الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
الجوهر المختار في مواعظ الأخيار
February 25, 2025 at 01:59 AM
هِمَّتُهُ إِيقَاعُ الْفَهْمِ لِمَا أَلْزَمَهُ اللَّهُ: مِنَ اتِّبَاعِ مَا أَمَرَ , وَالِانْتِهَاءِ عَمَّا نَهَى , لَيْسَ هِمَّتُهُ مَتَى أَخْتِمُ السُّورَةَ؟ هِمَّتُهُ مَتَى أَسْتَغْنِي بِاللَّهِ عَنْ غَيْرِهِ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُتَّقِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُحْسِنِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْمُتَوَكِّلِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْخَاشِعِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الصَّابِرِينَ؟ مَتَى أكون مِنَ الصَّادِقِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الْخَائِفِينَ؟ مَتَى أَكُونُ مِنَ الرَّاجِينَ؟ مَتَى أَزْهَدُ فِي الدُّنْيَا؟ مَتَى أَرْغَبُ فِي الْآخِرَةِ مَتَى أَتُوبُ مِنَ الذُّنُوبِ؟ مَتَى أَعْرِفُ النِّعَمَ الْمُتَوَاتِرَةَ؟ مَتَى أَشْكُرُهُ عَلَيْهَا؟ مَتَى أَعْقِلُ عَنِ اللَّهِ الْخِطَابَ؟ مَتَى أَفْقَهُ مَا أَتْلُو؟ مَتَى أَغْلِبُ نَفْسِي عَلَى مَا تَهْوَى مَتَى أُجَاهِدُ فِي اللَّهِ حَقَّ الجِهَادِ؟ مَتَى أَحْفَظُ لِسَانِي؟ مَتَى أَغُضُّ طَرْفِي؟ مَتَى أَحْفَظُ فَرْجِي؟ مَتَى أَسْتَحِي مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ؟ مَتَى أَشْتَغِلُ بِعَيْبِي؟ مَتَى أُصْلِحُ مَا فَسَدَ مِنْ أَمْرِي؟ مَتَى أُحَاسِبُ نَفْسِي؟ مَتَى أَتَزَوَّدُ لِيَوْمِ مَعَادِي؟ مَتَى أَكُونُ عَنِ اللَّهِ رَاضِيًا؟ مَتَى أَكُونُ بِاللَّهِ وَاثِقًا؟ مَتَى أَكُونُ بِزَجْرِ الْقُرْآنِ مُتَّعِظًا؟ مَتَى أَكُونُ بِذِكْرِهِ عَنْ ذِكْرِ غَيْرِهِ مُشْتَغِلًا؟ مَتَى أُحِبُّ مَا أَحَبَّ؟ مَتَى أُبْغِضُ مَا أَبْغَضَ؟ مَتَى أَنْصَحُ لِلَّهِ؟ مَتَى أُخْلِصُ لَهُ عَمَلِي؟ مَتَى أُقَصِّرُ أَمَلِي؟ مَتَى أَتَأَهَّبُ لِيَوْمِ مَوْتِي وَقَدْ غُيِّبَ عَنِّي أَجَلِي؟ مَتَى أُعَمِّرُ قَبْرِي؟ مَتَى أُفَكِّر فِي الْمَوْقِفِ وَشِدَّتِهِ؟ مَتَى أُفَكِّر في خَلْوَتِي مَعَ رَبِّي؟ مَتَى أُفَكِّرُ فِي الْمُنْقَلَبِ؟ مَتَى أَحْذَرُ مِمَّا حَذَّرَنِي مِنْهُ رَبِّي مِنْ نَارٍ حَرُّهَا شَدِيدٌ وَقَعْرُهَا بَعِيدٌ وَعُمْقُهَا طَوِيلٌ , لَا يَمُوتُ أَهْلُهَا فَيَسْتَرِيحُوا , وَلَا تُقَالُ عَثْرَتُهُمْ , وَلَا تُرْحَمُ عَبْرَتُهُمْ , طَعَامُهُمُ الزَّقُّومُ , وَشَرَابُهُمُ الْحَمِيمُ؟ 📚أخلاق أهل القرآن للآجريw Terjemahan: Ambisi utama penghafal Al Quran adalah memahami apa yang telah Allah wajibkan kepadanya: yaitu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukan ambisinya untuk sekadar bertanya, "Kapan aku bisa mengkhatamkan satu surah?" Tetapi ambisinya adalah: "Kapan aku bisa merasa cukup dengan Allah dan tidak bergantung pada selain-Nya? "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang bertakwa?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang berbuat ihsan?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang bertawakal?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang khusyuk?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang sabar?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang jujur?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang takut kepada Allah?" "Kapan aku bisa menjadi bagian dari orang-orang yang penuh harap kepada-Nya?" "Kapan aku bisa zuhud terhadap dunia?" "Kapan aku bisa lebih mencintai akhirat?" "Kapan aku benar-benar bertaubat dari dosa?" "Kapan aku menyadari nikmat-nikmat Allah yang terus-menerus mengalir padaku?" "Kapan aku bersyukur atasnya?" "Kapan aku bisa memahami firman Allah dengan hati yang sadar?" "Kapan aku benar-benar mengerti apa yang aku baca?" "Kapan aku bisa mengalahkan hawa nafsuku?" "Kapan aku bisa berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad?" "Kapan aku bisa menjaga lisanku?" "Kapan aku bisa menundukkan pandanganku?" "Kapan aku bisa menjaga kemaluanku?" "Kapan aku bisa merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu?" "Kapan aku sibuk dengan aibku sendiri?" "Kapan aku memperbaiki apa yang telah rusak dalam urusanku?" "Kapan aku benar-benar menghisab diriku?" "Kapan aku menyiapkan bekal untuk hari kembaliku?" "Kapan aku bisa benar-benar ridha kepada Allah?" "Kapan aku bisa benar-benar percaya kepada-Nya?" "Kapan aku bisa mengambil pelajaran dari ancaman Al-Qur'an?" "Kapan aku bisa lebih sibuk mengingat-Nya daripada mengingat selain-Nya?" "Kapan aku mencintai apa yang dicintai-Nya?" "Kapan aku membenci apa yang dibenci-Nya?" "Kapan aku menasihati karena Allah?" "Kapan aku bisa benar-benar ikhlas dalam amalanku?" "Kapan aku bisa memperpendek angan-anganku?" "Kapan aku bersiap menghadapi kematianku, sementara ajalku tetap tersembunyi dariku?" "Kapan aku mulai membangun kehidupan di alam kuburku?" "Kapan aku benar-benar memikirkan dahsyatnya Hari Kiamat?" "Kapan aku merenungi kesendirianku bersama Rabbku?" "Kapan aku memikirkan nasib akhirnya perjalanan hidupku?" "Kapan aku merasa takut terhadap peringatan Rabbku tentang neraka?" Neraka yang panasnya sangat menyengat, dasarnya begitu dalam, dan kedalamannya begitu panjang. Penghuninya tidak akan mati sehingga bisa beristirahat, dosa mereka tidak akan dimaafkan, dan air mata mereka tidak akan dikasihani. Makanan mereka adalah pohon zaqqum, dan minuman mereka adalah air yang mendidih. 📚 Akhlaq Ahli Al Quran, Abu Bakar Al Ajurri rahimahullah, hal. 79.

Comments