Dalam Al-Qur'an, suara wanita disebutkan dalam beberapa ayat, antara lain: 1. *QS. Al-Ahzab: 32*: "Dan janganlah kamu berhias dengan berhias yang tidak sopan, seperti berhiasnya orang-orang jahiliyah dahulu, dan janganlah kamu mengangkat suara kamu melampaui suara Nabi, dan janganlah kamu berbicara dengan suara yang keras, seperti suara orang-orang yang berteriak." Ayat ini melarang wanita untuk berbicara dengan suara yang keras atau berlebihan, karena dapat menarik perhatian orang lain dan menimbulkan fitnah. 2. *QS. An-Nur: 30-31*: "Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) terlihat dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kepada siapa pun, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka, atau budak-budak mereka, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum memahami aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan." Ayat ini melarang wanita untuk menampakkan perhiasannya atau auratnya kepada orang lain, kecuali kepada orang-orang yang dikecualikan. 3. *QS. Al-Mujadilah: 1*: "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang membantah suaminya, dan dia mengadukan (perkara itu) kepada Allah, dan Allah telah mendengar percakapan kalian berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT mendengar dan memperhatikan percakapan dan keluhan wanita, bahkan jika suaminya tidak memperhatikan atau tidak memenuhi hak-haknya.