INDONESIA BELA PALESTINA
May 17, 2025 at 12:46 AM
*PEMBANTAIAN BERLANJUT DI GAZA*
Serangan udara dan artileri Israel terus menghantam wilayah Gaza, meninggalkan jejak kehancuran dan korban jiwa. Di Beit Lahiya, tiga warga syahid dan beberapa lainnya luka-luka akibat serangan ke sebuah rumah di lingkungan As-Salatin, sementara enam syahid tercatat di kamp Jabalia setelah rumah di Jalan Al-Ajaramah dibombardir. Pengeboman juga menyasar tenda pengungsi di lingkungan Al-Amal, Khan Younis, menewaskan satu orang, serta rumah-rumah di wilayah Al-Fakhoura dan Tel Al-Zaatar, menyebabkan korban jiwa dan luka. Total, sumber medis melaporkan 250 syahid dalam dua hari, dengan 115 di antaranya sejak Jumat pagi, termasuk 103 syahid dan lebih dari 200 korban luka dalam pembantaian yang terjadi sepanjang hari itu.
*PENGUNGSIAN MASSAL DI TENGAH TEROR*
Ratusan warga Palestina terpaksa mengungsi dari Beit Lahiya akibat pengeboman intensif Israel yang tak henti-hentinya. Pasukan pendudukan menyerbu wilayah barat kota tersebut, melakukan operasi pengrusakan, dan mengepung pusat-pusat penampungan. Di tempat lain, serangan artileri menargetkan Al-Qarara, timur laut Khan Younis, dan wilayah timur Deir Al-Balah, memperparah krisis kemanusiaan. Organisasi Migrasi Internasional mencatat lebih dari 19.000 orang terpaksa mengungsi lagi sejak Kamis siang, tanpa tempat aman untuk berlindung.
*KEKERASAN PEMUKIM DI TEPI BARAT*
Di Tepi Barat, kekerasan pemukim Israel meningkat dengan dukungan pasukan pendudukan. Di Bruqin, barat Salfit, buldoser Israel meratakan tanah, sementara pemukim membakar mobil-mobil warga Palestina, bendera nasional, dan menyanyikan lagu-lagu provokatif. Tiga aktivis solidaritas asing terluka akibat serangan pemukim di Susya, Masafer Yatta. Pasukan Israel juga menyerbu Beit Hanina, utara Yerusalem, serta Sa’ir, utara Hebron, dan menangkap seluruh anggota keluarga pelaku operasi di Yerusalem, mencerminkan eskalasi represi terhadap warga Palestina.
*KRISIS KESEHATAN YANG MENGENASKAN*
Sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total. Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melaporkan ruang operasi penuh, dengan operasi bedah otak, saraf, dan dada terhenti akibat kekurangan obat dan peralatan. Sebagian besar pasien tiba dengan luka amputasi atau luka bakar parah, namun tim medis tak berdaya karena ambulans pun menjadi sasaran serangan. Direktur rumah sakit lapangan Gaza menyebut situasi kesehatan “sangat sulit,” dengan 60% obat dan 80% peralatan medis hilang, sementara pendudukan menghancurkan jaringan air dan sanitasi, memaksa rumah sakit berhenti beroperasi.
*PERTAHANAN SIPIL DI UJUNG TANDUK*
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza menggambarkan situasi sebagai bencana yang tak terkendali. Tim mereka kewalahan menangani panggilan darurat, hanya mampu mengevakuasi lebih dari 50 syahid dari rumah-rumah yang dibombardir dalam sehari. Banyak warga masih terjebak di bawah reruntuhan, namun 85% kapasitas pertahanan sipil telah hancur sejak perang dimulai. Pendudukan menargetkan siapa saja yang bergerak di utara Gaza, menculik warga dari pusat penampungan, dan melakukan pembunuhan sistematis di seluruh wilayah, meninggalkan tim dengan kesulitan besar untuk menjalankan tugas.
*TAWANAN DAN KEGAGALAN STRATEGI ISRAEL*
Badan Keluarga Tawanan Israel di Gaza memperingatkan bahwa Israel hampir kehilangan peluang untuk memulangkan tawanan, terjebak dalam “lumpur Gaza” akibat kegagalan politik. Mereka menyerukan kepada Netanyahu dan Trump untuk segera bertindak karena waktu semakin kritis. Sementara itu, mantan kepala Mossad, Ephraim Halevy, mengecam Israel karena tidak memprioritaskan tawanan, dan pejabat militer senior menyatakan bahwa pertempuran di Gaza telah dimenangkan, namun pencapaian militer gagal diterjemahkan ke ranah politik, mengisolasi Israel secara internasional, terutama oleh AS.
*KECAMAN DUNIA ATAS KEJAHATAN ISRAEL*
Komunitas internasional semakin lantang mengutuk agresi Israel. Komisaris PBB untuk Hak Asasi Manusia menyebut penghentian bantuan ke Gaza sebagai upaya mengubah demografi secara permanen, dengan layanan medis di ambang kehancuran dan kelaparan yang memburuk. Direktur Kantor PBB untuk Hak Asasi Manusia di Palestina menuduh Israel melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pembersihan etnis dengan menggunakan senjata terlarang. Pemimpin Spanyol, Norwegia, dan lainnya menyerukan penghentian pengeboman warga sipil dan mengutuk kekerasan pemukim di Tepi Barat, sementara Program Pangan Dunia melaporkan pasar Gaza kosong dan bantuan untuk sejuta orang terhambat di perbatasan.
*SERUAN HAMAS DAN SOLIDARITAS GLOBAL*
Hamas mengecam serangan pemukim di Salfit dan Nablus sebagai eskalasi berbahaya, menyerukan perlawanan rakyat untuk menghadapi rencana pendudukan mencuri tanah dan mengusir warga. Mereka mengapresiasi sikap Spanyol, Norwegia, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, dan Slovenia yang mengutuk bencana kemanusiaan di Gaza dan kekerasan di Tepi Barat. Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol menggalang dukungan di PBB untuk mengakhiri blokade Gaza, dan Jewish Insider melaporkan kekhawatiran anggota parlemen AS atas kekurangan makanan dan bantuan di Gaza, menandakan tekanan global yang kian meningkat terhadap Israel.
(Aljazeera-1, 17/5/25)
😢
❤️
🙏
😂
😮
👍
62