
ENERGIZER
June 13, 2025 at 02:26 AM
*Dunia Bergerak, Umat Harus Bangkit: Palestina, Kepedulian, dan Jalan Perjuangan Sejati*
---
**Luka yang Mengguncang Nurani**
"Perang ini melukai seluruh tubuh saya."
Kalimat itu bukan datang dari seorang ulama atau aktivis kemanusiaan. Tapi dari Pep Guardiola, pelatih top Manchester City, saat menerima gelar doktor kehormatan di University of Manchester pada 10 Juni 2025. Dengan suara bergetar, ia menambahkan, "Saya melihat anak-anak kecil terbunuh karena bom, dan saya takut anak-anak di sini pun akan melihat hal yang sama." Pidatonya tidak hanya menggugah stadion, tapi mengguncang nurani dunia.
Sementara itu, kapal *Madleen* yang membawa para aktivis kemanusiaan, termasuk Greta Thunberg, dicegat oleh pasukan Zionis saat mencoba menembus blokade Gaza. Di daratan, ribuan orang melakukan *Global March to Gaza*, konvoi berjalan kaki yang luar biasa dari berbagai negara menuju Rafah, Mesir. Mereka datang bukan karena mereka Muslim. Mereka datang karena mereka manusia.
Lalu, di manakah posisi kita, umat Islam, yang katanya satu tubuh jika satu bagian terluka?
---
**Palestina: Bukan Sekadar Konflik, Tapi Penjajahan**
Sudah lebih dari 75 tahun penjajahan atas tanah Palestina terus berlangsung. Gaza bukan hanya terkepung, tapi juga menjadi kuburan massal terbuka. Per Mei 2025, lebih dari 38.000 warga Palestina gugur, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal, hidup dalam tenda pengungsian.
Ini bukan konflik dua pihak seimbang. Ini adalah penjajahan, dan kita wajib menyebutnya demikian. Firman Allah SWT
_"Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah di antara laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak yang berdoa: 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya, dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.'" (QS. An-Nisa: 75)_
---
**Umat Sedunia Bergerak: Bukti Rasa Tak Bisa Diam**
Kapal Madleen adalah simbol. Ribuan peserta *Soumoud Convoy* yang berjalan darat dari Tunisia menuju Gaza adalah simbol. Pep Guardiola, aktivis barat, dan puluhan negara yang melakukan aksi protes global, semua adalah simbol bahwa manusia masih punya hati.
Tapi kita lebih dari sekadar manusia. Kita Muslim.
Jika mereka yang tidak bersyahadat bisa berjalan kaki ratusan kilometer demi Palestina, mengapa kita hanya duduk menggerutu di media sosial?
---
**Dukungan Tak Harus Sama, Tapi Harus Nyata**
Tidak semua dari kita bisa pergi ke Gaza. Tapi semua dari kita bisa berbuat.
1. **Boikot Produk Penjajah**
Memutus aliran dana ke entitas yang mendukung Israel bukan sekadar reaksi emosional. Ini bentuk jihad ekonomi. Rasulullah ﷺ pun memboikot Bani Qainuqa’ ketika mereka mengkhianati perjanjian.
2. **Dakwah dan Edukasi**
Ajarkan kepada anak-anak kita siapa Al-Aqsha, siapa musuh Islam sebenarnya, dan mengapa kita harus peduli. Jangan biarkan narasi penjajah mengaburkan identitas kita.
3. **Aksi dan Donasi**
Bantu lembaga terpercaya. Hadiri aksi damai. Tunjukkan bahwa umat ini tidak mati rasa.
4. **Doa dan Duka yang Menggerakkan**
Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang tidak mempedulikan urusan kaum Muslimin, maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al-Hakim)
---
**Palestina Butuh Lebih dari Simpati: Butuh Khilafah dan Jihad Hakiki**
Kita bersyukur atas kesadaran global. Tapi jangan lupa, Gaza tidak akan terbebas hanya dengan poster dan pidato. Ia butuh kekuatan nyata. Butuh pasukan. Butuh pemimpin yang berani menantang dunia demi Allah.
Dan itu hanya bisa lahir dari sistem Islam—Khilafah—yang memobilisasi kekuatan umat untuk menolong yang lemah. Bukan PBB, bukan Liga Arab, bukan NATO.
Jihad dalam Islam bukan sembarangan mengangkat senjata. Ia adalah instrumen resmi negara Islam yang sah, untuk membela dan membebaskan. Inilah yang dilakukan Umar bin Khattab saat membebaskan Baitul Maqdis. Inilah yang dirindukan Gaza hari ini.
---
**Mengapa Kita Harus Konsisten?**
Hari ini kita menangis. Besok bisa jadi kita lupa. Tapi Gaza tak pernah punya jeda untuk berhenti menderita.
Jangan jadikan Palestina sekadar tren musiman. Jadikan ia kompas yang mengarahkan perjuangan kita. Karena dukungan yang sesungguhnya adalah konsistensi.
---
**Penutup: Renungan untuk Diri dan Umat**
Pep Guardiola berkata, “Saya bukan pemadam kebakaran. Tapi jika saya hanya punya satu tetes air, saya akan tetap siramkan itu ke kobaran api.”
Mungkin kita merasa kecil. Tapi burung kecil di zaman Nabi Ibrahim pun tetap terbang membawa air untuk memadamkan api yang membakar kekasih Allah. Ia tahu airnya tak akan mampu memadamkan. Tapi ia ingin menunjukkan: **ia berpihak.**
Maka hari ini, dengan segala keterbatasan, tanyakan pada diri sendiri:
*_Apakah saya sudah berpihak? Atau saya justru diam, dan jadi bara bagi api itu sendiri?_*
---
*#freepalestine #bebaskanalaqsha #dukungdenganilmu #khilafahsolusiumat**
=============
🗒️ _Post Number : 470_
🔎 _Verifikator : Sanznuya El-Fatih_
❕ _Jika ditemukan kekeliruan, dipersilahkan tuk mengkoreksi lewat hubungi admin dan kirim artikel pembanding yg memiliki dalil lebih kuat._
💬 Bergabung di Grup WhatsApp untuk bertanya dan berpartisipasi silahkan klik link berikut : ⤵️
https://chat.whatsapp.com/CmCEHjSh1BcAcQfKDxoQr5