
Iseng-iseng Aja
6 subscribers
About Iseng-iseng Aja
Hola Amigos This channel is just for fun.. I just want to share anything that I want to share.. post on other social media it was like a little bit mmmm 😅 I don't want to think about the sound or effects or the caption or the type of letter styles that I have to use..
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

*Manusia: Ensiklopedia vs Alkitab* #Cerita di Meja Makan "Oma, ternyata kita nih asalnya dari kera, e." Terlontar ucapan polos itu dari mulut seorang gadis kecil kelas lima SD, di meja makan saat makan malam. Oma yang sedang menyendok nasi ke piringnya, langsung terkejut. Gadis kecil itu segera mengisahkan perjumpaannya dengan sebuah buku. Saat itu jam istirahat sekolah. Ia memutuskan berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaannya kecil, sesak dipenuhi murid-murid lain, dan ruang geraknya cukup terbatas. Tangan kecilnya menyusuri deretan rak, mencari buku yang menarik, sampai akhirnya berhenti tepat di sebuah buku ensiklopedia. Dengan rasa penasaran yang penuh, ia segera membuka halaman-halamannya. Ia langsung disambut teori Darwin tentang evolusi manusia. Secara bertahap menjelaskan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi, dengan ilustrasi yang menarik. Selesai mendengar cerita tersebut, tanpa menunda, Oma segera mengambil Alkitab dan mengisahkan kembali penciptaan manusia menurut Alkitab. Padahal Oma belum menyudahi makan malamnya. Gadis tersebut mengangguk-angguk sambil meneruskan makan malam. *** Gadis tersebut adalah saya. Hingga sekarang, kisah itu tak pernah saya lupakan. Masih terbayang wajah kera di ensiklopedia tersebut. Saya suka tertawa geli setiap kali mengingatnya kembali. _Atambua, 30 April 2025_

Pernah kalian bayangkan? Setiap kali kita membuka mata Setiap kali kaki melangkah ke luar Setiap kali kita memandang langit Awan terus mencatat yang hari ini, Mereka yang pertama kali menyambangi kehidupan Mereka yang enggan pergi dan terus berjuang Mereka yang rupanya sudah tidak sanggup lagi dan akhirnya pergi Setiap kali saya melihat langit, Mata saya menyorakkan kekaguman Tapi tetap saja, muram tidak hilang dari hati Seluruh tubuh seperti berdoa Bagi mereka yang berbahagia atas kesempatan kehidupan baru Bagi mereka yang berduka cita atas kepergian orang-orang terkasih


*Hal-hal yang Tak Lagi Ditanyakan* #Obrolan di Ujung Meja Makan Sore itu, saya baru saja melemaskan otot-otot yang tegang setelah duduk bekerja seharian. Meskipun lelah, meja makan tetap menjadi tempat pertama yang saya tuju setelah berganti pakaian. Ada Oma dan sepupu saya Ica. masing-masing duduk ujung meja. Tangan Oma yang sudah keriput tampak lincah memotong pepaya. Sembari itu, kami mengobrol tentang aktivitas saya hari ini. Ica, yang tadinya sibuk dengan sayurnya, tiba-tiba berhenti dan membuka ponselnya. Wajahnya tampak serius—seperti sedang membalas pesan penting. Tak lama kemudian, Ica memanggil saya dan bertanya, “Kak, warna kesukaan Kakak apa?” Suasana di meja makan pun menjadi ramai oleh pembahasan soal warna favorit—terutama bagaimana warna kesukaan kami berubah dari zaman sekolah hingga sekarang. “Saya suka hampir semua warna, tapi lebih senang yang cerah—seperti biru muda dan hijau muda,” jawab saya. “Tapi bukan berarti saya tidak suka warna-warna gelap juga.” Lalu saya balik bertanya, “Kalau Ica, dulu sukanya warna apa?” “Dulu waktu sekolah, saya suka warna hitam, warna-warna gelap gitu. Soalnya kelihatan keren. Tapi sekarang saya suka warna pink,” jawab Ica sambil tersenyum. Penjelasannya tidak bisa saya bantah—karena sekarang dia memang tampak ceria dengan segala hal yang berbau pink. Percakapan kami terus berlanjut. Saya sendiri tidak terlalu menyukai warna pink—bahkan bisa dibilang tidak suka. Tapi entah kenapa, dulu sepatu dan tas saya justru berwarna pink. Tiba-tiba Ica berkata, “Kak, mau tau tidak, kenapa saya tanya soal warna kesukaan?” Saya menatapnya dengan serius, mendengarkan dengan saksama. “Soalnya, saya lihat di satu postingan, kalau ketika kita sudah dewasa, akan sangat jarang bertanya tentang hal-hal kecil seperti kesukaan. Pertanyaan-pertanyaan polos gitu, biasanya cuma datang dari anak-anak. Pas sudah besar, obrolannya lebih ke kerjaan, tanggung jawab, dan semacamnya.” Saya terdiam. Ingin menyetujui tapi ada sesuatu yang mengusik pikiran saya. Dengan suara pelan, saya berbisik, “Ica, kamu ingat anak-anak SD yang saya temui kemarin?” Ica mengangguk. “Padahal waktu itu saya bawa buku, tapi yang mereka tanyakan malah soal tipe cowok atau pacar idaman saya.” Ica terkejut, lalu menghela napas pelan. “Zaman sudah berubah, ya...” _Atambua, 03 Juni 2025_

Waktu itu saya terus memancing obrolan ke arah buku. Hingga membuat kesepakatan untuk berjumpa lagi dan masing-masing harus membawa buku. Sayangnya, saya belum ada kesempatan. Selepas mereka sekolah kembali, saya akan luangkan waktu ke tempat kami bertemu. Saya merindukan mereka juga.