"Singgasana Palsu" Terkadang, ketika janji sudah terucap di pelaminan, ada yang berubah bukan karena cinta menghilang, tapi karena merasa telah menang. Duduk bak raja, sementara yang dulu disebut "permaisuri" berubah peran tanpa peringatan, dari pasangan jadi pelayan, dari teman bicara jadi tukang kerja. Bibirnya tak lagi dipuji, tapi disuruh diam. Tangannya tak lagi digenggam, hanya disuruh sibuk di dapur dan ranjang. Katanya pemimpin, tapi tak mampu memimpin dengan cinta. Katanya kepala rumah tangga, tapi hanya bisa menyuruh, tak bisa menjaga. Tak sadar, bahwa rumah bukan istana jika hatinya tidak dijaga. Tak paham, bahwa cinta bukan kuasa, tapi kerja sama. Banyak yang lupa, bahwa perempuan bukan dicipta untuk jadi hamba, tapi untuk disanding, dihargai, dan dimuliakan. Dan ketika yang disia-siakan memilih diam, itu bukan karena lemah… tapi karena sedang menyusun jalan keluar dari singgasana palsu yang hanya megah dari luar. Inspirasi Muslimah