
Parentspedia.com
94 subscribers
About Parentspedia.com
Channel parenting dari website parentspedia.com
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

๐๐๐๐๐๐ 8-K UNTUK MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA (Bagian Pertama) Oleh : Cahyadi Takariawan Kehidupan berumah tangga, bukanlah jalan lempang yang lurus-lurus saja. Senyatanya, selalu ada dinamika, ada kelokan, tanjakan, tikungan, rintangan, tantangan dalam setiap bagian perjalanannya. Suami dan istri sebagai pelaku utama dalam kehidupan berumah tangga, dituntut untuk memiliki sejumlah sikap positif dalam melewati dan menghadapi berbagai macam dinamikanya. Paling tidak, ada delapan sikap positif yang harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri, agar bisa mendapatkan kehidupan berumah tangga yang langgeng, harmonis, bahagia dan penuh cinta. Sikap positif tersebut disimpulkan dengan rumus 8 K, sebagai berikut: 1. Komitmen 2. Kesejiwaan 3. Kepercayaan 4. Kesetiaan 5. Keterbukaan 6. Komunikasi 7. Keseimbangan 8. Kepedulian Hendaknya pasangan suami istri selalu berusaha menghadirkan 8 K dalam kehidupan berumah tangga. Berikut kita uraikan satu per satu dari rumus 8 K tersebut. *K-1 adalah Komitmen* Pasangan suami istri terikat oleh komitmen, sejak mereka melakukan prosesi akad nikah, untuk bersama-sama menjalani kehidupan berumah tangga sesuai ajaran agama. Hendaknya komitmen ini selalu diperkuat dan diperjelas sehingga menjadi ikatan sakral yang tidak mudah dirusak dan diurai oleh keduanya. Poin penting dari komitmen pasangan suami istri adalah: Pertama, komitmen untuk menjalankan ketaatan kepada Allah Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang didapatkan dalam pelanggaran, kemaksiatan dan kejahatan. Kebahagiaan hidup hanya bisa didapatkan dengan menjalankan ketaatan kepada Allah Taโala. Maka pasangan suami istri harus berkomitmen untuk saling menguatkan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Menegakkan ibadah di dalam rumah tangga, melaksanakan sunnah, menjauhi hal dilarang Allah. Ini semua adalah komitmen yang harus terus menerus dibangun dan dikuatkan dalam keluarga. Kedua, komitmen untuk bersama-sama meraih keberkahan dalam kehidupan Keberkahan hidup berumah tangga, adalah pondasi penting untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Wujudkanlah kehidupan yang berkah dalam berbagai sisinya. Jika hidup dalam keberkahan, pasti akan selalu bahagia. Namun jika mengejar kebahagiaan, belum tentu mendapat keberkahan. Maka pasangan suami istri harus berusaha untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup berumah tangga. Dengan keberkahan itulah, mereka bisa melakukan banyak kebaikan bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Ketiga, komitmen untuk bersama-sama melaksanakan peran kerumahtanggaan Suami dan istri harus selalu menjaga komitmen untuk menunaikan peran-peran kerumahtanggaan dengan sebaik-baiknya, sesuai tuntunan agama. Ada peran kepemimpinan, peran pemenuhan nafkah, peran pembinaan dan pendidikan, peran sebagai ayah dan ibu bagi anak-anak, peran manajemen kerumahtanggaan, termasuk peran sosial kemasyarakatan yang harus dijalankan dengan tepat. Suami dan istri harus berkolaborasi secara positif agar semua peran bisa dijalankan secara optimal, tanpa ada peran yang ditelantarkan atau diabaikan. Keempat, komitmen untuk menghadirkan kebahagiaan Suami dan istri harus selalu berkomitmen untuk menghadirkan kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Di antara cara menghadirkan kebahagiaan antara suami dan istri adalah saling menjaga, saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi, saling mencintai, saling menjaga satu dengan yang lain. Jika suasana โsalingโ ini selalu dihadirkan secara bersama-sama oleh suami dan istri, akan mampu memproduksi kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan komitmen ini, kedua belah pihak selalu berusaha melakukan hal terbaik untuk pasangan. BERSAMBUNG.

