Musafir Story WhatsApp Channel

Musafir Story

4 subscribers

About Musafir Story

Kutipan Renungan untuk sama-sama kita renungi . Kalau sempat, mampir deh ke saluran Musafir Story yang lain 👇🏻 Let's remind each other about kindness Subscribe: https://bit.ly/3HrqDGL -------------------------------------------------- --- Instagram : @musafirstori Facebook page: Musafir Story SOCIAL MEDIA ▹YouTube: https://youtube.com/musafirstori ▹Instagram: https://instagram.com/musafirstori ▹Facebook: https://facebook.com/musafirstori ▹Twitter: https://x.com/musafirstori _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Similar Channels

Swipe to see more

Posts

Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 2:52:38 PM

Pada intinya, kita harus ingat *pentingnya menjaga hati*. Karena _“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia *baik, maka baik pula seluruh jasad*. Jika ia *rusak, maka rusak pula seluruh jasad.* Ketahuilah bahwa ia adalah *hati*"_ ~ HR. Bukhari dan Muslim

❤️ 1
Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 10:53:55 PM

Jika *hatimu sakit* tetapi memilih untuk *diam*, itulah *kesabaran*. Jika kamu *ingin menangis* tetapi memilih untuk *tersenyum*, itulah *kekuatan.*

❤️ 1
Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:23:56 AM

Yakin bahwa Allah selalu membersamai 🤲

Image
Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 6:02:27 AM

"Bismillah✨️✨️ Jangan lupa juga amalkan amalan istimewa di hari Jumat: 1. Membaca Surah Al Kahfi agar disinari oleh cahaya di antara dua Jumat ✨️ 2. Memperbanyak do'a karena Jumat waktu mustajab buat diijabah do'a 🤲 3. Memperbanyak Shalawat 😍 4. Memperbanyak Sedekah. Sedekah di Hari Jumat lebih baik dari sedekah di hari lain, bahkan seperti sedekah di Bulan Ramadhan 😇

Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:37:58 AM

Apa Hukum Memberi Ucapan Untuk Hari Jum’at (Jum’at Mubarak) APA HUKUM MEMBERI UCAPAN UNTUK HARI JUM’AT (JUM’AT MUBARAK) Pertanyaan Apa hukum memberi ucapan untuk hari Jum’at? Kebiasaan di antara kami sekarang pada hari jum’at mengirim sms satu sama lain, lalu memberikan ucapan selamat dengan mengatakan “Jum’at yang barokah” atau “Juma’at yang baik” Jawaban Alhamdulillah. Pertama  : Tidak diragukan bahwa hari jum’at adalah hari raya bagi umat Islam, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ ، فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ ، وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ (رواه ابن ماجه، 1098، وحسَّنه الألباني في “صحيح ابن ماجه “Sesungguhnya hari ini adalah hari raya yang Allah jadikan untuk umat Islam. Barangsiapa yang mendatangi (shalat) Jum’at maka hendaklah mandi (besar), kalau mempunyai wewangian hendaknya dia pakai dan pergunakan siwak.” [HR. Ibnu Majah, 1098 dan dihasankan oleh Al-Albany dalam Shahih Ibnu Majah] Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang kekhususan hari Jum’at : Ketiga belas, bahwa (Jum’at) adalah hari raya yang terulang setiap minggu. (Zadul Ma’ad, 1/369) Oleh karena itu umat Islam mempunyai tiga hari raya, Idul Fitri, Idul Adha keduanya setiap tahun terulang dan Jum’ah dan ia terulang pada setiap minggu. Kedua : Ucapan selamat umat Islam satu sama lain pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dianjurkan dan hal itu telah ada riwayatnya dari para shahabat Radhiallahu’anhum. Adapun ucapan selamat untuk hari Jum’at, yang nampak pada kami, hal itu tidak dianjurkan. Karena Jum’at adalah hari raya yang telah diketahui oleh para shahabat Radhiallahu’anhum, mereka lebih mengetahui keutamaannya dibandingkan kita, mereka lebih menjaga untuk mengagungkan dan melakukan haknya. Ternyata tidak ada riwayat bahwa  mereka memberikan ucapan selamat sebagian kepada sebagian lainnya untuk hari Jum’at. Dan semua kebaikan itu adalah mengikuti mereka Radhiallahu’anhum. Baca Juga  Hukum-Hukum Shalat Jum'at Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan hafidhohullah ditanya : ‘Apa hukum mengirimkan SMS setiap hari Jum’at dan diakhiri dengan kata Jum’ah Mubarok’. Beliau menjawab : ‘Para ulama’ salaf terdahulu tidak pernah saling memberikan ucapan selamat pada hari Jum’at. Maka kita tidak perlu melakukan yang mereka tidak lakukan.’[1] Fatwa yang sama juga dikatakan oleh Syaikh Sulaiman Al-Majid hafizahullah, beliau berkata : “Kami berpendapat tidak dianjurkan memberikan ucapan selamat untuk hari Jum’at, seperti ucapan sebagian orang ‘Jum’at Mubarokah’ atau semisal itu. karena itu termasuk dalam bab doa, zikir yang mana harus berhenti (sampai ada dalilnya) ketika ada. Dan ini termasuk sisi ibadah saja. Kalau sekiranya itu baik, pasti Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam dan para shahabat Radhiallahu’anhum akan mendahului. Jika ada seorang yang memperbolehkan, maka berarti  dianjurkan berdo’a dan saling memberikan ucapan barokah ketika selesai melaksanakan shalat fardu yang lima dan ibadah-ibadah lainnya. (sementara) doa di tempat-tempat ini tidak pernah dilakukan oleh ulama salaf.[2] Jika seorang muslim mendoakan saudaranya pada hari Jum’at, dengan maksud menyatukan hati,  memasukkan kegembiraan pada waktu ijabah, maka hal itu tidak mengapa. Wallahu’alam .

