ENERGIZER
ENERGIZER
June 16, 2025 at 02:52 PM
Konflik Iran-Israel: Perang atau Panggung? Saatnya Umat Islam Berhenti Jadi Penonton > Oleh: Eki Almalik Admin TikTok Haki Surga --- Lu sadar nggak sih…? Dunia ini kayak nonton sinetron yang naskahnya ditulis sama tangan-tangan penjajah. Aktornya berganti, panggungnya pindah-pindah — kadang Gaza, kadang Suriah, kadang Yaman — tapi ceritanya itu-itu aja: umat Islam dijadikan korban, penguasa diam, dan dunia pura-pura peduli. Dan sekarang, giliran Iran dan Israel yang jadi headline. Drone beterbangan, rudal melesat, sirine meraung, dunia tegang. Tapi pertanyaannya bukan: “Siapa yang menang?” Yang lebih penting: “Ini perang sungguhan atau panggung pertunjukan?” --- Iran Menyerang Israel — Benarkah Ini Balas Dendam? Setelah serangan Israel ke konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah petinggi Garda Revolusi, Iran membalas. Ratusan rudal dan drone dikirim ke arah Israel. Dunia Islam bersorak. Seakan-akan… inilah pahlawan yang selama ini ditunggu-tunggu. Tapi mari jujur. Berapa kerusakan yang ditimbulkan? Berapa korban di pihak Israel? Berapa persen drone yang benar-benar tembus? Dan yang lebih penting: apa langkah lanjutan dari Iran setelah itu? Jawabannya: tidak banyak. Bahkan bisa dibilang, serangan itu hanya jadi "jawaban simbolik" — bukan niat untuk membebaskan Palestina, tapi sekadar jaga wibawa politik Iran di mata rakyatnya dan dunia. --- Apakah Kita Sedang Dibohongi? Gua jadi teringat satu pelajaran penting dari buku Kayfa Hudimat al-Khilafah — karya Hizbut Tahrir yang membongkar bagaimana Khilafah Utsmaniyah dijatuhkan. Dalam buku itu dijelasin bahwa penjajah Barat, terutama Inggris dan Prancis waktu itu, membagi-bagi wilayah umat Islam dan memasang penguasa boneka. Mereka tahu, kalau umat Islam disatukan oleh satu pemimpin, satu panji, satu negara — itu ancaman nyata. Maka dibuatlah banyak “negara-negara nasionalis”, lengkap dengan konfliknya masing-masing. Termasuk konflik Iran–Israel. Barat butuh konflik ini tetap hidup, agar: Israel tetap relevan dan didanai Iran tetap berperan sebagai "musuh yang terkontrol" Dan umat Islam… terus bingung, marah, tapi nggak pernah sadar --- Perang Tapi Tak Ada Tujuan? Kalau kita serius nanya: “Apakah Iran ingin membebaskan Masjid Al-Aqsha?” “Apakah tujuan akhirnya adalah menyingkirkan Israel dari Palestina?” Jawabannya: tidak. Karena kalau itu tujuannya, Iran tentu akan kerahkan semua kekuatan terbaiknya. Tapi kenyataannya, mereka mengatur serangan dengan koordinasi yang sangat hati-hati agar tidak memicu perang besar. Mereka tahu, ini bukan perang ideologis. Ini adalah panggung politik. Dan sayangnya, banyak umat Islam yang lagi-lagi terseret emosi, bukan menganalisis dengan akal dan iman. --- Dimana Penguasa Muslim? Diam atau Satu Barisan? Lu perhatiin nggak, bro? Saat Israel dibombardir rudal, negara-negara Arab justru ngerasa cemas. Bahkan beberapa malah bantu Israel nangkis serangan (secara diam-diam atau terang-terangan). Saudi? Masih sibuk G20. Turki? Masih berdiplomasi dua kaki. Mesir? Tutup mata. Indonesia? Kecam doang. Semua ini menunjukkan: kita nggak punya satu pun pemimpin yang layak disebut “pembela umat”. Yang ada cuma rezim-rezim pengecut yang takut kehilangan kursi, takut dicap ekstremis, dan lebih cinta dunia daripada akhirat. --- Saatnya Berhenti Jadi Penonton Gua percaya, banyak di antara kita yang udah mulai sadar. Bahwa solusi bukan lagi cuma demo, boikot, atau donasi. Karena realitanya: Umat Islam butuh pelindung. Butuh pemimpin. Butuh sistem. Dan itu semua nggak bisa dikasih oleh demokrasi, kapitalisme, apalagi PBB. Satu-satunya sistem yang mampu mengembalikan kehormatan umat ini adalah Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah — yang dulu pernah menyatukan negeri-negeri Islam dari Maroko sampai Tiongkok, dari Samudra Hindia sampai Andalusia. --- Ini Bukan Mimpi. Ini Jalan Sejarah. Syaikh ‘Atha bin Khalil (Amir Hizbut Tahrir) pernah bilang: > “Setiap peristiwa global hari ini adalah kelanjutan dari skenario lama para penjajah. Tapi di sela-sela itu, Allah menyiapkan umat ini untuk kebangkitan yang hakiki.” Kita bukan sedang bicara angan-angan. Ini bukan utopia. Ini sejarah yang siap terulang. Dan lu, gua, kita semua — bisa jadi bagian dari sejarah itu. Dengan menyuarakan kebenaran. Dengan mendidik diri dan masyarakat akan politik Islam. Dengan berhenti percaya pada panggung politik palsu. Dan dengan memperjuangkan satu-satunya sistem yang diridai Allah: Islam kaffah dalam naungan Khilafah. --- Penutup Umat ini udah terlalu lama jadi korban. Terlalu lama ditipu. Terlalu lama dijauhkan dari solusi sejati. Dan sekarang, ketika dunia berada di ujung ledakan, ketika konflik terus berkecamuk, ketika Barat tak lagi punya solusi… Saatnya umat Islam berhenti jadi penonton. Saatnya kita kembali memegang naskah sejarah. Dan menulis bab baru, sebagai pemimpin dunia. --- > Allahu Akbar walillahil hamd. Haki Surga bersaksi, bahwa Islam bukan sekadar agama, tapi satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia dari panggung kepalsuan.
❤️ 🔥 🏴 14

Comments