๐๐๐๐๐๐ 8-K UNTUK MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA (Bagian Kedua) Oleh : Cahyadi Takariawan Paling tidak, ada delapan sikap positif yang harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri, agar bisa mendapatkan kehidupan berumah tangga yang langgeng, harmonis, bahagia dan penuh cinta. Sikap positif tersebut disimpulkan dengan rumus 8 K, sebagai berikut: K-2 adalah Kesejiwaan Menikah itu adalah peristiwa bersatunya dua jiwa, dua hati, dua pikiran, dua fisik dalam satu ikatan. Kendatipun ada banyak perbedaan karakter, sifat dan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan, namun mereka harus berusaha untuk menemukan rumus kimia (chemistry) penyatuan jiwa yang membuat suami dan istri berada dalam suasana โsejiwaโ. Suasana kesejiwaan inilah yang membuat kehidupan berumah tangga menjadi nyaman, tenang, tenteram, damai, dan bahagia. Kkesejiwaan muncul dalam bentuk suasana nyaman dalam interaksi, karena dilandasi saling mengenal, saling mengerti, dan saling memahami dengan baik. Kesejiwaan pasangan suami dan istri adalah sebuah proses, dimana mereka berdua selalu berusaha untuk selalu mendekat semakin dekat. Mereka menciptakan bonding yang kuat sehingga ikatan di antara suami dan istri tidak akan bisa diganggu oleh siapapun. Kesejiwaan adalah terajutnya hati, perasaan, pikiran antara suami dan istri yang membuat mereka saling mengerti dan saling memahami. Suasana kesejiwaan inilah yang membuat berbagai persoalan hidup mudah diselesaikan dan dicarikan jalan keluar. Suasana kesejiwaan ini pula yang membuat suami dan istri mudah berkomunikasi dan tidak kesulitan untuk mengekspresikan harapan serta keinginan. Mereka berinteraksi dengan nyaman, tanpa ada sekat psikologis. Merasa demikian dekat satu dengan yang lain, tanpa ada jarak yang memisahkan mereka berdua. Suasana kesejiwaan ini pula yang membuat suami dan istri saling bisa berbagi kebahagiaan tanpa ada keinginan untuk mengalahkan dan menjatuhkan pasangan. Yang mereka lakukan adalah usaha untuk memenangkan kebersamaan, sehingga masing-masing telah rela untuk menundukkan ego demi kebahagiaan bersama. Bukan hanya berpikir untuk kebahagiaan diri sendiri dengan melukai pasangan, bukan pula hanya membahagiakan pasangan namun dirinya terluka. Cara menemukan chemistry adalah dengan saling memahami karakter, sifat, kepribadian dan kondisi diri dan pasangan. Kita sudah mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam kondisi yang khas, berbeda satu dengan yang lainnya. Kromosom mereka berbeda, hormon yang berkembang dalam tubuh mereka berbeda, struktur otak mereka juga berbeda. Wajar jika karakter dan watak mereka pun berbeda. Laki-laki dan perempuan diberi akal dan hati dengan segala macam potensinya. Bukan karena laki-laki ia menjadi pandai, tetapi siapapun โbaik laki-laki maupun perempuan-- yang menggunakan kemampuan akalnya secara optimal bisa menjadi pandai. Namun kebanyakan laki-laki cenderung menggunakan akalnya untuk menyelesaikan masalah, dan perempuan cenderung menggunakan perasaan. Ini berkaitan dengan kecenderungan pemanfaatan potensi-potensi tersebut. Secara umum, laki-laki cenderung menganggap penting nilai keahlian atau kompetensi teknis. Ia menganggap dengan keahlian itu posisinya akan kokoh sebagai pemimpin, sebaliknya, tanpa keahlian ia akan kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin. Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih menganggap penting nilai kebersamaan, justru karena ia banyak memanfaatkan potensi perasaannya. Laki-laki cenderung kurang suka ungkapan verbal, berbeda dengan perempuan yang sangat suka ungkapan verbal. Apabila laki-laki mengalami tekanan masalah yang berat dalam kehidupan, ia akan meringankan beban masalah dengan cara diam. Sebaliknya, jika perempuan mengalami masalah, ia akan meringankan beban dengan cara menceritakan masalah itu kepada orang lain. Masih banyak perbedaan umum antara laki-laki dan perempuan, yang harus saling dimengerti dan dipahami. Masing-masing harus bersedia membuka diri di hadapan pasangannya. Ambil kesempatan khusus sesekali waktu, untuk Anda berdua menceritakan diri di hadapan pasangan. Dalam waktu-waktu lain, pandai-pandailah mencari momen agar pengenalan itu terus berlanjut, dari waktu ke waktu. Hingga terajut suasana chemistry yang unik dan nyaman antara suami dan istri.