Qothrunnadaa Learning Centre
January 28, 2025 at 11:54 PM
*HARTA HARAM, ISTIDRAJ DAN SOLUSI TAK TERDUGA UNTUK MENGAKHIRINYA* Bismillah... Harta merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun, bagaimana jika harta yang dimiliki diperoleh dengan cara yang tidak halal atau mengandung syubhat? Dalam Islam, keberkahan harta tidak hanya diukur dari jumlahnya, tetapi juga dari cara memperolehnya. Harta yang diperoleh dengan cara yang tidak benar sering kali membawa masalah, baik di dunia maupun akhirat. > *Harta Haram dan Konsekuensinya* Harta yang tidak halal kerap menjadi sebab munculnya konflik, musibah, dan kesengsaraan. Dalam banyak kasus, Allah akan mengambil kembali harta tersebut melalui cara yang tak terduga, seperti kehilangan mendadak, bencana, atau musibah yang terus menguras habis harta itu. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar mereka menyadari kesalahan dan kembali ke jalan yang benar. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hikmah, _"Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan membersihkan harta haram darinya. Kadang melalui musibah, kadang melalui ujian, agar hamba tersebut sadar dan bertobat."_ Dengan cara ini, Allah memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Namun, ada juga kondisi yang lebih menakutkan, yaitu ketika Allah membiarkan seseorang menikmati harta haram tanpa ada peringatan sama sekali. Inilah yang disebut dengan _istidraj._ > *Nikmat yang Menyesatkan Itu Bernama Istidraj* Istidraj adalah ketika Allah membiarkan seseorang hidup dalam kemewahan dan kelapangan, meskipun ia bergelimang dosa, termasuk memakan harta haram. Allah berfirman: فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ _“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka, hingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”_ (QS. Al-An’am: 44) Istidraj sering kali disalahartikan sebagai tanda keberuntungan, padahal sejatinya itu adalah bentuk nikmat yang menyesatkan atau bahkan hukuman yang tersembunyi. Allah membiarkan mereka menikmati harta haram hingga mereka semakin jauh dari-Nya, dan pada akhirnya azab menimpa mereka dengan tiba-tiba. _Na'udzu billahi min dzalik._ Harta yang diperoleh dari jalan yang salah tidak hanya mencemari hati, tetapi juga menghilangkan keberkahan hidup. Sebagaimana makanan haram yang masuk ke dalam tubuh dapat menjadi penghalang terkabulnya doa, demikian pula harta haram dapat menjadi penghalang turunnya rahmat Allah. > *Hapus Jejak Istidraj Dengan Taubat Nasuha dan Membersihkan Harta* Jejak istidraj bisa dihapus jika seorang hamba menjalani proses taubat yang tulus, mengembalikan hak orang lain, dan membersihkan harta dengan bersedekah. Sedekah bukan hanya sebagai bentuk penghapusan dosa, tetapi juga sarana untuk menyucikan harta yang halal dari kemungkinan tercampur dengan unsur syubhat. Namun, perlu difahami bahwa tidak semua bentuk sedekah bernilai sama dan memberikan manfaat yang sama. Hamba yang cerdas adalah hamba yang berprinsip dalam ibadahnya *_“Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”_*. Alih-alih hanya bersedekah secara sembarangan, ia akan memilih sedekah yang selain dapat menghapus jejak _istidraj_-nya tapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi umat serta berpotensi besar untuk menjadi pahala jariyah baginya. Salah satu bentuk sedekah yang terbaik adalah berdonasi untuk lembaga pendidikan yang mengajarkan Al-Qur'an. Lembaga seperti ini tidak hanya memberikan ilmu kepada peserta didiknya, tetapi juga menyebarkan keberkahan dari setiap huruf yang dipelajari dan diamalkan oleh murid-muridnya. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: _“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.”_ (HR. Bukhari) Dengan berdonasi kepada lembaga pendidikan Al-Qur'an, pahala dari setiap huruf yang diajarkan akan terus mengalir selama lembaga itu berjalan, karena ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang tidak akan pernah mati. Rasulullah ﷺ pernah bersabda: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ _“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.”_ (HR. Tirmidzi, no. 2910. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). > *Penutup* Saudaraku, harta adalah amanah dari Allah. Memperolehnya dengan cara yang halal adalah kewajiban, dan membersihkannya dari unsur haram adalah kebutuhan. Jika kita merasa harta kita tercampur dengan unsur yang tidak benar, maka bersedekahlah sebagai langkah awal untuk mendapatkan keberkahan. Pilihlah sedekah yang tidak hanya membantu sesama, tetapi juga memberikan pahala yang berlipat ganda dan memberikan dampak pahala jangka panjang, bahkan sekalipun kita telah wafat berkalang tanah. Di penghujung bulan Rajab ini mari kita berdoa semoga Allah membersihkan harta kita semua dari yang syubhat apalagi yang haram, melimpahkan keberkahan, dan menjauhkan kita dari _istidraj_ yang menyesatkan. _Aamiin ya Rabbanaa_ Akhukum, *Heri Suheri* وفقه الله Pagi mendung di Kota Bekasi, 29 Januari 2025, 06.35 WIB _____ Bersama QLC #semuabisangaji
❤️ 🙏 👍 🤲 💜 😍 😮 🫶 60

Comments