
الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
91 subscribers
About الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
Faidah dan booster untuk penuntut ilmu 📚✒️
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

Beberapa waktu lalu, setelah kepulangan kami dari beramal di suatu ruang, kami merasa sangat penat lantaran setelah satu amanah tersebut selesai, masih ada amanah lain yang harus kami tunaikan. "Pegel banget, sakit semua ni badan, mana belum nyelesaiin utang hafalan." Keluhku. Di saat itu pula, salah satu senior kami -حفظها الله- menyeletuk. "Dahulu ketika perang Uhud, para pendahulu kita kalah telak. Kemudian Rasulullah ﷺ memberi instruksi kepada kaum muslimin yang mengikuti perang untuk mengejar lawan." "Ooo iya.. iya.. Hamraul Asad ya?" kataku. "Iya. Mereka mengejar orang-orang Quraisy dengan kondisi luka yang mereka dapatkan di perang Uhud. Kalian tau, kan? Ada dua bersaudara yang sama-sama mendapatkan luka serius, begitu panggilan jihad dikumandangkan, mereka ingin segera berangkat berperang bersama Rasulullah ﷺ. Tetapi, mereka ngga punya tunggangan, padahal saat itu salah satu dari mereka ngga bisa berjalan dengan baik gara-gara luka." Di situ, aku langsung sadar dan dengan refleks memotong perkataan beliau. "Udah... udah... Itu mah _uluwwul himmah!_" Kami tertawa ironi dengan pemikiran yang sama; _Nggak kayak generasi kita!_ Lalu beliau melanjutkan. "Akhirnya mereka tetap berangkat dengan luka-luka mereka, semua mereka lakukan karena mereka ngga mau rugi ketinggalan jihad bareng Nabi ﷺ." Diriwayatkan, dua bersuadara itu berjalan dengan tertatih-tatih, ketika di antara mereka merasa tidak mampu untuk berjalan maka mereka akan saling bergantian menggendong satu sama lain hingga sampai tujuan. Kami pun melihat kondisi kami sekarang. "Kita bener-bener ngga ada apa-apanya dibanding mereka." Dalam hati aku berucap 'Udah mah banyak ngeluh, _taqshir_, ngantuk-ngantuk pula!' Namun, dengan sepenggal kisah tadi, ada sedikit percikan api yang membakar semangat kami. Di sisi lain, faidah yang kami dapatkan: Hendaknya penuntut ilmu memiliki circle sesama penuntut ilmu, saling support satu sama lain dalam kebaikan, terutama dalam menuntut ilmu itu sendiri. Sehingga ketika ada yang merasa futur, ia akan bangkit berkat eksistensi penuntut ilmu yang lain. Entah ketika bermajelis bersama mereka, maupun ketika melihat sosok sesama mereka yang memiliki _uluwwul himmah_, alias semangat yang tinggi. Sebagaimana para sahabat radhiyallah 'anhum, tidaklah mereka duduk bersama kecuali keimanan mereka akan bertambah. Wallahu a'lam.


Sebelum share sesuatu, pastikan terlebih dahulu: Apakah konten tersebut mengandung kemungkaran? Apakah konten tersebut menampakkan aurat? Apakah konten tersebut mengandung musik? Apakah konten tersebut akan melalaikan orang lain? Apakah dengan membagikan konten tersebut, hisab kita akan dipermudah? #selfreminder

Diriwayatkan bahwa Al-Asytar pernah menemui Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu di penghujung malam, dan ia mendapati beliau tengah berdiri melaksanakan salat. Al-Asytar pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, siang hari engkau berpuasa, malamnya engkau begadang, dan di antara keduanya engkau bersusah payah!" Setelah menyelesaikan salatnya, Ali berkata, "Perjalanan menuju akhirat itu panjang, dan untuk menempuhnya diperlukan perjalanan di malam hari, yakni dengan beribadah di waktu sahur." Sementara itu, istri Habib bin Muhammad Al-Farisi biasa membangunkannya di malam hari seraya berkata, "Bangunlah, wahai Habib! Perjalanan ini masih jauh, bekal kita sedikit, sedangkan kafilah orang-orang saleh telah berangkat mendahului kita, sementara kita masih tertinggal." 📚 Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali. (2004). Al Mahajjah fii Sairi Ad Duljah. Beirut: Daar Al Basyaair Al Islamiyyah (hal 66-67)