Image
Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:23:17 AM

Jika *stress* mu disebakan oleh manusia, perbanyaklah dzikir *_"Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah"_* agar kita selalu ingat bahwa _tidak ada yang mempunyai kekuatan *kecuali* dengan kekuatan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung_

Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:19:58 AM

Baru-baru ini warganet dibuat kaget dengan aksi dua pemuda asal Banyuwangi yang nekat ke Makkah menggunakan perahu rakitan dari galon dan bambu. Video itu pun viral setelah diunggah akun Tiktok @abahkholily1. Belakangan ini memang banyak warga Indonesia yang membuat gebrakan baru menuju Makkah, ada yang menggunakan sepeda, motor, bahkan jalan kaki. Namun yang dilakukan dua pemuda asal Banyuwangi ini benar-benar di luar nalar. Dua pemuda tersebut menggunakan perahu rakitan yang terbuat dari galon dan bambu untuk menuju Makkah. Bahkan, mereka menggelar doa bersama dan potong tumpeng sebelum berangkat ke Makkah. Untuk membuat perahu rakitan tersebut, mereka membutuhkan 80 galon bekas, ban ekskavator yang sudah digunting kecil-kecil, kawat, dan bambu. Butuh waktu 3 hari pembuatan dengan biaya Rp160 ribu. Aksi tak biasa dua pemuda itu pun viral di media sosial dan sudah ditonton sebanyak 8,9 juta kali di Instagram, serta 8,7 juta kali di Tiktok. Warganet pun banyak yang meragukan keberhasilan dan kebenaran dari aksi dua pemuda ini. “Mon map ini ya bukannya gmn2, Ya Allah mon maap. Itu beneran pake begituan? kalo iya mo pake ampe mana? serius nanya gw,” tulis @hai***. “Ini jokes apa beneran?” tanya @300***. “Aura putar balik ya kuat banget,” tulis @bla***. ========================================== https://www.facebook.com/share/p/1XMVMzgXWh/

Musafir Story
Musafir Story
2/13/2025, 1:48:14 PM

_"*Hidup* itu *perjalanan mencari jawaban* demi jawaban dari setiap takdir yang kita alami. Kalau *belum ketemu jawabannya*, jangan sedih. Mungkin memang kisahmu *belum selesai*"_ 😊 .. @kgmujahid

Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:22:54 AM

_“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah Ashar"_ Sekalian kita manfaatkan golden time ini buat berdo'a yang banyak yuk 🤲🏻🤲🏻

Musafir Story
Musafir Story
2/21/2025, 3:42:21 AM

Bagaimana cara berbakti pada orang tua ketika mereka telah meninggal dunia atau tiada? Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata, بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ». “Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Dalam hadits yang lain, kita dapat melihat bagaimana bentuk berbakti pada orang tua yang telah meninggal dunia lewat berbuat baik pada keluarga dari teman dekat orang tua. Ibnu Dinar meriwayatkan, ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata bahwa ada seorang lelaki Badui bertemu dengan Ibnu Umar di tengah perjalanan menuju Makkah. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar memberi salam dan mengajaknya untuk naik ke atas keledainya serta memberikan sorban yang dipakai di kepalanya. Ibnu Dinar berkata kepada Ibnu Umar, “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu, sesungguhnya orang itu adalah orang Badui dan sebenarnya ia diberi sedikit saja sudah senang.” ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Sesungguhnya ayah Badui tersebut adalah kenalan baik (ayahku) Umar bin Al-Khattab. Sedangkan saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ “Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim no. 2552) Dalam riwayat yang lain, Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Apabila Ibnu ‘Umar pergi ke Makkah, beliau selalu membawa keledai sebagai ganti unta apabila ia merasa jemu, dan ia memakai sorban di kepalanya. Pada suatu hari, ketika ia pergi ke Makkah dengan keledainya, tiba-tiba seorang Arab Badui lewat, lalu Ibnu Umar bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau adalah putra dari si fulan?” Ia menjawab, “Betul sekali.” Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai itu kepadanya dan berkata, “Naiklah di atas keledai ini.” Ia juga memberikan sorbannya (imamahnya) seraya berkata, “Pakailah sorban ini di kepalamu.” Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya, “Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah memberikan orang Badui ini seekor keledai yang biasa kau gunakan untuk bepergian dan sorban yang biasa engkau pakai di kepalamu.” Ibnu Umar berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّىَ “Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik (ayahku) Umar (bin Al-Khattab). Bisa jadi pula bentuk berbuat baik pada orang tua adalah dengan bersedekah atas nama orang tua yang telah meninggal dunia. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا “Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756) Sedekah untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin. Lihat Majmu’ Al-Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 24: 314. Ada enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan orang tua ketika mereka berdua atau salah satunya telah meninggal dunia: Mendo’akan kedua orang tua. Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua. Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia. Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang tidak pernah terjalin. Memuliakan teman dekat keduanya. Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada. Semoga bisa diamalkan. Selama masih hidup, itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang tua. Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga. Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ “Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi no. 1900, Ibnu Majah no. 3663 dan Ahmad 6: 445. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Bakti pada orang tua adalah pintu terbaik dan paling tinggi untuk masuk surga. Maksudnya, sarana terbaik untuk masuk surga dan yang mengantarkan pada derajat tertinggi di surga adalah lewat mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu tersebut adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah Al-Ahwadzi, 6: 8-9).

Image
Link copied to clipboard!