
Abu Jarir Al Jawi | أبو جرير الجاوي
May 18, 2025 at 03:41 AM
*#fiqih - pendidikan - Jangan jadikan anak anda Atheis karena kebodohanmu dan pemahamanmu yang melenceng.*
______________
*Contoh ini dari kisah nyata yang terjadi:*
Ada sebagian ayah yang putrinya memiliki ketidakseimbangan hormonal, sehingga tumbuh rambut dan janggut di wajahnya. Putrinya ingin menghilangkan rambut itu dengan laser, tapi ayahnya bilang: HARAM! Karena ini termasuk nams (menghilangkan bulu alis) dan Allah melaknat wanita-wanita yang menghilangkan bulu alis, apa yang menimpamu adalah ujian, kamu harus sabar..!
Telah tertanam dalam hati bapak ini bahwa apa yang dia katakan itulah yang benar dan mustahil salah. Putrinya pun tumbuh dan menganggap bapaknya seolah-olah Juru bicara resmi atas nama agama.
Gadis ini kemudian jadi bahan ejekan oleh teman-temannya di sekolah. Dia malu. Pulang mengadukan ke ayahnya, ayahnya bilang: aku akan membawamu ke dokter untuk mengobati ketidakseimbangan hormonal kamu.
Sesampainya di dokter, dokternya bilang dengan sangat santai: ini mudah sekali.. kenapa tidak kamu hilangkan pakai laser atau cabut aja?
Anda tahu apa jawaban gadis itu?
*Dia berkata:* masalahku dengan Dia yang telah menciptakan ku! Bagaimana bisa Dia menciptakan ku dengan kondisi seperti ini yang menyelisihi tabiat kewanitaanku, kemudian mengharamkan ku untuk menghilangkannya!!!
Sebab musibah besar ini wahai tuan dan nyonya, adalah: kelancangan menyimpulkan hukum syar'i langsung dari Al Qur'an dan Sunnah, tidak merujuk kepada para Ulama dari madzhab fiqih yang empat, yang telah terpenuhi pada mereka kriteria dan standar dalam memahami Al Qur'an dan Sunnah (Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali).
Seandainya saja bapak ini merujuk pada ulama bermadzhab, pasti akan diajarkan bahwa hal tersebut bukan termasuk nams (mencabut rambut di wajah) yang diharamkan, bahkan malah wajib dihilangkan, karena rambut tersebut mengganggu dan merusak wajah perempuan.., dan dia pasti akan tahu juga bahwa ada banyak permasalahan yang para Ulama berbeda pendapat, dan tidak boleh mengingkari masalah-masalah yang di dalamnya ada perbedaan pendapat fiqih yang diakui.
Semangat orang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Dan yang menjadi rahmat Allah Ta'ala bagi kita adalah, Allah Ta'ala tidak mewajibkan kita untuk mengikuti satu Alim Mujtahid saja, tetapi melapangkannya, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
فاسألوا أهل الذكر
_"Bertanyalah pada Ahli dzikir (ilmu)"_
Tidak spesifik ke orang tertentu (si fulan).
Ahlu dzikri adalah mereka para mujtahid, yang telah terpenuhi sifat-sifat dan syarat-syarat untuk mengambil kesimpulan hukum syar'i seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad -radhiallahu 'anhum.
Syaikh DR. Hazim Yahya Al Qudhoh
(Alim madzhab Syafii Yordania)
❤️
👍
🥹
8