Jika dekat menimbulkan maksiat dan menjauhkan diri dari taat, berpisah dan menjadi asing sepertinya jauh lebih baik. Bukan tidak cinta. Tapi, buat apa bersama jika keimanan taruhannya. Bukan tidak cinta. Karena, percuma dekat jika larut dalam hubungan yang tidak ada ridho Allah di dalamnya, larut dalam maksiat. Berat, tapi keputusan ini paling tepat. *”Menyudahi hubungan, lalu saling mengikhlaskan”*. Lebih baik sendiri dulu, memperbaiki diri dan memantaskan diri. Kalau memang berjodoh pasti Allah mudahkan, kelak akan menyatu dengan cara yang baik. Kalaupun tidak berjodoh setidaknya hari ini kita menang berjihad melawan hawa nafsu. Terbebas dari belenggu maksiat yang menjerumuskan. *Jangan ragu. Sebab, selalu ada takdir dari taat kepada-Nya.* *— ALI BIN ABI THALIB —*