
Petani Anggur
February 11, 2025 at 09:17 AM
Waktu sudah menunjukkan jam pulang kantor. Langit sore diluar pun sudah mulai menjingga. Adel membereskan peralatan kerjanya dan mematikan komputer. Ketika hendak keluar dari ruangannya, Adel disapa oleh Tian.
“Pulang kerja mau kemana Del? Kosong gak? Kalo kosong ikut yuk nongkrong sama temen kuliah. Kebetulan lagi ngumpul dan aku sekalian kenalin kamu.”
“Wah maaf kak. Malam ini aku ada janji.”
“Janji sama siapa?”
“Sama gue.” Zeno muncul dari ruangannya dan memasang ekspresi wajah datar. “Lu jangan suka ajak cewek ke circle lu. Udah tahu temen-temen lu playboy semua.”
“Circle lu itu,” sewot Tian tidak terima.
Lagi-lagi pertengkaran. Dua pria itu kalau sudah satu frame kadang bikin orang sakit kepala. Sama-sama kepala batu, gengsi dan ingin menang sendiri. Adel pun pusing.
“Udah ya jangan berantem,” lerai Adel dengan satu memegang tangan Zeno karena ingin melabrak Tian dan satu tangan lainnya mendorong lengan Tian agar berdiri dibelakang tubuhnya. “Bapak-bapak ini udah tua. Malu kalo kelakuannya kayak bocil.”
Hanya bisa pasrah, Tian maupun Zeno diam saling menatap tajam.
“Kamu mau kemana sama dia?”
“Lu gak usah tahulah. Sana pergi aja.”
“Gue gak nanya sama lu.”
“Jangan lu kasih tahu,” ancam Zeno pada Adel.
_Ya Tuhan tolong aku._
“Kak Tian lebih baik berangkat sekarang. Nanti malah telat nongkrong sama temennya. Sayangkan kalo udah pada effort buat kumpul tapi anggotanya gak lengkap.”
Seketika senyum menang terbit dibibir Zeno. Pria itu merasa menang dari Tian. Sementara Tian merasa tidak suka karena Adel lebih membela Zeno. Padahal ia hanya ingin bertanya kemana keduanya pergi.
*1 - 0*
😂
1