
∑` ★ Fatmaj Gk Pake F
June 18, 2025 at 01:18 PM
You're not alone
RakaHima74
Humanoid au
Karakter tambahan hanya untuk melengkapi lore.
.
.
.
_Gemericik kobaran api dengan lembut menyapu malam, Phoenix Fire menatap layar tv dimana korban Flame Nova mendapatkan perawatan. Sulit percaya bahwa pemimpin departemennya selama ini adalah orang yang sama dengan yang melukai ratusan Cardbot dan membobol masuk kedalam ruang suci Deus Machina sebelum hendak mengambil Metal Breath._
_Tarikan lembut dilengan bajunya membuat Phoenix tersentak, dia menoleh dan segera meletakan helm keselamatannya dimeja dan mengelus rambut adiknya dengan lembut. "Tidak apa-apa, Blaze Luck. Tidak apa-apa. "_
_Ketakutannya selama ini prihal Flame Nova Benar-benar terjadi, orang yang menjadi mentornya di departemen telah melanggar sumpahnya sebagai seorang Star Guardian dan pemegang tiga medali penghargaan. Phoenix Fire terlalu terguncang, tapi adik-adiknya takut._
_" Kenapa Nova melakukan hal itu? " Tanya Blaze Luck gemetar, takut karena lelaki berusia awal dua puluhan itu disiarkan telah dilucuti dari senjatanya dan secara tidak terhormat diberhentikan sebagai Star Guardian._
_Pertanyaan Blaze Luck menghentikan pikiran Phoenix Fire yang memegang kendali logis, dia ingin bilang kalau dia juga ingin menuntut jawaban dari tindakan Flame Nova tapi sisi lain dirinya yang lebih menyayangi adiknya menang, dia menarik Blaze Luck kedalam pelukan erat yang hangat. Bibirnya merapal kalimat-kalimat lembut._
_Jauh dilubuk hatinya Phoenix Fire ingin marah pada Flame Nova, ingin sekali dia mendobrak pintu rumahnya dan langsung menuju ke penjara khusus yang memisah kompartemen Flame Nova menjadi beberapa bagian. Dia tidak ingin menuduh tanpa alasan, namun tindakan Flame Nova yang tiba-tiba sudah mengacaukan sistem departemen pemadan kebakaran dibawah pimpinan Flame Nova sendiri._
_isakan adiknya yang lain kembali menyadarkan Phoenix Fire. Phoenix Fire menoleh, mendapati adik laki-laki pertamanya yang masih belum lulus tingkatan pelajar terlalu takut untuk mendengarkan berita, bersembunyi dibalik pegangan tangga untuk kelantai atas mengintip apakah Phoenix Fire punya waktu untuknya juga._
_" Sun Ash, kemarilah." Phoenix Fire membuka pelukan, membiarkan Sun Ash maju dan menyelenap kedalam jaket pemadam kebakaran Phoenix Fire yang tebal. Adik-adiknya yang malang takut. Mereka cukup dekat dengan Flame Nova karena Phoenix Fire salah satu orang yang punya medali penghargaan. Bahkan dua._
_Flame Nova cukup mengetahui semua adik Phoenix Fire. Blaze Luck, Sun Ash, Lava Rush, Spark Fire. Bahkan Vulcano yang termuda._
_"kalian semua akan Baik-baik saja." Bisik Phoenix Fire, membiarkan rasa takut adiknya mencekik udara disekitarnya. Memperkuat rasa sedihnya sendiri._
_Spark Fire memeluk kaki Phoenix Fire, tangannya masih terlalu pendek agar mencapai lingkar tubuh Phoenix Fire, tapi dengan mudah mengantung di kaki Phoenix Fire seperti koala kecil yang dunia sekitarnya sudah terbakar habis._
_"aku disini Spark Fire, kakak disini." Phoenix Fire merasakan Spark Fire mencekik kakinya dengan kekuatan yang akan membuatnya bangga pada anak perempuan itu dilain waktu, tapi dia sedikit khawatir begitu merasakan seseorang tersandung dan memeluknya dari belakang, bersandar seolah Phoenix Fire adalah cahaya yang menjadi jangkar hidup yang hangus._
