
SUNSHINE_IS_DERRICK
February 21, 2025 at 06:49 AM
๐ฝ๐๐ 4: ๐๐๐ง๐๐จ๐๐๐ฃ ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐๐๐ง๐ ๐ช๐ฃ๐๐ ๐
Hari itu hujan turun deras. Suara gemericik air hujan menjadi latar belakang kelas yang sunyi. Semua sibuk dengan kanvas masing-masing, termasuk aku. Aku berusaha fokus, tidak memikirkan apa pun selain warna dan goresan kuas. Tapi suara langkahnya mendekat.
โElia,โ panggilnya pelan, tapi tegas. Aku mendongak dengan jantung berdetak lebih cepat. Tatapannya tajam seperti biasa, tak terbaca.
โKenapa kau selalu terlihat seperti ingin lari dariku?โ Pertanyaannya mengejutkanku. Lidahku kelu. Bagaimana mungkin dia menyadarinya?
โSayaโฆ tidak mengerti maksud Bapak,โ jawabku, berusaha terdengar tenang.
Dia mendekat, terlalu dekat hingga aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya. Aku refleks mundur selangkah. Dia mengangkat alis dan tersenyum tipis, tapi senyumnya tidak sampai ke mata. โLukisanmu lebih jujur daripada ekspresimu.โ
Apa maksudnya? Aku menatap kanvasku. Lukisan abstrak dengan warna-warna gelap dan garis-garis kasar. Apakah dia bisa membaca pikiranku melalui lukisan ini?
โSeni tidak bisa berbohong,โ lanjutnya. โKau takut padaku?โ
Panas menjalari wajahku. Kenapa dia terus menekan? โTidak. Saya hanyaโฆ mencoba fokus.โ
Tatapannya melunak, hanya sejenak sebelum kembali menjadi dingin. โKalau begitu, fokuslah. Jangan biarkan hal lain mengganggu pikiranmu.โ
Dia berbalik pergi, tapi aku bisa melihat bahunya sedikit tegang. Seakan dia menahan sesuatu. Saat itu aku menyadari, dia juga terlihat bingung. Seolah ada jarak yang tidak bisa dijembatani, meski berdiri begitu dekat.
Dan di tengah hujan yang terus turun, aku hanya bisa berdiri di sana, merasa lebih bingung dari sebelumnya.
________________