KINGDOM MESSAGE MENDENGAR SUARA TUHAN, TIDAK MENENTANGNYA Kisah Para Rasul 7:30 "Ketika genap empat puluh tahun, tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai dalam nyala api yang keluar dari semak duri." Dalam pembelaannya di hadapan Mahkamah Agama, Stefanus tidak sekadar mengulang sejarah Israel, melainkan menunjukkan pola sikap hati yang terus berulang: umat yang menolak suara Tuhan, meskipun Dia sudah berkali-kali menyatakan diri-Nya dengan cara yang penuh belas kasih dan kuasa. Salah satu titik penting dalam khotbah Stefanus adalah kisah Musa yang dipanggil Tuhan melalui semak yang menyala—momen sakral yang menandai awal dari pembebasan umat Israel. Namun, yang mengejutkan bukanlah bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya, melainkan bagaimana umat-Nya, kemudian, berulang kali menolak pemimpin yang telah Tuhan pilih, menolak hukum yang diberikan, bahkan berbalik kepada penyembahan berhala, meski mereka menyaksikan mukjizat secara langsung. Sikap menolak suara Tuhan ternyata bukan hanya masalah bangsa Israel kuno. Dalam laporan Barna Group tahun 2023, hanya sekitar 30% orang Kristen yang secara aktif membaca Alkitab setiap minggu, dan lebih sedikit lagi yang mengizinkan Firman itu mengubah keputusan hidup mereka. Ini menunjukkan bahwa banyak orang mengaku percaya, namun tidak sungguh-sungguh mendengarkan dan menaati suara Tuhan dalam hidup sehari-hari. Maka, pertanyaannya adalah: apakah kita hari ini benar-benar membuka hati untuk mendengar suara Tuhan, ataukah kita juga, seperti yang dikatakan Stefanus, "keras kepala dan tidak bersunat hati dan telinga," yang terus melawan Roh Kudus tanpa sadar? Mari kita belajar dari peringatan ini untuk tidak hanya mengagumi cara Tuhan berbicara, tetapi juga merespons-Nya dengan ketaatan dan kerendahan hati. Sebab, hanya hati yang tunduk yang akan mengalami kuasa-Nya secara penuh, dan hanya mereka yang mau taat yang akan dipakai Tuhan menjadi alat pembebasan bagi dunia yang terhilang. "Ketaatan dimulai dari pendengaran. Tuhan berbicara setiap hari—melalui firman-Nya, ciptaan-Nya, dan Roh-Nya." — Charles Stanley. Amin. Gbu