Terhubung dengan Indah

padahal hakekat manusia adalah deretan waktu yg menjadi rentang umurnya. ketika sebagian waktunya hilang, berarti ada sebagian unsur manusia yg berkurang. Hasan Al Bashri mengatakan, “wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi) Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri, “sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. oleh karena itu, beramallah.” (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)

"kok waktu cepet bgt berlalu yaa, sedangkan aku gini-gini aja?" pernah gk, kamu buka hp cuma niat scroll bentar, tapi tahu-tahu udah sejam lebih? atau nonton film yg gk ada manfaatnya, dgn alasan "ini self-reward, gpp". atau mungkin sekadar tiduran sambil dengerin lagu, tapi akhirnya gk ngapa-ngapain sampai hari hampir habis dan yg kamu dapatkan cuma emosi yg makin gk stabil karena terlalu larut dalam lirik lagu itu? tapi setelahnya, ada rasa hampa, nyesel, dan pikiran mulai overthinking, "tadi bisa aja aku pakai buat hal yang lebih produktif. besok gak boleh gini lagi." (tapi sering kejadian lagi). aktivitas ini semua bikin kamu merasa tenang sebentar, tapi setelah itu, masalah hidupmu yang semakin menumpuk karena dianggurin itu tetap ada dan harus dihadapi. yang lebih ngeselin, semakin banyak waktu yang terbuang, semakin malas untuk mulai hal yang lebih berguna. akhirnya, loop "nunda, nyesel, nunda lagi" terus berulang.

sama kaya hidup, kadang, kamu terlalu keras sama diri sendiri, seolah-olah kalau kesuksesan gk terjadi sekarang, berarti gk akan pernah terjadi. padahal, seperti halnya kamu percaya sama orang asing yg kasih saran buat nunggu bus lain, kenapa kamu gk bisa percaya pada Tuhan yg jauh lebih tahu segala hal? Dia yg menciptakan kamu, tahu kapan waktu yg tepat dan apa yg bener-bener kamu butuhin. jangan buru-buru merasa gagal hanya karena hasilnya belum terlihat. libatkan Allah dalam prosesmu, agar Allah memandu dan melindungi jalanmu.

coba bayangin, kamu lagi nunggu bus di halte, udah capek dan pengen cepet sampe tujuan. tiba-tiba, ada bus yg datang, kamu pikir kalau kamu naik bus ini bakal lebih cepet sampai. tapi, ada seseorang yg tahu lebih banyak tentang jadwal bus dan kondisi lalu lintas, dan dia bilang, “jgn naik bus ini, tunggu sebentar, ada bus lain yg lebih nyaman dan lebih cepet, sebentar lagi bakal datang.” kamu pasti mikir, “beneran ada bus lain yg lebih baik dan datang setelah ini?” tapi, kamu akhirnya percaya. kamu sabar nunggu, dan gk lama, bus yg disarankan datang. ternyata, bus itu jauh lebih nyaman, gk padet, dan perjalanan jadi lebih lancar tanpa macet. ternyata, menunggu sebentar tadi, adalah keputusan yg jauh lebih baik daripada naik bus yg pertama.

besok, saat kamu menemukan jalan yg di luar rencana. semoga kamu ingat, bahwa sejak hari ini kamu telah berproses dgn maksimal. jadi, terus jalan, sampai tujuan! akan selalu ada hal yg gk kamu harapkan datang dan merubah semuanya. sederhananya, karena kamu bikin rencana cuma berdasarkan apa yang kamu lihat sekarang, sementara Allah tahu seluruh perjalanan hidupmu. rencana Allah jauh lebih baik dan sempurna, meskipun saat ini kamu mungkin belum bisa memahami kenapa dan gimana, semua itu akan kamu temui jawabannya pada waktunya. “bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al-Baqarah: 216)

jadi, untuk apa kita berdoa dan berusaha? untuk kebaikan diri kita sendiri.

Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. ...” (HR. Tirmidzi, no. 6) lalu, bagaimana doa bisa menolak takdir? ada dua makna yang terkandung dalamnya. pertama, jika seseorang tidak berdoa, maka takdirnya seperti itu saja, tanpa ada perubahan. namun, jika seseorang berdoa, takdir akan dijalani dengan lebih mudah. seakan-akan takdir yang buruk itu tertolak, digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. doa adalah jalan yang membuat kita lebih dekat dengan takdir terbaik yang Tuhan siapkan untuk kita.

katanya semua yg ada di kehidupan ini udah tertulis takdirnya oleh Tuhan. lalu apa gunanya kita berusaha? jika takdir itu ada, lantas kenapa harus berdoa? kita sering merasa bingung dengan konsep takdir, usaha, dan doa. coba jawab ini, jika pensil diciptakan untuk menulis, mengapa pabrik pensil menciptakan penghapus? sebenarnya, saat kamu mengejar mimpimu, kamu juga sedang mengejar takdir Tuhan. mengejar mimpi adalah tanda kamu percaya bahwa Tuhan telah menakdirkan yang terbaik untukmu.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat Radhiyallahu anhum menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” [HR. Muslim, no. 2581]

kadang, diam adalah bentuk empati terbaik. kita gk tahu seberapa keras seseorang berusaha untuk tetap bertahan. bisa jadi, dia lagi ngumpulin sisa-sisa semangatnya, dan jgn sampai kata-kata kita malah jadi beban yg bikin dia jatuh. setidaknya, jgn menambah luka. dan ingat, kalau dosa kita berhubungan dgn manusia, cara menghapusnya bukan cuma dgn istighfar, tapi harus minta maaf langsung ke orang itu. kalau gk? maka kita harus siap nanggung konsekuensinya di akhirat, pahala kita buat mereka. kalau pahala kita udah habis, dosa mereka yg bakal ditransfer ke kita. jgn sampai kebiasaan kecil yg kita anggap sepele malah bikin kita rugi selamanya.