INDONESIA BELA PALESTINA
May 27, 2025 at 10:51 PM
*KEKERASAN MEMATIKAN DI GAZA*
Serangan Israel di Gaza terus memakan korban jiwa. Menurut Al Jazeera, dua warga tewas di Jabalia Al-Balad akibat pengeboman rumah, satu orang meninggal di Khan Younis, dan enam lainnya tewas sejak fajar. Serangan udara menargetkan masjid di Al-Tuffah, tenda-tenda pengungsi di Khan Younis, dan kamp Al-Shati, menyebabkan banyak korban luka. Helikopter Israel menyerang lingkungan Al-Shujaiya, sementara operasi penghancuran gedung tempat tinggal terjadi di wilayah yang sama. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 13 warga tewas dalam serangan udara sejak fajar, dengan total korban sejak 7 Oktober 2023 mencapai 54.056 tewas dan 123.129 luka. Dalam 24 jam terakhir, 79 warga tewas dan 163 terluka tiba di rumah sakit.
*PENGGEREBEKAN DAN PENAHANAN DI TEPI BARAT*
Tentara Israel meningkatkan operasi penggerebekan di Tepi Barat, menimbulkan kekerasan dan penahanan. Al Jazeera melaporkan seorang anak terluka akibat peluru karet di Qalqilya, sementara granat suara ditembakkan ke warga dan jurnalis di Nablus. Tentara menyita uang dan dokumen dari toko penukaran mata uang di berbagai kota, menahan warga termasuk anak-anak dan wanita di Hebron, Nablus, dan Jenin. Pemukim menyerang desa Al-Mughayyir, membakar lahan pertanian dan kendaraan, serta menyerang para jurnalis. Bulan Sabit Merah Palestina mencatat tujuh warga terluka di Nablus, satu di antaranya kritis, dan seorang pemuda tewas akibat luka tembak. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sembilan warga terluka dalam penggerebekan serupa.
*KRISIS BANTUAN DAN KELAPARAN*
Distribusi bantuan di Gaza menghadapi kekacauan dan kekerasan. Yedioth Ahronoth dan Channel 12 Israel melaporkan situs distribusi bantuan di Rafah hancur akibat kerumunan besar, dengan pagar dicabut dan peralatan disita warga. Tentara Israel menembaki warga di dekat titik bantuan, menyebabkan tiga tewas dan 46 luka. Hamas mengecam mekanisme bantuan sebagai jebakan yang membahayakan warga, menuduh Israel menggunakan bantuan untuk kontrol keamanan dan agenda politik. Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutnya kejahatan perang, menuntut komisi investigasi internasional dan pembukaan penyeberangan tanpa batas. PBB Special Rapporteur untuk Hak Perumahan Layak menyebut distribusi bantuan sebagai “kejahatan Amerika-Israel” yang mempermalukan warga Palestina.
*KRISIS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN*
Sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran. Dokter bedah Inggris sukarelawan melaporkan banyak pasien menderita malnutrisi, dengan sistem perawatan kesehatan menghadapi krisis besar akibat kekurangan sumber daya. UNRWA mencatat lebih dari 40% pasokan medis dasar tidak tersedia. Sementara itu, Pemerintah Kota Gaza melaporkan penumpukan 250.000 ton sampah, memperburuk bencana kesehatan dan lingkungan karena kekurangan alat, bahan bakar, dan larangan Israel terhadap tim pengumpul sampah. Bulan Sabit Merah Palestina juga melaporkan tim ambulans diserang dan ditargetkan oleh tentara Israel di Nablus, membahayakan keselamatan petugas medis.
*NEGOSIASI TAWANAN DAN KETEGANGAN POLITIK*
Negosiasi tawanan di Gaza menunjukkan sedikit kemajuan. Yedioth Ahronoth melaporkan kemungkinan kemajuan dalam beberapa hari, tetapi Channel 13 Israel menyatakan belum ada terobosan. Keluarga tawanan mengkritik Menteri Ekonomi Israel atas pernyataan yang dianggap mengorbankan nyawa tawanan, menuntut pemecatan Ron Dermer dari tim negosiasi. Ha’aretz mencatat 1.200 personel militer Israel menandatangani surat terbuka menuntut penghentian perang politik dan pembebasan tawanan tanpa penundaan. Presiden Israel menyatakan konsensus publik untuk pembebasan tawanan, menyebut situasi saat ini sebagai titik kritis nasional. Sementara itu, orang tua tawanan menuduh PM Netanyahu mempermainkan nyawa anak-anak mereka.
