Stockbit

Stockbit

389.5K subscribers

Verified Channel
Stockbit
Stockbit
February 7, 2025 at 02:05 AM
*🪨Filipina Berencana Larang Ekspor Mineral Mentah* Presiden Senat Filipina, Francis Escudero, mengatakan pada Kamis (6/2) bahwa Kongres Filipina dapat meratifikasi RUU yang melarang ekspor mineral mentah – termasuk bijih nikel – paling cepat pada Juni 2025. RUU tersebut ditujukan untuk melarang ekspor bijih mentah guna meningkatkan industri pertambangan hilir, dengan implementasi larangan baru akan berlaku pada 5 tahun setelah RUU ditandatangani untuk memberi waktu bagi para penambang membangun smelter. Filipina adalah pemasok bijih nikel terbesar kedua di dunia, dengan produksi mencapai 35,14 juta ton pada 2023. Adapun sebagian besar ekspor nikel Filipina ditujukan untuk China. Menanggapi wacana pelarangan ekspor mineral mentah tersebut, Kamar Dagang Filipina dan Asosiasi Industri Nikel Filipina mengatakan bahwa kebijakan itu akan menyebabkan penutupan tambang dan gangguan besar pada rantai pasokan yang ada, mengingat banyak pertambangan yang memiliki kontrak jangka panjang dengan pembeli internasional. Wacana pelarangan ekspor mineral mentah tersebut mengikuti jejak Indonesia yang telah lebih dulu menerapkan hal serupa, termasuk pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020 dan bijih bauksit pada 2023. Selain Indonesia, beberapa negara lain juga menerapkan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, seperti Namibia yang melarang ekspor lithium yang belum diproses dan Zimbabwe yang melarang ekspor kromium. [Sumber: Senat Filipina, Bloomberg] *📝Stockbit Commentary* Kami melihat potensi penurunan supply dan kenaikan harga bijih nikel global jika larangan ekspor bijih nikel Filipina ini diterapkan. Hal ini dapat memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten yang menjual bijih nikel, seperti Central Omega Resources ($DKFT) dan Adhi Kartiko Pratama ($NICE). Meski demikian, kami menilai investor perlu memperhatikan bagaimana perkembangan industri pertambangan dan pengolahan nikel domestik dalam 5 tahun ke depan, sebelum kebijakan pelarangan ekspor Filipina mulai berlaku. Sementara itu, jika Filipina berhasil membangun smelter nikel dalam 5 tahun ke depan, tambahan produk nikel dari Filipina berpotensi kembali menyebabkan oversupply dan menekan harga produk turunan nikel global jika tidak diikuti oleh kenaikan permintaan dan/atau penutupan smelter di negara lain. Adapun emiten produsen produk nikel yang berpotensi terimbas sentimen ini adalah Vale Indonesia ($INCO) dan Trimegah Bangun Persada ($NCKL). 🔗https://stockbit.com/post/17411085
👍 🇵🇸 🇮🇱 😮 😂 ❤️ 🙏 🇮🇩 👏 🇲🇨 82

Comments