Ammi Nur Baits
February 17, 2025 at 02:09 AM
WAFATNYA ABU THALIB
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
🗓️ Senin, 17 Februari 2025
🏢 Masjid Al Muhsinin, Wirokerten, Yogyakarta
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Melanjutkan pembahasan Kitab Al-Mulakhkhash fi Syarh Kitab At-Tauhid karya Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan حَفِظَهُ الله تعالى, pada bab Sesungguhnya Nabi ﷺ Tidak Dapat Memberi Hidayah Kecuali Dengan Kehendak Allah سبحانه و تعالى .
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, dari Ibnu Musayyab, bahwa bapaknya berkata: “Ketika Abu Thalib akan meninggal dunia, maka datanglah Rasulullah ﷺ, dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan Abu Jahal ada disisinya, lalu Rasulullah bersabda kepadanya:
يَا عَمِّ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهِ
“Wahai pamanku, ucapkanlah “la ilaha illallah” kalimat yang dapat aku jadikan bukti untukmu dihadapan Allah”.
Tetapi Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Thalib: “Apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib? Kemudian Rasulullah mengulangi sabdanya lagi, dan mereka berduapun mengulangi kata-katanya pula. Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: “la ilaha illallah”, kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah, selama aku tidak dilarang”, lalu Allah سبحانه و تعالى menurunkan firman-Nya:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. Al Bara’ah: 113).
Dan berkaitan dengan Abu Thalib, Allah سبحانه و تعالى menurunkan firman-Nya:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad tak sanggup memberikan hidayah (petunjuk) kepada orang-orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Qashash: 56)
Kaum musyrikin Quraisy sangat bangga dengan ajaran leluhur, padahal jelas leluhur mereka berada di atas kesyirikan, sehingga menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi ﷺ, padahal ajaran islam adalah rahmat untuk semesta alam,
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.[QS Al-Anbiya Ayat 107]
Tidak seperti ajaran leluhur berupa kesyirikan yang terbatas hanya di suatu wilayah atau suatu masa tertentu, karena ajaran islam untuk semua umat manusia dimana pun kapan pun hingga hari kiamat.
Abu thalib sangat besar jasanya dalam melindung Nabi ﷺ dari gangguan kaum musyrik quraisy, selain itu Nabi ﷺ sangat semangat memberikan hidayah kepada Abu Thalib dengan menjenguknya ketika sakit & menawarkan islam kepada pamannya, namun orang-orang musyrikin menghalang-halangi. Kaum musyrikin paham betul apabila mengucapkan kalimat tauhid maka sama saja menafikan segala macam kesyirikan & memurnikan ibadah hanya kepada Allah.
Pelajaran yang dapat diambil diantaranya adalah menjaga pergaulan dari teman-teman yang buruk, karena akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita bahkan hingga akhir hayat.
wallahu'alam
Youtube;https://www.youtube.com/watch?v=HQBQW4X0AHs
Facebook;https://web.facebook.com/UstadzAmmiNurBaits
#wafat #abuthalib #tauhid #hidayah
❤️
😢
7