
Poster Faedah
June 12, 2025 at 12:25 AM
Faruq, mahasiswa semester akhir di sebuah perguruan tinggi di Surabaya, sempat berada di ambang selesai kuliah. Skripsinya tinggal menunggu revisi, dosen pembimbingnya pun sudah mengingatkan. Tapi, suatu malam, ia memilih berhenti. Bukan karena malas belajar, tapi karena menemukan opsi ekonomi yang tak biasa, menjadi penjaga Warung Madura milik saudaranya.
Sebelumnya Faruq pernah bekerja sebagai kurir aplikasi sambil kuliah, tujuannya untuk mencari uang makan dan bayar kos selama kuliah di Surabaya. Tapi ternyata ritmenya melelahkan, ngantar orderan dari pagi sampai malam, baru pulang kos menjelang subuh, lalu masuk kelas mengerjakan tugas sambil mata setengah terpejam. Bukan uang banyak yang didapat malah capek doang, hasilnya tak seberapa.
Lalu kesempatan-pun datang, Warung Madura dekat kampus membuka penjaga malam. Tawaran tinggal di dalam ruko, bebas biaya kos, serta gaji yang mengejutkan, siapa yang tidak mau. Dalam dua setengah bulan saja, hanya dari shift malam hingga pagi, Faruq bisa mengantongi uang 7 juta. Gajinya besar dan kerjanya ringan. Jaga warung, memastikan stok aman, dan hanya melayani pembeli saja. Dengan gaji sebanding, bahkan bisa melebihi UMR, Faruq akhirnya memutuskan berhenti menulis skripsi sementara. Pengalaman belajarnya mungkin bisa ditunda. Namun uang buat hidup bisa tetap stabil. Ia berpikir, ijazah S1 memang penting. Tapi saat itu gaji 7 juta dirasa lebih konkret dibanding ijazah yang belum juga selesai.
Setelah tekanan dari dosen dan keluarga, ia sempat kembali mengerjakan skripsi. Akhirnya lulus pada 2024. Tapi pilihan hidupnya tetap sama. Daripada cari kerja kantoran tak pasti, ia memilih bertahan di warung. Dengan keuntungannya, Faruq mulai belajar manajemen: mencatat stok, omzet, bahkan menyusun rencana membuka warung sendiri.
Berdasarkan laporan dari Harian Disway dan RCTI Plus, gaji penjaga Warung Madura bisa sangat kompetitif. Di Surabaya, omzet harian warung bisa mencapai 2–3 juta. Penjaga mereka diberi sistem titip dana 10% dari omzet disisihkan, sekitar 300 ribu per hari, yang diakumulasi mencapai 9 juta per bulan. Dari situ, dipotong biaya sewa (sekitar 834 ribu per bulan), sisa dibagi dua antara penjaga dan pemilik: masing-masing sekitar 4,08 juta per bulan. Di Surabaya, bahkan gaji bulanan bisa mencapai 6–7 juta per pasangan penjaga. Nilai ini cukup menggiurkan, terutama bagi pekerja non-kantoran. Meski muncul variasi, ada yang hanya dapat 1,5–2 juta, umumnya gaji bisa menembus UMR, terutama jika warung strategis dan omzet tinggi.
Alasan yang menjadikan banyak mahasiswa tertarik adalah, Kerjanya ringan, penghasilan memadai. Tidak perlu lembur, izin kuliah tetap bisa dijaga. Rumah tinggal tersedia. Banyak warung menyediakannya bagi penjaga, hal itu bisa mengeliminasi biaya kos. Modal untuk usaha mandiri. Sisanya bisa ditabung, dipakai untuk investasi atau modal usaha kecil. Dukungan komunitas. Suku Madura dikenal saling mendukung. Faruq mendapat ruang belajar dari saudara pendiri usaha, jaringan yang membantunya bertumbuh.
Bisa jadi pilihan Faruq bukan tindakan buang masa depan. Ia memposisikan dirinya dalam ekosistem yang realistis, cepat, jelas dampaknya, dan bernilai ekonomi nyata. Skripsi tidak hilang; hanya menunggu waktunya selesai. Uang tidak hilang, ia dipakai untuk kebutuhan hidup dan masa depan. Pilihan ini menunjukkan dinamika modern, gelar akademik tak selalu menjadi satu-satunya jalan kelancaran ekonomi. Bekerja di warung, asal dikelola serius dan punya kesempatan belajar, bisa jadi pondasi lebih kuat dibanding gelar yang lulus tanpa arah.
Perlu digaris bawahi, tidak semua orang punya akses dukungan seperti Faruq, warung keluarga, potensi waralaba, atau komunitas suku yang mendukung. Gaji tinggi pun sangat tergantung lokasi dan omzet warung. Bagi kamu yang sedang di bangku kuliah atau baru lulus, begini pesan pentingnya, jangan malu bekerja paruh waktu, membangun relasi, atau mencicipi dunia usaha. Gelar berguna, tapi jiwa mandiri dan pengalaman bertahan adalah aset yang sama berharganya.
---
#ceritabisnis
Disclaimer:
Tulisan ini merupakan ula