Bidayah 12/361) meriwayatkan tentang raja Nuruddin Mahmud. Bersama rombongan, beliau suatu hari ingin berkuda. Sinar matahari memancar dari arah belakang, sehingga bayang-bayang rombongan terlihat di depan. Secepat apapun mereka berkuda, tetap saja bayang-bayang mereka tidak terkejar. Dalam perjalanan pulang, bayang-bayang mereka mengikuti dari belakang karena cahaya matahari berasal dari arah depan. Sengaja raja Nuruddin mempercepat laju kuda sambil menoleh ke belakang. Tetap saja bayang-bayang mereka tak dapat menyusul. Kepada rombongan, raja Nuruddin berkata, “ Sungguh! Saya umpamakan dunia dengan suasana kita sekarang ini. Dunia akan lari menghindar dari orang-orang yang mengejar. Dunia pasti mengejar orang-orang yang ingin menghindar” Seorang penyair berucap : مَثَلُ الرِّزْقِ الَّذِي تَطْلُبُهُ ... مَثَلُ الظِّلِّ الَّذِي يَمْشِي مَعَكْ أَنْتَ لَا تُدْرِكُهُ مُتَّبِعًا ... فَإِذَا وَلَّيْتَ عَنْهُ تَبِعَكْ Umpama rejeki yang engkau cari, umpama bayang-bayang yang bersamamu Engkau tak mungkin mengejarnya, namun jika engkau menghindar justru dunia mengejarmu Kenyataannya memang demikian! Coba perhatikan, atau barangkali Anda justru pernah mengalami, betapa kesenangan dunia seakan lautan luas yang tak tahu di mana tepinya. Dunia pun sama! Biar waktumu habis, walau pikiranmu terkuras, meski tenagamu tak lagi tersisa, tetap saja Anda tidak merasa cukup. Ingin dan ingin lagi. Rumah tempat tinggal, misalnya. Bermula dari hanya sekadar kontrak, dan itu sudah merasa cukup. Lalu timbul keinginan untuk membeli sebidang tanah. Berlanjut memasang pondasi. Terusnya sebuah rumah sederhana berdiri. Mulailah berpikir untuk memperindahnya. Ditambah aksesoris dan hiasan-hiasannya. Padahal, sejatinya tidak begitu perlu bahkan tidak dibutuhkan sama sekali. Cukup? Belum! Ingin punya taman. Ingin punya kolam. Ingin beli tanah di sampingnya. Ingin membuat ini, juga ingin membuat itu. Dan seterusnya... yang jika dituruti tidak akan ada habisnya. Nah, yang disayangkan adalah ; keinginan-keingian tersebut membuat lupa tujuan ia dicipta di dunia yang hanya diberi waktu sebentar saja. Juga yang menyedihkan adalah semangat dan keinginannya untuk mengeluarkan harta dan menggunakan pikiran demi akhirat malah kalah langkah. Ibnul Qayyim (Uddatus Shabirin 1/225) menyatakan, “ Permisalan yang paling mirip dengan dunia adalah bayang-bayang sebuah benda. Engkau menyangkanya tetap di suatu tempat. Padahal, selalu berpindah-pindah dan berkurang” Catatan ini sebenarnya adalah sedikit mengajak bertafakur. Supaya kita tidak terlalu jauh berjalan meninggalkan rute kehidupan yang seharusnya. Agar tidak tergoda mencari sesuatu yang akhir ceritanya pasti hilang. Jangan sampai mengejar yang menghindar, memburu yang menyaru. Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan hanya kesenangan yang menipu. Lendah (Kisi-Kisi Materi Kajian Streaming Radio Al Atsary Tasikmalaya, Jumat 10 September 2021) ✍🏼 *Ustadz Abu Nashim Mukhtar* _hafidzahullah_