_Lava Rush punya kondisi yang selalu membuat Phoenix Fire khawatir, adiknya yang lemah secara fisik dan mental secara mudah mengambil sebagian besar sisi protektif Phoenix Fire sebagai kakak. Lava Rush tidak pernah sekalipun mengeluh, bahkan saat Phoenix Fire melakukan kesalahan saat mengurusnya, Lava Rush akan terus mempercayainya._
_" Takut.. " Suara Lava Rush gemetar, nafas yang tidak stabil seperti aritmia yang akan kambuh jika tidak ditangani._
_Phoenix Fire merasa sangat bersalah, dia terlalu baik dalam pekerjaannya. Sampai-sampai koleganya mengetahui keluarganya luar dalam dan sekarang adik-adiknya merasa terancam. Ini salahnya. Dan dia tidak tahu bagaimana cara bertanggung jawab atas trauma mental yang tidak sengaja dia buat._
_"maafkan aku, Lava Rush. Kakak tidak akan kemana-mana. "_
_dia harap Mega Ambler tidak keluar dari Departemen gawat darurat, dia ingin seseorang untuk dipeluk juga. Cintanya pada adik-adiknya sama sekali tidak berkurang, tetapi dia lelah. Dia butuh tempat bersandar juga._
_Phoenix selalu melambangkan harapan yang muncul dari sisa kematian. Dan Phoenix Fire berharap dia belum mencapai batasnya._
_tangisan keras Vulcano yang tertekan membuat Blaze Luck terkejut dan segera berlari kelantai atas, Phoenix merasakan dingin dari bekas dia memeluk adik-adiknya. Spark Fire yang masih terisak membuat hatinya terpelintir._
_Phoenix Fire tidak tega membiarkan semua posisi yang tidak nyaman ini, dengan lembut membimbing Spark Fire, Sun Ash, dan Lava rush untuk duduk disofa dan menunggu Blaze Luck kembali dari lantai atas bersama Vulcano yang menangis. Anak tiga tahun itu merengek dan Blaze Luck mengayun lembut sikecil dalam buaian lengannya._
_Phoenix Fire dan Blaze Luck duduk disofa besar, Blaze Luck duduk lebih dekat dengan pegangan sofa agar dia bisa mengistirahatkan lengannya dan membiarkan Vulcani bersandar dengan nyaman, Phoenix Fire duduk disebelah Blaze Luck, Spark Fire duduk di salah satu pahanya dan Lava Rush bersandar didalam pelukan Phoenix Fire sementara Sun Ash berbaring disofa dengan kepalanya dipaha Phoenix Fire yang lain, membiarkan Lava Rush lebih hangat dengan keberadaan dua kakaknya yang lebih tua._
_" Aku tidak akan membiarkan dia menyentuh kalian jika dia berusaha untuk menyakiti kalian, kalian aman." Phoenix Fire bersumpah dia adalah Phoenix. Seekor burung yang berkobar dengan api pensucian._
_tapi bukannya Phoenix, dia justru menjadi icarus yang terlalu dekat dengan Flame Nova sang matahari. Bulu-bulunya yang berharga gugur mengiringi kejatuhannya yang megah._
.
.
.
Satu-satunya kesempatan hidupnya menjadi sempurna adalah ketika dia baru memasuki departemen pemadam kebakaran. Setiap hari semua saudaranya menyambutnya pulang, jika beruntung orang tuanya akan disana, tersenyum dan memeluknya sembari mengucap betapa bangga mereka memiliki putra sebaik dan bertanggungjawab seperti dirinya.
Di _Medical Center_ departemen gawat darurat ada Mega Ambler, kehadiran Mega Ambler selalu dia apresiasi. Tangan sejuk dan aroma sintetik secara tidak langsung menempatkan dirinya pada sebuah sugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Dia tidak ingat kapan semuanya berubah, dia memiliki saudaranya namun tidak dengan Mega Ambler yang menjadi tempatnya bersandar. Dia punya Mega Ambler dan sekarang saudaranya berada diantara galaksi dan bintang, dia kehilangan tempatnya menumpahkan kasih sayang.
