Serambi Ulama
Serambi Ulama
February 4, 2025 at 01:24 PM
🔥 TAMPAK SOPAN, TETAPI SAAT FITNAH MENJADI YANG TERDEPAN 1️⃣✅ Adab memiliki peran penting dalam perjalanan hidup seorang insan. Terlebih penuntut ilmu, kesehariannya mendengarkan hadis-hadis tentang akhlak Nabi serta etika para salaf, menjadikannya lebih berhak untuk menerapkan adab yang mulia dalam kehidupannya. 🏝 Namun, adab yang bermanfaat bukanlah sekadar tampilan luar yang dibuat-buat, melainkan sesuatu yang tulus lahir dari hati. Mungkin saja seseorang menampakkan etika yang baik, namun di dalam hatinya tersimpan niat dan pemikiran yang buruk. Inilah yang perlu diwaspadai. 💌 Dalam muhadharah di Markiz Aisyah berjudul ▫️Adab Terlebih Dahulu Sebelum Menuntut Ilmu▫️, Asy-Syaikh Zakariya bin Syu’aib Al-Adeni 🇧🇼 mengingatkan kita akan bahaya adab yang dibuat-buat. Beliau berkata, “Hati-hatilah dari adab yang dibuat-buat. Engkau melihat seseorang (tampak begitu sopan), tidak pernah mengangkat kepala, menampilkan sifat zuhud dan sikap-sikap baik lainnya. Namun, ketika terjadi fitnah, dia menjadi orang yang terdepan dalam mengobarkannya.” ✍️ Sebagai contoh nyata, beliau mengisahkan seorang ahli ibadah yang saleh dan masyhur di zamannya; Al-Hasan bin Shalih bin Hayy al-Hamadani. Ia sangat gemar beribadah dan bisa menghidupkan malam bersama saudara dan ibunya. Mereka membagi waktu malam menjadi tiga bagian, masing-masing mengisi sepertiga malam dengan ibadah dan membaca Al-Qur’an. Ketika ibunya wafat, ia dan saudaranya membagi malam hanya untuk berdua, masing-masing beribadah setengah malam. Lalu, ketika saudaranya pun meninggal dunia, ia pun menghidupkan malam sepenuhnya dalam ibadah. 🍀 Ibadah dan sopan santunnya memang begitu mengesankan. Hingga salah satu muridnya, Ahmad bin Yunus, berkata, “Aku berguru kepada Al-Hasan bin Hayy selama dua puluh tahun. Selama itu, aku tidak pernah melihatnya mengangkat kepala atau membicarakan urusan dunia.” 💥 Namun, ada sesuatu yang mengejutkan… Pada suatu hari Jumat, Sufyan Ats-Tsauri masuk ke masjid dari arah kiblat. Tiba-tiba, ia melihat Al-Hasan bin Shalih sedang shalat. Tanpa berpikir panjang, Sufyan segera berpaling, mengambil sandalnya, lalu berpindah ke tiang masjid lainnya. ❓ Mengapa Sufyan melakukan hal tersebut? Apa yang membuatnya menghindari seorang ahli ibadah seperti Al-Hasan bin Shalih? Ternyata, meskipun ia dikenal sebagai ahli ibadah, Al-Hasan bin Shalih memiliki pemikiran yang menyimpang. Ia berpendapat bahwa memberontak kepada penguasa dengan pedang diperbolehkan. Bahkan, ia juga beranggapan bahwa seseorang boleh meninggalkan shalat Jumat jika pemimpinnya dianggap zalim. Tak heran jika Imam Adz-Dzahabi berkata tentangnya, “Dia berhak menjadi salah satu imam besar dalam Islam, kalau saja tidak terjatuh dalam kebidahan.” ✍️ Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa adab dan ibadah yang tampak dari luar bukanlah penentu kemuliaan seseorang. Ada hal yang lebih urgen dari sekadar tampilan lahiriah, yakni kesesuaian dengan sunnah dan akidah yang lurus. Karena itu, marilah kita terus memperbaiki adab, memperdalam ilmu, serta menjaga kemurnian aqidah kita agar tetap berada di atas jalan yang lurus. Sumber: Siyar A'lamin Nubala 📖 Faedah muhadharah berjudul 'Adab Terlebih Dahulu Sebelum Menuntut Ilmu' bersama Fadhilatusy Syaikh Zakariya bin Syuaib 🇧🇼 di Markiz Aisyah. ➖➖➖➖➖➖➖ #adabakhlak #ulama #kisah 🔵 https://t.me/rihlahthalabulilmi

Comments