KINGDOM MESSAGE SAAT TUHAN MEMBANGUN Mazmur 127:1 "Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." Kita hidup dalam dunia yang mengagungkan kerja keras, ambisi, dan pencapaian pribadi, namun Mazmur 127 mengingatkan bahwa tanpa keterlibatan Tuhan, semua itu pada akhirnya akan menjadi sia-sia. Pemazmur menunjukkan bahwa membangun rumah, menjaga kota, dan bekerja tanpa henti—meskipun terlihat mulia dan penuh tanggung jawab—akan berakhir dalam kehampaan jika Tuhan tidak menjadi pusatnya. Ini bukan ajakan untuk bermalas-malasan, melainkan seruan agar kita mengakui bahwa keberhasilan sejati hanya terjadi jika Tuhan sendiri yang memimpin dan memberkati setiap usaha kita. Kita dapat melihat relevansi ayat ini dalam kehidupan modern. Sebuah laporan dari Harvard Business Review mencatat bahwa meski orang bekerja lebih dari 60 jam seminggu demi “membangun masa depan,” justru banyak di antara mereka yang merasa hidupnya kosong dan kehilangan makna. Sebaliknya, keluarga yang sederhana namun menjadikan Tuhan pusat kehidupan mereka sering kali memiliki hubungan yang lebih harmonis, rasa syukur yang lebih besar, dan damai yang tak tergoyahkan. Ini menunjukkan bahwa kualitas kehidupan tidak ditentukan oleh seberapa keras kita bekerja, melainkan oleh siapa yang menjadi fondasi hidup kita. Pertanyaannya: apakah dalam membangun keluarga, karier, atau pelayanan kita, kita sungguh melibatkan Tuhan, ataukah hanya mengandalkan kekuatan sendiri? Mari kita merenung dan membiarkan Tuhan kembali menjadi 'Arsitek' utama dalam setiap aspek kehidupan kita. Sebab hanya dalam pimpinan-Nya, jerih lelah kita tidak akan sia-sia, dan hidup kita akan menghasilkan buah yang bertahan sampai kekekalan. "Rumah, keluarga, pekerjaan, pelayanan—semua hanya akan kuat jika Allah menjadi Arsitek dan Tukangnya." — Charles Spurgeon. Amin. Gbu