
Rumah Bahasa Arab
June 6, 2025 at 01:06 PM
Sulit membayangkan bagaimana panasnya gurun Makkah di siang hari kala itu. 14 abad yang lalu. Matahari seakan semakin mendekat. Pasir bagai bara api yang membara.
Seorang budak dibaringkan di atas pasir, di bawah terik matahari. Diletakkan batu besar menindih badannya. Menahan gerak, menghimpit napas. Tubuhnya penuh luka cambukan. Kulitnya melepuh.
Hebatnya, tak sedikitpun keluhan keluar dari mulutnya. Hanya satu kata yang terus ia ucapkan .. pelan .. lirih namun dengan penuh keyakinan:
"Ahad .. Ahad .."
Allah Yang Satu, Yang Maha Esa.
Itulah Bilal bin Rabah. Seorang budak, yang dipandang tidak bernilai sama sekali. Namun darinya, kita menyaksikan harga diri dari sebuah keimanan. Pengorbanan dari mempertahankan keteguhan.
Hari demi hari dilaluinya dengan siksaan. Seruan untuk mencela Muhammad dan memuji berhala agar siksaan baginya dihentikan tak dihiraukan sedikitpun. Ia tetap kokoh dengan keimanannya. Seakan tak lagi ada rasa takut dalam dirinya. Ia istiqamah diatas keyakinannya.
Kisah beliau nampak sebagai gambaran nyata dalam firman Allah subhanahu wata'ala: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata 'Rabb kami adalah Allah' kemudian mereka istiqamah, maka tiada rasa takut dan kesedihan pada mereka".
Hingga akhirnya beliau dibebaskan oleh Abu Bakar al-Shiddiq radiyallahu 'anhu.
Keistiqamahan beliau pada keimanannya berbuah kebebasan sejatinya. Kebebasan jiwa yang hanya tunduk pada Allah semata.
#marimemberimanfaat
❤️
👍
7