INDONESIA BELA PALESTINA
May 26, 2025 at 11:15 PM
*SERANGAN ISRAEL KIAN BRUTAL DI GAZA*
Situasi di Jalur Gaza semakin mencekam akibat serangan Israel yang terus berlanjut. Tentara Israel melakukan operasi pengrusakan bangunan di kota Qarara, timur laut Khan Younis, serta melancarkan serangan udara ke berbagai wilayah, termasuk lingkungan Al-Karama dan Al-Zaytoun di Kota Gaza. Serangan ke sekolah Fahmi Al-Jarjawi di lingkungan Al-Daraj, yang menampung pengungsi, menyebabkan 30 kematian, sementara serangan ke rumah keluarga Abd Rabbo di Jabalia Al-Balad menewaskan 19 orang. Total, 81 syahid dilaporkan akibat serangan udara sejak fajar, dengan korban luka terus bertambah akibat serangan drone di wilayah seperti Al-Mawasi dan Al-Amal di Khan Younis. Rumah Sakit Al-Awda di Tel Al-Zaatar juga rusak akibat ledakan robot oleh pasukan Israel, melukai staf medis.
*PENYERBUAN MASJID AL-AQSA MEMICU KECAMAN*
Masjid Al-Aqsa menjadi sasaran serbuan berulang oleh pemukim Israel dengan perlindungan pasukan pendudukan. Lebih dari 1.427 pemukim ekstremis dilaporkan menyerbu halaman masjid sejak pagi hari, bersamaan dengan peringatan Israel atas hari pendudukan Yerusalem. Anggota Knesset dari Partai Likud, Amit Halevi, dan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, turut terlibat dalam penyerbuan, yang dikecam keras oleh Kementerian Luar Negeri Yordania dan Hamas sebagai pelanggaran kesucian masjid serta upaya Yudaisasi. Ben Gvir bahkan berdoa di lokasi untuk kemenangan Israel dan kesuksesan kepala Shin Bet yang baru.
*KRISIS KEMANUSIAAN MENGGUNCANG GAZA*
Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Direktur rumah sakit lapangan Gaza melaporkan bahwa setiap hari semakin buruk karena penargetan Israel terhadap warga sipil, dengan pasien menumpuk di rumah sakit yang kekurangan pasokan medis. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa anak-anak yang terluka tiba dalam kondisi kelaparan, sementara rumah sakit yang tersisa berjuang dengan sumber daya terbatas. PBB memperingatkan bahwa aliran bantuan yang terbatas tidak akan menghentikan ancaman kelaparan, dengan kebutuhan minimal 500-600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Kementerian Dalam Negeri Gaza menolak mekanisme Israel untuk mengontrol distribusi bantuan, menyebutnya sebagai upaya untuk melaksanakan rencana pemindahan penduduk.
*HAMAS DAN PERLAWANAN TERUS BERLANJUT*
Hamas mengecam keras Israel atas pembantaian warga sipil, termasuk serangan ke sekolah dan rumah keluarga yang menyebabkan puluhan syahid. Mereka menuduh Israel menerapkan kebijakan bumi hangus untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya dan menyesalkan sikap pemerintah Arab dan Islam yang hanya memberikan kecaman verbal. Brigade Qassam dan Saraya Al-Quds melaporkan serangan terhadap pasukan Israel, termasuk menargetkan tank Merkava dan pasukan Zionis di lingkungan Al-Shujaiya dengan peluru anti-personel dan mortir. Hamas juga menolak narasi Israel yang menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan sembilan anak dari keluarga Al-Najjar, menyebutnya sebagai upaya penyesatan.
*TEKANAN INTERNASIONAL DAN KECAMAN GLOBAL*
Tekanan internasional terhadap Israel meningkat seiring memburuknya situasi di Gaza. Menteri Luar Negeri Jerman menyatakan situasi di Gaza tidak dapat diterima, menyerukan gencatan senjata segera dan solusi dua negara, sementara Spanyol menegaskan komitmennya terhadap solusi dua negara dan menolak pengusiran warga Palestina. Perdana Menteri Skotlandia menyebut penderitaan di Gaza tak terbayangkan, menyerukan tekanan berkelanjutan untuk memastikan aliran bantuan dan menghentikan pertempuran. Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa legitimasi internasional untuk operasi Israel di Gaza telah berakhir, dengan risiko isolasi politik dan terdapat sanksi ekonomi jika perang berlanjut.
*TUNTUTAN PEMBEBASAN SANDERA DAN NEGOSIASI YANG MACET*
Kelompok keluarga sandera Israel memperingatkan bahwa tekanan militer membahayakan nyawa 58 sandera yang masih berada di terowongan Hamas, menyerukan penghentian operasi yang membahayakan mereka. Benny Gantz menekankan bahwa memulangkan semua sandera melalui kesepakatan penuh adalah prioritas, meskipun menyakitkan, dan menyebut keberadaan sandera sebagai kegagalan pemerintahan Netanyahu. Sementara itu, Yair Golan mengkritik Netanyahu karena menggunakan perang untuk kepentingan politik dan menyerang institusi negara. Negosiasi gencatan senjata terhambat, dengan Hamas menuntut jaminan nyata dari AS untuk mengakhiri perang, sementara Israel menolak proposal Hamas untuk gencatan senjata 70 hari dan pembebasan 10 sandera.
(Aljazeera, 27/5/25)
😢
❤️
🙏
👍
😂
88