
longtext & sticker's
February 12, 2025 at 10:02 PM
౨ৎ ₊˚ _⊹ _ Takdir Yang Bukan Aku
aka menatap layar ponselnya. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Malam ini, ia sudah memutuskan. Setelah bertahun-tahun menyimpan perasaan untuk Livia, ia akan mengatakannya.
Ia mengatur napas, menggenggam buket mawar putih yang baru saja dibelinya. Ditemani cahaya lampu jalan yang temaram, Raka mengetik pesan:
"Liv, aku di depan rumahmu. Bisa keluar sebentar?"
Hanya butuh beberapa detik sebelum pesan itu dibaca. Tidak lama, pintu pagar terbuka, dan muncullah Livia dengan wajah heran. "Ada apa, Rak?" tanyanya lembut.
Raka menelan ludah, lalu mengulurkan buket itu. "Aku suka kamu, Liv. Dari dulu. Aku tahu mungkin ini tiba-tiba, tapi aku nggak mau nyesel kalau nggak bilang."
Livia terdiam. Matanya menatap bunga di tangannya, lalu kembali ke Raka. Udara malam terasa lebih dingin.
"Rak…" Livia menghela napas. "Aku… nggak bisa nerima perasaan kamu."
Seketika, dunia Raka seperti berhenti berputar. Suara klakson kendaraan di kejauhan pun tak lagi terdengar.
"Aku nggak mau bohong. Kamu sahabat terbaik yang aku punya. Tapi bukan… bukan seperti itu cara aku melihat kamu."
Raka tersenyum kecil, meskipun hatinya remuk. "Jadi, nggak ada sedikitpun rasa itu?"
Livia menggeleng. "Maaf, Rak. Aku nggak mau kasih harapan kalau aku nggak bisa membalasnya."
Diam. Hanya ada angin yang berhembus pelan di antara mereka. Akhirnya, Raka menarik napas panjang dan tersenyum, meski matanya sedikit berkaca-kaca.
"Gapapa, Liv. Aku cuma pengen kamu tahu. Itu aja."
Livia menunduk, merasa bersalah. "Terima kasih udah jujur… Dan aku harap, kita tetap bisa jadi teman."
Raka tertawa kecil. "Iya. Tapi kasih aku waktu, ya?"
Livia mengangguk. Dan malam itu, Raka pulang dengan hati kosong, tetapi lega. Setidaknya, ia sudah mencoba. Meski bukan dirinya yang ditakdirkan untuk Livia.
🖕
❤️
💩
😢
😮
🥹
🫥
8