PuanBerceritaXSekertaAksara

PuanBerceritaXSekertaAksara

5/22/2025, 12:17:21 PM

Adakah kalimat “aku cinta kamu” begitu sakral terucap dari bibirmu? Sebab akan terlihat hina jika kalimat mematikan itu bisa diterima oleh sesiapa saja. Beberapa waktu kita menjelma menjadi sepasang manusia tak mau kalah di atas ribuan perdebatan, di beberapa waktu lainnya kita tersihir menjadi sepasang manusia yang tidak rela bila perpisahan itu ada. Kita berbeda. Aku mutlak mengandalkan perasaan juga praduga-praduga tak bersyarat sedang kau memuja logika realistis. Jalannya terlihat tidak sama namun kita selalu punya titik tengah untuk mendamaikan keduanya— Sebab bukankah hebat di atas perbedaan itu kita bisa saling memuja dan mencinta? Sudah sewindu berlalu telah mengalir zat berbahaya bernama cinta itu dalam tubuhku, maka bunuh aku semampumu ketika aku tetap mencintaimu. Sebab aku percaya, jika memang deru tangis cinta yang disebabkan olehmu akan terus menjadi karma untuk dirimu tidak lagi menyakitiku. Di sela tangis, penyesalan, kebahagiaan, kewarasan, kasih sayang, dan deretan lukanya, kita tetap bersama karena ini adalah perjalanan. Pada kehidupan yang satu kali ini, akankah kita terkubur di liang lahat yang bersebelahan sebagai dua manusia saling cinta? -Rai.

PuanBerceritaXSekertaAksara

5/22/2025, 1:53:56 PM

waktu-waktu yang pernah kita luangkan semoga tidak percuma. percakapan panjang yang kita bagi semoga tidak lekas menjadi dingin. rencana perjalanan yang masih tertata begitu rapi semoga tidak dibuat berantakan oleh perpisahan. di masa depan mari saling menjaga dari lupa dan luka.