📃💬 DERAJAT HADIS DOA BERBUKA PUASA Pertanyaan, Maaf ganggu waktunya Ustadz, sahihkah doa buka puasa berikut ini ustadz? ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ _"Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat serta telah tetap pahala, insya Allah.”_ (HR. Abu Dawud, 2/306 no. 2357, an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra, 2/255, ad-Daruquthni, 2/185, al-Baihaqi, 4/239, dari hadits Ibnu ‘Umar radhiallahu anhu, https://asysyariah.com/doa-berbuka-puasa/) Jawaban, Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Ibnu 'Umar hafizhahullah, Hadis ini dihasankan oleh beberapa ulama, dishahihkan oleh sebagian ulama dan dinyatakan lemah oleh sebagian ulama. Pendapat yang kuat adalah pendapat ulama yang melemahkan riwayat hadis ini karena di dalam sanadnya terdapat seseorang yang bernama Marwan bin Salim al-Muqaffa'. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkannya di dalam at-Taqriib bahwa dia adalah maqbuul yakni periwayatannya bisa diterima ketika ada yang menguatkannya dan jika tidak, maka dia adalah seorang yang lemah dan tidak ada riwayat yang menguatkannya sehingga dengan sebab ini hadisnya menjadi lemah. Oleh karena itu tidak ada bacaan khusus ketika berbuka puasa kecuali lafal bismillaah. _Wallahua'lam_ https://t.me/TJMajmuahFudhail

(59) Mengingat Lagi Kisah Ashabul Kahfi Hampir tiap pagi di hari Jumat, kita membaca surat al Kahfi. Diberi nama al Kahfi, yang berarti gua, karena surat ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua. Selama 309 tahun, Allah menidurkan mereka di sana. Setelah terbangun dalam tidur ratusan tahun, anak-anak muda itu tetap sehat, segar, bugar dan seolah-olah baru sehari kemarin mereka tertidur. Kisah Ashabul Kahfi mestinya menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di setiap zaman, termasuk sekarang. Anda, wahai anak muda, jangan merasa hebat karena belum apa-apa dibandingkan Ashabul Kahfi. Anda, wahai anak muda, jika hendak mencapai derajat tinggi dan menggapai kemuliaan yang hakiki, contohlah Ashabul Kahfi! Pertama Ada banyak hal yang diperdebatkan tentang kisah Ashabul Kahfi. Mulai dari, kapan? Di mana letaknya? Nama gua? Nama anak-anak muda tersebut? Nama seekor anjing yang menyertai? Nama raja yang saat itu berkuasa? Dan masih banyak lagi hal-hal yang diperbincangkan mengenai kisah mereka. Namun, kesimpulan As Syinqithi dalam tafsirnya (Adhwaul Bayan 4/27) kiranya cukup sebagai pegangan. Beliau menyatakan, “ Perlu diketahui bahwa kisah Ashabul Kahfi, nama-nama mereka, dan di negeri manakah mereka tinggal, tidak ada satu pun riwayat sahih dari Nabi Muhammad yang menjelaskan lebih dari yang ada di dalam Al Qur'an. Memang ada banyak cerita israiliyat (dari Bani Israil) yang disebutkan para pakar tafsir. Hanya saja, sengaja saya tidak menyebutkan, karena tidak ada validitasnya” Kedua Anak muda mestinya sering-sering membaca dan mentadabburi kisah Ashabul Kahfi. Jika ingin mencari figur, itulah mereka. Bila hendak menemukan anutan, merekalah yang dikedepankan. Kisah mereka nyata, bukan fiktif belaka. Cerita mereka mulia, tidak yang hina-hina. Sayang, masih banyak anak muda tak mengenal mereka, apalagi yang menjadikan mereka selalu diingat dan disimpan dalam dada. Kasihan anak-anak muda korban drama fiktif korea. Kasihan mereka yang terlanjur memfigurkan bayang-bayang anime, yaitu kartun palsu reka-reka manusia. Sedih melihat mereka yang terpenjara dalam fantasi khayal tokoh “superhero” yang dusta. Sedih melihat anak-anak muda yang menjadi budak