ASBI Foundation WhatsApp Channel

ASBI Foundation

44 subscribers

About ASBI Foundation

*ASBI Foundation* ```Adalah singkatan dari Yayasan Aksi Senyum Bersama Indonesia yang berkantor pusat di kabupaten Bandung Jawa Barat Indonesia. ASBI Foundation meliputi kegiatan yang sesuai dengan peranannya antara lain Sosial, Kemanusiaan, Budaya, Pendidikan, Yatim / Piatu dan Duafa, Masjid, Dakwah, Keagamaan, Pendidikan dan Pendampingan Hukum. FaceBook. ASBI Foundation Twitter. ASBI Foundation YouTube. ASBI Foundation TikTok. ASBI Foundation Instagram. ASBI Foundation Informasi Infak dan sedekah / CS :``` *_Whatsapp 081324000654_*

Similar Channels

Swipe to see more

Posts

ASBI Foundation
ASBI Foundation
6/1/2025, 11:07:15 AM

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK. Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Chōsa-kai (独立準備調査会, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, biasa disingkat BPUPK). Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: "Dewan Rakyat").[1] Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya "Pancasila". Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPK.[2] Selanjutnya BPUPK membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.[3] Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945.[4] Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPK, Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”. ”Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang! Selama Fascisme Jepang berkuasa di negeri kita, Demokratisch Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan ”Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan Kemerdekaan Negara.”

Post image
Image
ASBI Foundation
ASBI Foundation
6/5/2025, 11:04:37 AM

*السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* *Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H* "Semoga di hari yang penuh berkah ini, kita semua diberikan ketakwaan, keikhlasan, dan semangat berbagi seperti Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Mari terus menebar kebaikan, kepedulian, dan senyuman kepada sesama, khususnya bagi yang membutuhkan." Idul Adha atau _"Hari Raya Kurban"_ merupakan perayaan umat Islam untuk memperingati ujian ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan kesabaran Nabi Ismail AS. Kisah ini tertuang dalam Al-Qur'an (QS. As-Saffat: 102–107), di mana Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk mengurbankan anaknya, Ismail. Saat keduanya berserah diri, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. *Makna & Hikmah:* 1. *Ujian Ketakwaan*: Pengorbanan Ibrahim dan Ismail mengajarkan ketaatan total kepada Allah. 2. *Semangat Berbagi*: Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, memperkuat solidaritas sosial. 3. *Refleksi Diri*: Momentum untuk meneladani nilai pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari. *Peran ASBI Foundation :* Sebagai bentuk kepedulian, ASBI Foundation mengajak masyarakat untuk: - Berpartisipasi dalam program kurban kolaboratif bagi daerah terpencil. - Menyisihkan rezeki demi senyuman saudara-saudara yang membutuhkan. *"Satu hewan kurban, jutaan harapan. Selamat merayakan Idul Adha dengan penuh makna."* *Informasi Program Kurban ASBI :* 📞 081324000654 | 🌐 Www.asbifoundation.com *#IdulAdhaBerkah #KurbanUntukSenyum #ASBIPeduli*

Post image
Image
Link copied to clipboard!