" Aku tidak percaya orang tuamu memberi nama anak mereka dengan tema api. " Mega Ambler menghela nafas, bingung dengan prinsip orang tua Phoenix Fire. Setidaknya didikan orang tua Phoenix Fire benar-benar menghasilkan anak yang hebat.
Sebagai contoh, Mega Ambler ingat Blaze Luck adalah tutor untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dengan sabar menyayomi dan mendidik mereka yang membutuhkan. Spark Fire berhasil menjadi pemadam kebakaran dengan devisi yang berbeda dengan Phoenix Fire. Sun Ash adalah presenter diacara lokal, hangat dan pandai berbicara tanpa terbata-bata selagi profesional. Musclehide mengenalnya. Lava Rush fotografer alam yang memenangkan penghargaan beberapa kali dengan katagori menghargai hal-hal kecil.
Phoenix Fire tertawa. " Tunggu sampai kau tahu kalau Vulcano menempa Cardbotnya sendiri. "
" Dia apa? " Mega Ambler menoleh, tercengang. Sebagian besar Cardbot yang ditempa tangan sendiri selalu langka dan punya harga tinggi. Sebagai contoh Wild Guardy punya pedang yang ditempa selama 3000 tahun dengan metal Machinasium murni. Ditempa secara turun temurun sampai Pedang itu memilih Wild Guardy untuk digunakan.
Dan secara gampang Phoenix Fire menyebutkan adiknya menempa Cardbotnya sendiri?
" Bohong ya? " Mega Ambler menyipitkan mata.
" Ah masa? " Phoenix Fire mengangkat alis main-main.
" Jangan bohong. " Jawab Mega Ambler.
" Mukanya berkerut tuh. " Shadow X yang terpaksa menyiram bagian atap garasi menyahut, tanpa mengeluh mengepel debu dari jejak kaki Wild Guardy dan Fleta Z —ia tidak akan mengaku kalau dia juga menyumbang sebagian besar jejak kaki debu disana— dan menyandarkan dagu digagang pel. " Awas nanti ditekel. "
Phoenix Fire merasa terhina. Menunjuk ke Shadow X. " Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan! "
Tampaknya tanpa sengaja Phoenix Fire menyenggol Mega Ambler yang secara tidak sengaja menyenggol cairan pembersih kaca hingga jatuh dari lantai dua.
" Astaga! Dexter! " Phoenix Fire meringis melihat pemuda pirang itu mandi dalam cairan pembersih kaca.
" Aku bahkan tidak perlu ikut percakapan kalian untuk terkena sialnya. " Dexter berdiri, berhati-hati agar gumpalan bulu yang mengeong bingung meminta perhatian terkejut ketika dia berdiri.
" Maaf Dexter! "
" Maafkan aku, kau baik-baik saja?"
Dexter melambaikan tangannya. Memberi isyarat dia baik baik saja. " Tidak ada yang masuk kemata, untungnya." Kucing-kucing kecil itu mengeong, mengikuti Dexter dengan canggung ketika pemuda pirang itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sebuah kesempatan tidak langsung bagi Dexter untuk segera memandikan anak kucing kecil bodoh yang akhirnya masuk kedalam kamarmandi.
" AKU MAU PACAAARRR! " Teriakan naas BlueCop tiba-tiba bergema.
Phoenix Fire menghela nafas lelah. " Sudah kubilanh pada BlueCop untuk tidak mengikuti permainan truth or dare Black Dan. "
" Sesuatu soal mengembangkan hubungan dalam tim, kita kehilangan BlueCop kita yang keren dan gagah. " Shadow X mengelap air mata palsu.
" Gagah ya? " Mega Ambler berdehem sejenak, teringat moment BlueCop terkena dislokasi bahu dan mengayunkannya seperti anak kecil. " Gagah ya? " Ucapnya lagi sesudah Flashback singkat.
