π‡π’π£π«πšπ‘ π…π’π¬πšπ›π’π₯𝐒π₯π₯𝐚𝐑 πŸ‡΅πŸ‡Έ
π‡π’π£π«πšπ‘ π…π’π¬πšπ›π’π₯𝐒π₯π₯𝐚𝐑 πŸ‡΅πŸ‡Έ
June 6, 2025 at 03:27 PM
*✨HAJI TERTUNDA, TAPI SYURGA MENDEKAT ..* *β€œ Kisah Ulama Yang Menukar Perjalanan Ke Baitullah Dengan Air Mata Seorang Ibu ”* Pagi itu, mentari bersinar hangat dilangit Kufah. Para musafir mulai memenuhi jalan-jalan, menyusun barang, mempersiapkan tunggangan untuk perjalanan mulia menuju Mekkah. Diantara mereka, tampak seorang lelaki yang sederhana tapi penuh wibawa. *β€œAbdullah bin Mubarak”* ulama besar, ahli hadits dan sufi zuhud yang selalu rindu pada rumah Allah. Tahun itu, ia telah mempersiapkan segalanya untuk berhaji. Uang sudah cukup, bekal berlimpah, Keledai tunggangan terbaik sudah siap. Hatinya dipenuhi kerinduan untuk menginjakkan kaki ditanah haram, mencium hajar aswad dan bersujud didepan Ka'bah. Namun takdir Allah menuntunnya pada sebuah ujian cinta, bukan cinta dunia, tapi cinta sesama hamba-Nya. Ditengah lorong sempit kota Kufah, Abdullah melihat seorang wanita renta duduk dengan tubuh lemah, memegang seekor bangkai itik. Disekelilingnya, dua anak kecil meringkuk kelaparan. Abdullah mendekat, hatinya tercengang saat menyadari sang ibu hendak memasak bangkai itu untuk memberi makan anak-anaknya. _β€œWahai ibu, bukankah bangkai itu haram?”_ Tanyanya lembut. Wanita itu menangis. _β€œSudah tiga hari kami tak makan. Aku tahu ini tidak boleh... Tapi kami dalam keadaan darurat. Aku hanya ingin anak-anakku hidup.”_ Tiba-tiba dunia terasa hening... Abdullah bin Mubarak menatap keledainya, memandang bekalnya semua yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun untuk ibadah ke Mekkah. Tapi dihadapannya sekarang ada pemandangan yang lebih berat : β€œKelaparan, Tangisan dan Derita.” Dengan tangan gemeter, ia menyerahkan semua bekalnya. Makanan, uang, pakaian bahkan keledai tunggangannya, semua. Ia tak jadi pergi haji. Hari itu, ia hanya duduk disudut jalan... Tak punya apa-apa lagi. Kecuali β€œKetulusan.” ---- Berbulan-bulan kemudian, ia kembali ke negrinya. Tapi anehnya, orang-orang menyambutnya seperti jama'ah haji yang baru pulang. _β€œWahai Abdullah, selamat atas hajimu.”_ Seru mereka. Ia bingung. _β€œAku tak jadi berangkat,”_ jawabnya tenang. Mereka tercengang. _β€œTapu kami melihatmu di Mekkah! Kau membawakan air untuk kami, memberi kami makanan... Kami bersaksi engkau disana!”_ Abdullah diam. Malam itu, pada tidurnya ia bermimpi ... Ada suara yang menenagkan, lembut namun penuh wibawa : _β€œWahai Abdullah, karena engkau lebih memilih memberi makan hamba-hamba-Ku yang kelaparan, Aku utus Malaikat untuk menggantikanmu menunaikan haji. Dan Aku telah mencatat hajimu sebagai haji yang mabrur..”_ ------- Maa Syaa Allah .... Kadang, perjalanan menuju Allah bukan soal langkah kaki ... Tapi soal *β€œSejaih mana kita peduli dengan sesama.”* Haji memang Rukun Islam yang agung, tapi *memberi makan orang lapar* yang tak punya pilihan... Bisa menjadi *β€œJalan Pintas Menuju Ridho Allah.”* Saat kita rela menunda keinginan pribadi demi kebutuhan orang lain, disanalah letak *β€œ Makna Ibadah Yang Sesungguhnya. ”* ----- Wallahu A’lam Bish-showab Sumber : Kitab An-Nawadir karya Syeikh Syihabuddin al-Qulyubi. *Hijrah Fisabilillah πŸ‡΅πŸ‡Έ*
❀️ ❀ 😒 πŸ™ 🀍 πŸ‘ πŸ’š πŸ˜‚ 😘 31

Comments