
SUNSHINE_IS_DERRICK
February 21, 2025 at 06:48 AM
๐ฝ๐๐ 3: ๐
๐๐ง๐๐ ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐๐๐ข๐๐๐ฃ๐๐ช๐ฃ๐๐ ๐๐ฃ
Seiring waktu, kelas Kesenian Modern terasa semakin melelahkan. Bukan karena materinya, tapi karena El Derrick. Dia selalu berdiri terlalu dekat saat menjelaskan teknik melukis, suaranya rendah dan tegas di telingaku. Saat aku mencoba fokus pada kanvas, tatapannya terasa menghantui dari sudut ruangan.
Aku mencoba mengabaikannya. Aku harus bertahan, nilai mata kuliah ini penting. Tapi mengapa dia selalu saja memperhatikan pekerjaanku lebih lama dari yang lain? Dan saat aku membuat kesalahan kecil, dia tak segan mengkritik dengan tajam. Seolah menantangku untuk melawan balik.
โHei, goresanmu terlalu kaku,โ katanya sambil berdiri di belakangku, mengamati kanvasku dengan dahi berkerut. โApa kau takut membuat kesalahan?โ
Aku menggenggam kuasku lebih erat, menahan diri agar tidak membantah. โTidak, Pak. Saya hanya berusaha hati-hati.โ
Dia tertawa kecil, terdengar sinis. โHati-hati bukan berarti kaku. Kau membiarkan rasa takut menguasai ekspresimu. Itu sebabnya lukisanmu tidak hidup.โ
Sial, kenapa dia harus benar? Tapi caranya mengatakannya begitu menyebalkan. Rasanya aku ingin berteriak bahwa aku tidak pernah meminta perhatiannya. Tapi tentu saja aku hanya bisa diam dan menunduk, pura-pura memperbaiki lukisan.
Saat dia berjalan menjauh, aku mencuri pandang dan melihatnya berdiri di sudut ruangan, bersandar dengan tangan terlipat di dada. Tatapannya dingin, tapi ada sesuatu di matanya yang tak bisa kutafsirkan. Seolah dia menyimpan sesuatu yang tak bisa diucapkan.
Dan saat aku kembali menatap kanvas, pikiranku kacau. Sial, aku benci bagaimana dia bisa membuatku merasa sekacau ini.