*Widad* *Yusuf Yang Jujur* Cintanya telah membungkus hatiku.. bedanya, aku tidak sampai merayu Yusuf, aku tidak merobek gamisnya dari belakang dan aku tidak memberikan pisau ke teman-teman perempuanku seraya berkata kepada Yusufku keluarlah kepada mereka! Aku masih bertanya-tanya di tengah kegaduhan yang di guyurkan Yusuf kepada diriku.. di tengah senandung dan kerinduan: Apakah aku gila, ketika aku jatuh cinta kepada laki-laki yang dosa terbesarnya adalah mentasbihkan cinta negeri? Tahun-tahunku telah berlalu bersama Yusuf, kami habiskan untuk tawaf mengelilingi Ka'bah cinta.. dan sa'i dari Safa ke Mawaddah, aku masih terngiang ucapan ibuku tentang suami seperti apa yang harus aku pilih: - (Beberapa saat dengan pemangsa, atau seumur hidup dengan bangsat) Saat itu aku lama terhenti di kata-kata tersebut!! Kira-kira siapa yang dia maksud dengan pemangsa? Kenapa harus beberapa waktu, kenapa tidak selamanya? Apakah karena pemangsa itu tidak akan memberikan seluruh dirinya kecuali kamu memberikan seluruh dirimu untuknya!! Pemangsa yang manakah di Gaza ini yang diinginkan ibuku menjadi suamiku? Tawa kecil tiba-tiba membelah kedua bibirku tanpa perjanjian, sedangkan ibuku melanjutkan ucapannya tentang Yusuf. - Dia berhasil selamat dari beberapa percobaan pembunuhan, kehilangan kedua betisnya di salah satu percobaan itu, dan juga kehilangan satu matanya, dia duduk di atas kursi roda menelusuri sepanjang Jalur Gaza di bawah tanah, untuk mengatur operasi perlawanan terhadap Zionis. Dia salah satu buronan, yang Zionis tak sanggup menangkapnya atau membunuhnya. Hati kecilkupun berkata: Berarti aku akan memasuki lingkaran setan yang sama.. episode kobaran api dan nafas sesak, merasuknya rasa dingin ke tulangku di siang hari yang terik, menggeretakkan gigi dengan panik. Di saat aku belum terbangun dari syahidnya suami pertamaku.. aku tidak mau melihat air mata anak-anakku memakan sisa dari ketabahan yang aku miliki. Dan mimpi-mimpi yang terombang-ambing di laut Gaza. Bersambung...