KINGDOM MESSAGE SEPENUHNYA BERGANTUNG KEPADA TUHAN Mazmur 123:2 "Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita." Ayat ini menggunakan ‘analogi hubungan hamba-majikan’ untuk menggambarkan ‘ketergantungan mutlak umat Allah pada-Nya’. Seorang hamba (budak) selalu mengarahkan pandangannya kepada tangan tuannya, menantikan perintah, pertolongan, atau belas kasihan (seperti makanan, upah, atau perlindungan). Demikian pula, umat Allah harus memandang kepada-Nya dengan penuh pengharapan, mengakui bahwa segala kebutuhan mereka bergantung pada kemurahan Tuhan. Kata ‘sampai Ia mengasihani kita’ menunjukkan ‘kesabaran dan ketekunan dalam iman’, bahkan dalam keadaan sulit. Umat Allah menanti dengan setia, percaya bahwa Tuhan akan bertindak pada waktu-Nya. Dalam budaya modern yang menjunjung tinggi kemandirian, bergantung sepenuhnya kepada Tuhan sering disalahartikan sebagai kelemahan. Namun kenyataannya, banyak krisis hidup membuktikan bahwa manusia terbatas dan tidak sanggup berjalan sendiri. Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health (2021) menemukan bahwa individu yang memiliki spiritualitas dan keterhubungan dengan Tuhan cenderung lebih resilien-tangguh menghadapi tekanan berat hidup, termasuk sakit, kehilangan, dan kecemasan. Ketergantungan kepada Tuhan bukan tanda kelemahan, tapi bukti kedewasaan rohani. Mungkin saat ini keadaan kita sekarang seperti dalam penderitaan dan ditindas, tetapi marilah kita taruh harapan kita kepada Tuhan satu-satunya, bukan dengan kekuatan sendiri. Memiliki sikap rendah hati, bersabar, pertolongan-Nya tidak akan terlambat. Jadikan Yesus sebagai sumber. God never disappoints anyone who places his trust in Him. -Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang percaya kepada-Nya - Basilea Schunk. Amin. Gbu