
RIHLAH THAYYIBAH
February 23, 2025 at 06:38 AM
🕋 *Karena Sepotong Kata, Rusaklah Hubungan Kita*
~~~~
Sehari-hari memang dilarang, namun di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji dan umroh, berdebat lebih keras lagi larangannya.
Kenapa?
Faktor-faktor yang menimbulkan perdebatan di saat haji atau umroh sangat banyak dan selalu saja muncul.
Antri, contohnya. Adakah di Tanah Suci aktivitas tanpa antri? 24 jam sepanjang tahun, Mekkah Madinah dikunjungi tanpa henti.
Dini hari atau siang terik matahari, tidak ada beda. Kaya miskin tidak pengaruh. Pejabat dan orang biasa sama saja. Ikut antri.
Di saat thawaf, sa'i, di lift, di ruang makan, naik turun bis, kamar mandi atau toilet, masuk keluar masjid, toko, money changer, di manapun harus antri.
Nah, di saat antri-antri itulah potensi berdebat terjadi. Dorong mendorong (walau tak sengaja), menginjak atau terinjak (meski di luar kemauan), terdesak atau mendesak (padahal terbawa arus), membuat hati panas dan mulut terpancing untuk bersuara.
Apalagi kalau sedang capek, hawa panas, bau keringat orang-orang mengganggu, belum lagi karena alasan orang tua yang didorong memakai kursi roda, plus ada satu saja yang berteriak mengompori.
Sudah, perdebatan lah yang terjadi!
Allah Ta'ala berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
" (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji " (QS Al Baqarah: 197)
Ada 3 pantangan di Tanah Suci. Salah satunya; berbantah-bantahan. Jangan berdebat! Titik!
Nah, mereka yang telah dipilih dan dimudahkan jalan ke Tanah Suci, baik berhaji atau berumroh, harapannya menjadi duta-duta kebaikan yang menginspirasi di kehidupan nyata untuk; menghindari bantah-bantahan. Bukan type orang yang gemar berdebat.
Disadari betul bahwa setiap konflik, perselisihan, pertengkaran, dan perseteruan, pasti dimulai dan diawali oleh kata-kata yang terucap.
Kata-kata yang lepas tidak dikontrol, tentu berlanjut dengan penyesalan. Tidak mungkin tidak!
Setan merusak hubungan dan menghancurkan kebersamaan, seringnya melalui pintu kata-kata. Walaupun sepotong kata!
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا
" Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia" (QS Al Isra: 53)
Maka, hindari kata-kata yang buruk! Jangan berucap kata yang negatif! Ingat, sepotong kata bisa merusak hubungan kita.
Mulailah di tengah keluarga! Suami istri tidak pantas berbantah-bantahan. Bukankah suami istri telah disatukan dengan cinta? Hati-hati, gara-gara sepotong kata, banyak rumahtangga berakhir dengan perceraian.
Di depan anak-anak, pantang bertengkar. Kepada anak pun, orang tua tidak boleh berbantah-bantahan.
Ingat-ingatlah pesan Rasulullah ﷺ :
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أوْ لِيصْمُتْ
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya berbicara yang baik, atau memilih diam "
Al Bukhari 6018 Muslim 47 dari sahabat Abu Hurairah.
Kualitas diri seseorang sangat ditentukan dengan kata-kata nya. Terutama di saat capeknya, ketika sakit nya, dan di waktu amarah nya.
Seseorang tak ada lagi harga dirinya, hingga tidak layak dihormati, jika sudah berucap kata yang negatif.
Sekalipun berada di posisi yang benar, yakin tidak salah, dan demi membela hak nya, bukan berarti ia boleh bicara kasar. Bukan pula alasan berbicara untuk kata atau nada menghina.
Anda yang sudah berkesempatan ke Tanah Suci, nilai ujian Anda ditentukan setelah pulang ke Tanah Air, " Apakah masih suka berdebat? ".
CKG, 23 Februari 2025
t.me/anakmudadansalaf