
Rumah Bahasa Arab
June 21, 2025 at 11:52 AM
Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Awliya' (8/108) menyebutkan dengan sedikit penyesuaian bahwa Fudhail berkata:
“Tidak ada yang lebih indah menghiasi seseorang daripada kejujuran. Demi Allah 'Azza wa Jalla, Dia akan menanyai orang-orang yang jujur tentang kejujuran mereka—lalu bagaimana dengan para pendusta?!’
Lalu beliau pun menangis."
-----
Kejujuran adalah diantara sifat termulia yang dapat memperindah akhlak dan kehidupan seseorang. Sebagian orang menganggapnya lebih berharga dari harta, jabatan, dan pujian manusia.
Setelah berhias dengan kejujuran, perlu kita pahami bahwa orang yang telah jujur pun akan dihisab oleh Allah. Apakah kejujurannya benar-benar ikhlas, atau hanya sekedar mencari pujian manusia?
Kemudian jika yang jujur saja ditanyai, maka jelas orang yang berdusta akan mendapatkan pertanggungjawaban yang jauh lebih berat di hadapan Allah kelak.
"Kemudian beliau pun menangis"
Fudhail merasa takut dan gentar akan hisab Allah, bahkan atas amal baik seperti kejujuran. Ini menunjukkan kedalaman iman dan kesadaran diri akan tanggung jawab di akhirat.
Lalu sudahkah kita jujur dalam setiap amalan kita? Atau jangan-jangan kejujuran kita hanya karena ingin disebut bahwa fulan adalah seorang yang jujur?
Jika demikian, maka itulah jujur yang dusta. Jujur yang tidak karena Allah, tapi sekedar mencari pujian manusia.
#marimemberimanfaat
❤️
1