*Tentang ‘tingkat tertinggi sabar’.* وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ "Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar." QS. Ali 'Imran[3]:146 *menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H.* maksudnya, betapa banyak Nabi, “yang berperang bersama-sama pengikut-pengikutnya yang telah dididik oleh para nabi dengan keimanan dan amalan shalih, lalu mereka terbunuh, menderita luka, dan sebagainya. “Mereka tidak menjadi lemah karena bencana/ujian yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (terhadap ujian).” Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lemah dan tubuh mereka tidak lesu dan tidak pula mereka menyerah, artinya mereka tidak rapuh, akan tetapi mereka bersaabar, tegar, dan ikhlas/ridho. Oleh karena itu, Allah berfirman “Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” ‘*sabar itu tidak ada batas nya*, *dan tingkat tertinggi dari sabar, ia ikhlas, ia ridho,* *dengan apa yang ia hadapi*’. seperti ayat tadi, tetap tegar, tidak memperlihatkan ia lemah. ╰┈➤ ⓘ *Coretan'Hijrah* تا🌹 📚