Phoenix Fire hendak membuka mulut, namun terdiam ketika Flame Nova yang diawasi Heavy Iron dan BlastTrain berjalan keluar dari garasi.
Mata _aurora borealis_ Flame Nova bertemu _sapphire_ Phoenix Fire.
Mereka bertatapan, suasana hening sebelum Flame Nova bergerak dan pergi tanpa berkata apapun. Bahkan tidak ada kata-kata jahat yang menghina. Hanya tatapan datar dengan senyum tak terbaca kemudian pergi.
" Apa apaan orang itu. " Shadow X turun disebelah Mega Ambler, masih sedikit ngeri dengan apa yang ditinggalkan dari pertarungan terakhir.
Bekas artefak birunyang digunakan Flame Nova pada saat terakhirnya masih membekas, warna serah dari batu yang meningkatkan potensi energi dan kekuatan cardbot mengeluarkan warna biru cerah di leher Flame Nova.
Phoenix Fire sangat marah. Tapi dia lebih baik dari Flame Nova, dan dia tidak akan memulai pertarungan yang sudah selesai. Tak peduli seberapa benci dirinya dengan pengkhianatan Flame Nova. Dia lebih baik daripada itu.
" Kau sepertinya marah sekali pada Flame Nova. " Shadow X mencubit pipi Phoenix Fire, memecah ekspresi kesal menjadi ekspresi kesakitan dan Phoenix Fire meringis.
" Aduh, sakit! Jangan ditarik..! "
" Ih pipi om Phoenix tembem, udah tua padahal. " shadow x makin menarik pipi Phoenix Fire.
"Uwaa! Jangan ditarik! Nanti pipiku lepas! " Phoenix Fire menahan tangan Shadow X, sama sekali tidak berusaha menyakiti anak berumur 15 tahun itu.
" Ga sopan. " Mega Ambler mementung lembut kepala Shadow X dengan tangan, membuat ninja muda merengek dan berhenti mencubit pipi Phoenix Fire untuk memegangi kepalanya yang dipentung.
" Habisnya muka Phoenix Fire seram kalau marah! " Shadow X berusaha membela diri.
Mega Ambler menghela nafas. " Dia pasti ada alasan. "
" Ya.. " Phoenix Fire menatap punggung Flame Nova. " Flame Nova dan Blaze Luck nyaris bertunangan. "
" Mereka nyaris apa? " Mata mega Ambler melebar, bahkan dia tidak tahu yang ini.
" Sialan, kalau mau lore drop bilang dong! Syok berat nih! " Shadow X masih terlalu terkejut.
Mega Ambler maju kedepan Phoenix Fire yang terkekeh dan meminta maaf, menyadari dia tidak pernah membahas keluarganya.
" Phoenix. " Mega Ambler menarim nafas lembut.
Phoenix Fire bertanya-tanya apa yang akan salah.
Shadow X mencibir, memalingkan wajah ketika Mega Ambler hanya mengelus luka diwajah Phoenix Fire, dengan lembut menenangkan pemadam kebakaran yang telah Trauma dengan banyaknya hal buruk dan tekanan hidupnya.
" ADUH! AMBLER! PIPIKU MAU LEPAS! ADUHHH HUEEEEE!!! "
Shadow X langsung mengi karena tertawa lepas karena setelah sentuhan lembut tersebut. Mega Ambler langsung menarik keras pipi Phoenix fire.
.
.
.
" Sudah cukup, aku tidak mau melanjutkan ini! " BlueCop menangis, harga dirinya yang hancur. Dia ingin membantu Jun dengan Flame Nova! Tapi tidak! Jun menyuruhnya membangun hubungan yang baik dengan bermain permainan dimana dia akhirnya dipermalukan.
Wild Guardy disisi ruangan merasa lega, kali ini bukan dirinya yang berterial putus asa karana dare " Aku ingin pacar" Dari Fleta Z yang memenangkan permainan dengan senyim geli di wajahnya. Black Dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini selain terlibat dengan menjadi pemain lain yang menertawakan BlueCop yang terkena sial.
❤️
1