Yabunayya Moslem Store Jakarta
Yabunayya Moslem Store Jakarta
February 23, 2025 at 10:29 AM
﷽ *RITUAL TRADISI "NYADRAN" SEBELUM RAMADHAN* Pertanyaan: Assalamu’alaikum, Apakah nyadran sebelum puasa itu bagian dari ibadah atau ritual yang dibenarkan oleh ajaran Islam ? Terimakasih atas jawabannya. Dari: Wiwik Suzuki Jawaban: Wa alaikumus salam. ■ NYADRAN MENURUT ISLAM Sebelum membahas hukum nyadran, kita akan melihat bagaimana pengertian nyadran. Dalam wikipedia versi jawa dinyatakan, Nyadran iku salah siji prosèsi adat budhaya Jawa awujud kagiyatan setaun sepisan ing sasi Ruwah wiwit saka resik-resik saréan leluhur, mangsak panganan tertamtu kaya déné apem, ater-ater lan slametan utawa kenduri. Jeneng nyadran iki asalé saka tembung sraddha, nyraddha, nyraddhan, banjur dadi nyadran. [http://jv.wikipedia.org/wiki/Nyadran] Terjemahnya kurang lebih: Nyadran adalah salah satu prosesi adat jawa dalam bentuk kegiatan tahunan di bulan ruwah (sya’ban), dari mulai bersih-bersih makam leluhur, masak makanan tertentu, seperti apem, bagi-bagi makanan, dan acara selamatan atau disebut kenduri. Nama nyadran sendiri berasal dari kata "Sradha nyradha nyradhan", kemudian menjadi nyadran. Dalam keterangan versi indonesia, dinyatakan, Nyadran merupakan reminisensi dari upacara sraddha Hindu yang dilakukan pada zaman dahulu kala. Upacara ini dilakukan oleh orang Jawa pada bulan Jawa-Islam Ruwah sebelum bulan Puasa, Ramadan, bulan di mana mereka yang menganut ajaran Islam berpuasa. Upacara sadran ini dilakukan dengan berziarah ke makam-makam dan menabur bunga (nyekar). Selain itu upacara ini juga dilaksanakan oleh orang Jawa yang tidak menganut ajaran Islam. [http://id.wikipedia.org/wiki/Sadran] ■ Dialog dan Sanggahan Barangkali ada sebagian yang hendak mempertahankan tradisi ini dengan memberikan alasan. Berikut penjelasannya, 1. Bukankah ziarah kubur sesuatu yang disyariatkan, mengapa dilarang? Jawab: Benar, ziarah kubur disyariatkan Rasulullah ﷺ bahkan memberi motivasi, زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْمَوْت “Lakukanlah ziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kalian terhadap kematian.” (HR. Nasa’I 2034, Ibn Majah 1572 – hadis shahih) Dalam keterangan yang kami sampaikan sedikitpun tidak ada larangan untuk melakukan ziarah kubur. Yang dipermasalahkan bukan ziarahnya tapi tradisi nyadrannya. Karena tradisi ini, dari beberapa sisi melanggar beberapa aturan syariat. Lebih dari itu, dalam tradisi nyadran tidak kita jumpai adanya motivasi ingat mati. Pernahkah anda jumpai ada orang yang sepulang dari nyadran kemudian menangis karena ingat mati dan sedih memikirkan dosanya?. Yang ada justru sebaliknya, mereka pesta makan-makan di kuburan. 2. Dalam tradisi nyadran ada kegiatan mendoakan jenazah Mendoakan jenazah sangat disyariatkan. Allah juga mengajarkan kepada kita untuk mendoakan kaum mukminin yang telah meninggal, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat di Al-Quran. Namun kami belum pernah menjumpai dalil bahwa itu dilakukan secara berjamaah di bulan tertentu. Padahal kita tahu, mayit butuh doa setiap saat, dan syariat membolehkan kita mendoakan jenazah di semua tempat. Dan doa itupun bisa sampai kepada jenazah. 3. Dalam tradisi nyadran ada kegiatan mengirim pahala sedekah untuk jenazah Sebagian ulama menegaskan pahala sedekah bisa samai ke jenazah. Namun ini tidak harus berupa makanan dan tidak harus dilakukan di kuburan. Kita bisa sedekah atas nama orang yang sudah meninggal dalam bentuk apapun, tidak harus makanan. Bahkan bersedekah dalam bentuk benda yang lebih permanen, seperti infak untuk pembangunan masjid, pesantren, dst, nilainya lebih baik dan lebih lama dibandingkan makanan yang pengaruhnya cepat habis. Allahu ‘lam 🎙 Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits, ST., BA. حفظه الله 🌐 Sumber: https://konsultasisyariah.com/18762-tradisi-nyadran-dan-bersih-desa-sebelum-ramadhan.html اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kebenaran. 📲 @IslamAdalahSunnah 📚🔰..........................✍️​​​​​

Comments