game-game penghancur karakter, kenapa mereka rela? Anak muda, teladanilah Ashabul Kahfi yang Allah puji dalam firman-Nya : إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى Sesungguhnya mereka itulah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk (QS. Al Kahfi:13) Ketiga As Sa'di menyebut Ashabul Kahfi sebagai salah satu contoh kaidah ke-69 dalam kitab Al Qawa'idul Hisan. Kaidah itu berbunyi : Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena berharap ridha Allah, niscaya Allah gantikan untuknya sesuatu yang lebih baik untuknya. Anak-anak muda Ashabul Kahfi rela dan berlapang dada meninggalkan banyak hal. Mereka tinggalkan kampung halaman, orangtua, keluarga, dan mereka tinggalkan kehidupan anak-anak muda yang umumnya tak lepas dari sendagurau, main-main, dan bersenang-senang. Mereka memilih untuk hidup di dalam gua, jauh dari hirukpikuk dunia. Mereka menjauh dari kota dan pemukiman padat yang banyak menggoda. Untuk siapa dan untuk apa? Hanya untuk Allah. Untuk menggapai ridha-Nya. Allah gantikan itu semua dengan banyak karamah. Mereka tertidur lama; 309 tahun waktunya. Mereka hidup ratusan tahun dengan tubuh dan fisik yang terjaga. Allah karuniakan untuk mereka penjagaan lahir batin. Lalu Allah pilih anak-anak muda itu sebagai inspirasi dan sebab banyak orang-orang tersesat memperoleh hidayah. Sedih rasanya jika melihat seorang pemuda yang telah diberi anugrah thalabul ilmi. Diberi karunia menghafalkan Al Quran. Diberi nikmat mengenal Sunnah Nabi. Tersedih-sedih dan pilu, bahkan tak jarang air mata menetes saat melihat seorang pemuda yang sudah Allah pilihkan jalan kebaikan, malah ia memberontak. Justru ia meronta-ronta hendak melepaskan diri dari lingkungan yang baik; yaitu lingkungan ibadah. Allahumma sallim, sallim Keempat As Sa'di dalam tafsir surat al Kahfi sangat indah melukiskan kata tentang Ashabul Kahfi, anak-anak muda luar biasa itu sebagai, “Bukti bahwa seseorang yang berlari menghindar dari cobaan-cobaan iman untuk menyelamatkan agamanya, pasti Allah akan selamatkan dirinya. Barangsiapa yang sungguh-sungguh mencari keselamatan, niscaya Allah berikan. Barangsiapa berlindung kepada Allah, tentu Allah lindungi. Bahkan, Allah jadikan ia sebagai jalan hidayah untuk orang lain” As Sa'di melanjutkan, “Barangsiapa tahan ditempa kesulitan demi melangkah di jalan-Nya dan demi meraih ridha-Nya, niscaya akhir cerita dan ujungnya adalah kemuliaan besar yang tak pernah ia sangka-sangka. Tentunya apa yang ada di sisi Allah jauhlah lebih baik bagi orang-orang yang baik” Terasa berduka saat melihat seorang pemuda tak berdaya dengan rayuan nafsunya. Ada rasa susah di hati ketika melihat pemuda begitu mudahnya kena goda oleh bisikan-bisikan syahwatnya. Percayalah bahwa janji Allah adalah benar adanya. Yakinlah bahwa kemenangan dan kebahagiaan hanyalah untuk mereka yang kokoh melangkah di jalan-Nya. Bersabarlah, anak muda! Teguhkan hatimu! Banyak-banyaklah berdoa memohon kekuatan kepada Allah Ta'ala. Tahukah engkau, banyak yang menangisi dirimu dan masa mudamu. Sekali lagi, banyak orang menangisi dirimu karena cinta mereka kepadamu. Lillahi Ta'ala. Ahad 01 Agustus 2021 Setelah Ngecor Lantai 2 ruangan bersama anak-anak muda. ✍🏼 *Ustadz Abu Nashim Mukhtar* _hafidzahullah_