
Senjaamu
202 subscribers
About Senjaamu
sore, langit!
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

waktu-waktu yang pernah kita luangkan semoga tidak percuma. percakapan panjang yang kita bagi semoga tidak lekas menjadi dingin. rencana perjalanan yang masih tertata begitu rapi semoga tidak dibuat berantakan oleh perpisahan. di masa depan mari terus saling menjaga dari lupa dan luka.

barangkali, berbicara tentang luka mungkin memang tidak akan pernah ada ujungnya. sebab sama seperti aku menghidupi cinta, aku juga menghidupi setiap luka yang ada dalam diriku. bertahun-tahun yang kuhabiskan untuk menunggu, bertahun-tahun yang juga menghabisku. bertahun-tahun yang kuhabiskan untuk mencintai, bertahun-tahun juga aku dipatahkan berkali-kali. siapa yang salah? jelas, aku. aku tidak akan menyalahkan siapa pun, sebab siapa pun yang terlibat, pada akhirnya hanya menjalankan peran masing-masing. sedangkan sejak awal aku sudah tahu, harapan-harapan yang kubawa dalam doa adalah harapan yang mustahil. aku terlalu keras kepala, aku terlalu percaya diri pada sesuatu yang jelas tidak akan pernah datang dan menyambutku dengan baik. luka itu bukan karena siapa-siapa, luka itu karena aku. aku yang menjebak diriku sendiri, mencoba menebak jalan keluar dari semua yang sudah buntu. aku merawat luka seperti merawat hal paling berharga di hidupku. aku membiarkan luka itu tetap menganga, seolah sengaja agar dunia tahu bahwa lukaku yang paling sakit. nyatanya, aku memang sakit. dan luka itu kini menyisakan ruang kosong, yang mungkin tidak akan pernah diisi lagi oleh siapa pun.

Bahkan jika kelak ada kehidupan yang lain dan aku diberi kebebasan untuk memilih kepada siapa aku akan jatuh cinta, aku akan tetap memilihmu. Tidak apa-apa meski harus mengulang menghabiskan tahun-tahun yang _katanya_ berakhir sia-sia.

Selamat merayakan segala bentuk kasih sayang. Jangan lupa sayang dan rayakan diri sendiri juga, ya.

Pada akhirnya, aku memilih memaafkan diri sendiri atas semua rasa bersalah, serta rasa tidak cukup setelah ditinggalkan begitu saja. Atas pertanyaan-pertanyaan tidak penting, untuk malam-malam yang dipenuhi cemas dan rindu. Untuk pesan-pesan lama yang masih dibaca ribuan kali. Pada akhirnya, aku berhenti mencari letak salahku di mana, berhenti mencari celah di mana tidak cukupnya aku. Aku memaafkan perasaan-perasaan buruk yang pernah penuh di dalam diriku. Ternyata ditinggalkan bukan berarti aku yang tidak cukup, hanya saja alurnya memang sudah begitu dan baik aku atau kamu hanya sedang menjalankan peran. Tidak apa-apa, kali ini aku menerima tanpa banyak penolakan. Rasanya sudah terlalu melelahkan bila terus-terusan menjebak diri sendiri di dalam perasaan dan keadaan yang harusnya bisa selesai dengan baik.

Hiduplah lebih lama, meski hanya untuk alasan-alasan sederhana.

Pada akhirnya, aku menyadari bahwa perihal datang dan pergi, aku tidak punya kendali apa pun.

mari jadikan perpisahan sebagai jalan pulang kepada diri masing-masing. atau barangkali, ada seseorang yang sudah kau kirimi pesan agar menyambutmu pulang.

Satu hal yang kusyukuri dari tahun-tahun yang kuhabiskan untuk menunggu adalah kenyataan bahwa aku berhenti menunggu saat aku sudah dewasa. Saat aku sudah jauh lebih bisa menerima, saat aku sudah jauh lebih siap untuk berdamai. Saat aku sudah sampai di titik dan usaha terbaikku dalam mencintai yaitu mengikhlaskan. Aku kalah, namun aku juga beruntung.