الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
February 3, 2025 at 09:09 AM
Beberapa waktu lalu, setelah kepulangan kami dari beramal di suatu ruang, kami merasa sangat penat lantaran setelah satu amanah tersebut selesai, masih ada amanah lain yang harus kami tunaikan. "Pegel banget, sakit semua ni badan, mana belum nyelesaiin utang hafalan." Keluhku. Di saat itu pula, salah satu senior kami -حفظها الله- menyeletuk. "Dahulu ketika perang Uhud, para pendahulu kita kalah telak. Kemudian Rasulullah ﷺ memberi instruksi kepada kaum muslimin yang mengikuti perang untuk mengejar lawan." "Ooo iya.. iya.. Hamraul Asad ya?" kataku. "Iya. Mereka mengejar orang-orang Quraisy dengan kondisi luka yang mereka dapatkan di perang Uhud. Kalian tau, kan? Ada dua bersaudara yang sama-sama mendapatkan luka serius, begitu panggilan jihad dikumandangkan, mereka ingin segera berangkat berperang bersama Rasulullah ﷺ. Tetapi, mereka ngga punya tunggangan, padahal saat itu salah satu dari mereka ngga bisa berjalan dengan baik gara-gara luka." Di situ, aku langsung sadar dan dengan refleks memotong perkataan beliau. "Udah... udah... Itu mah _uluwwul himmah!_" Kami tertawa ironi dengan pemikiran yang sama; _Nggak kayak generasi kita!_ Lalu beliau melanjutkan. "Akhirnya mereka tetap berangkat dengan luka-luka mereka, semua mereka lakukan karena mereka ngga mau rugi ketinggalan jihad bareng Nabi ﷺ." Diriwayatkan, dua bersuadara itu berjalan dengan tertatih-tatih, ketika di antara mereka merasa tidak mampu untuk berjalan maka mereka akan saling bergantian menggendong satu sama lain hingga sampai tujuan. Kami pun melihat kondisi kami sekarang. "Kita bener-bener ngga ada apa-apanya dibanding mereka." Dalam hati aku berucap 'Udah mah banyak ngeluh, _taqshir_, ngantuk-ngantuk pula!' Namun, dengan sepenggal kisah tadi, ada sedikit percikan api yang membakar semangat kami. Di sisi lain, faidah yang kami dapatkan: Hendaknya penuntut ilmu memiliki circle sesama penuntut ilmu, saling support satu sama lain dalam kebaikan, terutama dalam menuntut ilmu itu sendiri. Sehingga ketika ada yang merasa futur, ia akan bangkit berkat eksistensi penuntut ilmu yang lain. Entah ketika bermajelis bersama mereka, maupun ketika melihat sosok sesama mereka yang memiliki _uluwwul himmah_, alias semangat yang tinggi. Sebagaimana para sahabat radhiyallah 'anhum, tidaklah mereka duduk bersama kecuali keimanan mereka akan bertambah. Wallahu a'lam.
Image from الجوهر المختار في مواعظ الأخيار: Beberapa waktu lalu, setelah kepulangan kami dari beramal di suatu rua...
❤️ 5

Comments