*KECAMAN INTERNASIONAL TERHADAP ISRAEL*
Komunitas internasional semakin vokal mengecam tindakan Israel. Menteri Luar Negeri Belgia menyebut blokade kemanusiaan sebagai kejahatan perang, mengusulkan sanksi terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Jerman menolak dukungan paksa untuk Israel, menyerukan akses bantuan ke Gaza. Kanslir Jerman menyatakan intensifikasi militer Israel tidak perlu, sementara Menteri Luar Negeri Swedia menegaskan situasi kemanusiaan di Gaza adalah yang terburuk sejak perang dimulai. Menteri Luar Negeri Inggris menyebut penghalangan bantuan melanggar hukum internasional, mengancam tindakan nyata jika Israel tidak mengubah sikap. Menteri Luar Negeri Norwegia mengkritik militerisasi bantuan, menyerukan akses tanpa batas untuk organisasi kemanusiaan.
*PERLAWANAN PALESTINA DAN TUDUHAN GENOSIDA*
Hamas menyerukan gerakan global untuk menghentikan “genosida dan kelaparan” di Gaza, mengecam penggerebekan Israel di Tepi Barat sebagai perang terbuka terhadap rakyat Palestina. Mereka menuduh Israel menjalankan rencana kolonial untuk aneksasi dan pengusiran, menolak mekanisme bantuan baru sebagai upaya mengendalikan Gaza. Faksi Perlawanan Palestina menyebut distribusi bantuan melalui perusahaan keamanan Amerika sebagai penghinaan, bertujuan mengosongkan Gaza utara dan tengah. Kataib Al-Qassam melaporkan serangan terhadap 10 tentara Israel di Beit Lahia, menyebabkan kematian dan luka. Komisioner Jenderal UNRWA mengecam tuduhan tak berdasar Israel terhadap netralitas UNRWA, yang membahayakan staf dan reputasi agensi.
*PENGUNGSIAN DAN KEHILANGAN*
Organisasi Internasional untuk Migrasi melaporkan sekitar 180.000 warga Gaza mengungsi secara paksa antara 15 hingga 25 Mei akibat operasi Israel. Pusat Palestina untuk Orang Hilang dan Dilakukan Secara Paksa menyebut beberapa warga hilang setelah menuju titik distribusi bantuan Amerika, menuntut Israel bertanggung jawab atas nasib mereka. Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB menyatakan banyak keluarga di Gaza telah mengungsi lebih dari 12 kali, dengan kondisi hidup yang memburuk dengan cepat. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB menyerukan pembukaan semua penyeberangan untuk bantuan kemanusiaan tanpa penundaan, menyebut situasi di Gaza sangat memilukan.
*KRITIK INTERNAL ISRAEL*
Di dalam Israel, kritik terhadap perang semakin keras. Rabi Moshe Lechtenstein dari Yisrael Hayom menyatakan perang di Gaza telah kehilangan tujuan, membahayakan tentara, dan menyerukan fokus pada pembebasan tawanan. Ha’aretz melaporkan tentara Israel tidak siap mendistribusikan bantuan, bahkan berencana mengarahkan warga Gaza dengan tembakan. Channel 12 Israel mencatat protes ibu-ibu tentara di Knesset menentang kelanjutan perang, sementara Netanyahu menolak bertemu keluarga tawanan pada peringatan 600 hari perang. Zuim Partai Israel Beitna menyalahkan pemerintah atas kekacauan distribusi bantuan, menyebutnya akibat kepemimpinan yang gagal.
*HUKUMAN DAN DAMPAK EKONOMI*
Hukuman berat diberikan kepada dua warga Palestina di Tepi Barat. Menurut Al Jazeera, Mohammad Al-Shantir dijatuhi hukuman seumur hidup dan Saqr Al-Shantir 50 tahun penjara atas tuduhan penembakan terhadap pemukim di Hebron. Sementara itu, Gubernur Bank Israel memperingatkan bahwa enam bulan lagi perang di Gaza dapat mengurangi PDB sebesar setengah poin persentase dan meningkatkan rasio utang terhadap PDB menjadi 71%, menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan dari konflik berkepanjangan.
(Aljazeera, 28/5/25)
😢
❤️
🙏
😂
😮
70