https://youtube.com/shorts/h4wY5jtrXvk?si=H4vbtqNJUpSLedL-

Yang menghalangi terijabahnya doa, di antaranya: 1. Sumber makanan yang haram 2. Berbuat zhalim 3. Tertutupnya hati dikarenakan banyaknya dosa 4. Lalai dan tidak khusyu dalam berdoa. Faidah ini diambil dari buku Ad Daa' wa Ad Dawaa' karya Al Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah _rahimahullah_


Pendahulu kami mengatakan, bahwasanya iman yang menghunjam dalam sanubari itu membuat orang ciut nyalinya. Apa maksudnya? *Membuat seseorang kecil nyalinya untuk bermaksiat, pengecut di hadapan dosa.* #faidahguru

هِمَّتُهُ إِيقَاعُ الْفَهْمِ لِمَا أَلْزَمَهُ اللَّهُ: مِنَ اتِّبَاعِ مَا أَمَرَ , وَالِانْتِهَاءِ عَمَّا نَهَى , لَيْسَ هِمَّتُهُ مَتَى أَخْتِمُ السُّورَةَ؟ هِمَّتُهُ مَتَى أَسْتَغْنِي بِاللَّهِ عَنْ غَيْرِهِ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُتَّقِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُحْسِنِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُتَوَكِّلِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْخَاشِعِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الصَّابِرِينَ؟ مَتَى أكون مِنَ الصَّادِقِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْخَائِفِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الرَّاجِينَ؟ مَتَى أَزْهَدُ فِي الدُّنْيَا؟ مَتَى أَرْغَبُ فِي الْآخِرَةِ مَتَى أَتُوبُ مِنَ الذُّنُوبِ؟ مَتَى أَعْرِفُ النِّعَمَ الْمُتَوَاتِرَةَ؟ مَتَى أَشْكُرُهُ عَلَيْهَا؟ مَتَى أَعْقِلُ عَنِ اللَّهِ الْخِطَابَ؟ مَتَى أَفْقَهُ مَا أَتْلُو؟ مَتَى أَغْلِبُ نَفْسِي عَلَى مَا تَهْوَى مَتَى أُجَاهِدُ فِي اللَّهِ حَقَّ الجِهَادِ؟ مَتَى أَحْفَظُ لِسَانِي؟ مَتَى أَغُضُّ طَرْفِي؟ مَتَى أَحْفَظُ فَرْجِي؟ مَتَى أَسْتَحِي مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ؟ مَتَى أَشْتَغِلُ بِعَيْبِي؟ مَتَى أُصْلِحُ مَا فَسَدَ مِنْ أَمْرِي؟ مَتَى أُحَاسِبُ نَفْسِي؟ مَتَى أَتَزَوَّدُ لِيَوْمِ مَعَادِي؟ مَتَى أَكُونُ عَنِ اللَّهِ رَاضِيًا؟ مَتَى أَكُونُ بِاللَّهِ وَاثِقًا؟ مَتَى أَكُونُ بِزَجْرِ الْقُرْآنِ مُتَّعِظًا؟ مَتَى أَكُونُ بِذِكْرِهِ عَنْ ذِكْرِ غَيْرِهِ مُشْتَغِلًا؟ مَتَى أُحِبُّ مَا أَحَبَّ؟ مَتَى أُبْغِضُ مَا أَبْغَضَ؟ مَتَى أَنْصَحُ لِلَّهِ؟ مَتَى أُخْلِصُ لَهُ عَمَلِي؟ مَتَى أُقَصِّرُ أَمَلِي؟ مَتَى أَتَأَهَّبُ لِيَوْمِ مَوْتِي وَقَدْ غُيِّبَ عَنِّي أَجَلِي؟ مَتَى أُعَمِّرُ قَبْرِي؟ مَتَى أُفَكِّر فِي الْمَوْقِفِ وَشِدَّتِهِ؟ مَتَى أُفَكِّر في خَلْوَتِي مَعَ رَبِّي؟ مَتَى أُفَكِّرُ فِي الْمُنْقَلَبِ؟ مَتَى أَحْذَرُ مِمَّا حَذَّرَنِي مِنْهُ رَبِّي مِنْ نَارٍ حَرُّهَا شَدِيدٌ وَقَعْرُهَا بَعِيدٌ وَعُمْقُهَا طَوِيلٌ , لَا يَمُوتُ أَهْلُهَا فَيَسْتَرِيحُوا , وَلَا تُقَالُ عَثْرَتُهُمْ , وَلَا تُرْحَمُ عَبْرَتُهُمْ , طَعَامُهُمُ الزَّقُّومُ , وَشَرَابُهُمُ الْحَمِيمُ؟ 