Day 2 : rekaman permohonan bunuh diri Beberapa tali mengikat setiap sisi tubuhnya seolah tali tersebut menjaga tubuh tersebut agar tidak mati, sesaat salah satu tali tersebut putus maka ada keinginan untuk tiada, tetapi otak akan memperbaiki tali tersebut secepat mungkin sambil memohon untuk tidak meninggal. Suara serak yang menghilang secara perlahan setiap kali ingin tiada, tangan kasar yang menggerogoti tubuh yang tak karuan rasanya, serta bibir yang telah berdarah-darah saat gugup itulah penampakan _aku_ _pemilik tubuh tersebut._ Rasa kecewa sudah di ujung lidah, _semoga mati_ adalah harapan terbesar, mungkin seharusnya aku terlahir sebagai laki-laki dan bukan perempuan yang lusuh ini. Teriakan maaf mungkin sudah terbiasa terucap sampai aku lupa siapa diriku ini, karena aku _tak pernah berguna, tak pernah berharga, tak seperti yang lain._ Tuntutan demi kesejahteraan sudah biasa, katanya aku sudah tak pantas untuk menjadi manusia.