📚أخلاق أهل القرآن للآجريw Terjemahan: Ambisi utama penghafal Al Quran adalah memahami apa yang telah Allah wajibkan kepadanya: yaitu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukan ambisinya untuk sekadar bertanya, "Kapan aku bisa mengkhatamkan satu surah?" Tetapi ambisinya adalah: "Kapan aku bisa merasa cukup dengan Allah dan tidak bergantung pada selain-Nya? "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang bertakwa?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang berbuat ihsan?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang bertawakal?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang khusyuk?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang sabar?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang jujur?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang takut kepada Allah?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang penuh harap kepada-Nya?" "Kapan aku bisa zuhud terhadap dunia?" "Kapan aku bisa lebih mencintai akhirat?" "Kapan aku benar-benar bertaubat dari dosa?" "Kapan aku menyadari nikmat-nikmat Allah yang terus-menerus mengalir padaku?" "Kapan aku bersyukur atasnya?" "Kapan aku bisa memahami firman Allah dengan hati yang sadar?" "Kapan aku benar-benar mengerti apa yang aku baca?" "Kapan aku bisa mengalahkan hawa nafsuku?" "Kapan aku bisa berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad?" "Kapan aku bisa menjaga lisanku?" "Kapan aku bisa menundukkan pandanganku?" "Kapan aku bisa menjaga kemaluanku?" "Kapan aku bisa merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu?" "Kapan aku sibuk dengan aibku sendiri?" "Kapan aku memperbaiki apa yang telah rusak dalam urusanku?" "Kapan aku benar-benar menghisab diriku?" "Kapan aku menyiapkan bekal untuk hari kembaliku?" "Kapan aku bisa benar-benar ridha kepada Allah?" "Kapan aku bisa benar-benar percaya kepada-Nya?" "Kapan aku bisa mengambil pelajaran dari ancaman Al-Qur'an?" "Kapan aku bisa lebih sibuk mengingat-Nya daripada mengingat selain-Nya?" "Kapan aku mencintai apa yang dicintai-Nya?" "Kapan aku membenci apa yang dibenci-Nya?" "Kapan aku menasihati karena Allah?" "Kapan aku bisa benar-benar ikhlas dalam amalanku?" "Kapan aku bisa memperpendek angan-anganku?" "Kapan aku bersiap menghadapi kematianku, sementara ajalku tetap tersembunyi dariku?" "Kapan aku mulai membangun kehidupan di alam kuburku?" "Kapan aku benar-benar memikirkan dahsyatnya Hari Kiamat?" "Kapan aku merenungi kesendirianku bersama Rabbku?" "Kapan aku memikirkan nasib akhirnya perjalanan hidupku?" "Kapan aku merasa takut terhadap peringatan Rabbku tentang neraka?" Neraka yang panasnya sangat menyengat, dasarnya begitu dalam, dan kedalamannya begitu panjang. Penghuninya tidak akan mati sehingga bisa beristirahat, dosa mereka tidak akan dimaafkan, dan air mata mereka tidak akan dikasihani. Makanan mereka adalah pohon zaqqum, dan minuman mereka adalah air yang mendidih. 📚 Akhlaq Ahli Al Quran, Abu Bakar Al Ajurri rahimahullah, hal. 79.

https://youtu.be/rcvN7-cK4zk?si=xVYASHFL51v-xFAF