Kontrak Rasa 💕 (end 🦋)
February 8, 2025 at 06:28 AM
✨ ○●○ Nginep
Siang itu, cuaca terlihat cerah. Di salah satu kamar di rumah itu, seorang pria bernama Karang duduk santai memainkan game di ponselnya. Ketenangan itu, sayangnya, tak bertahan lama. Tiba-tiba, bel rumahnya berbunyi dengan brutal, seperti sedang ditekan oleh seseorang yang tidak sabar.
Karang menghela napas panjang, menahan diri agar tidak kesal, lalu berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah untuk membuka pintu.
"Astaga, pencet bel pelan dikit bisa nggak, sih?" gumamnya sambil membuka pintu rumahnya.
Cklekk!
Begitu pintu terbuka, terlihat empat lelaki berdiri di sana dengan senyuman lebar yang penuh arti.
“Surprise! Hari ini kita mau nginep!” seru Dito, yang langsung melangkahkan kakinya masuk tanpa menunggu izin dari Karang. Ketiga temannya mengikuti dengan santai, seolah itu sudah menjadi rumah mereka sendiri.
"Woi, gw belum ngizinin, ya!" seru Karang dengan nada protes. Namun, kata-katanya tak digubris sama sekali. Mereka malah langsung naik ke lantai atas, menuju kamar Karang, seperti sudah tahu arah tanpa perlu diarahkan. Sang pemilik rumah hanya bisa menggeleng pasrah, lalu menutup pintu rumahnya.
Setelah mengunci pintu, Karang berjalan ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan kaleng minuman. “Dasar manusia nggak tahu diri,” gerutunya sambil menyusun makanan ringan di atas nampan.
Begitu semua siap, Karang naik ke kamarnya. Namun, pemandangan yang disuguhkan membuatnya ingin menutup pintu kembali. Kamar yang tadi rapi sekarang mulai berantakan. Bantal berserakan, selimut sudah keluar dari tempatnya, dan tas Karang entah kenapa sudah berada di pojok ruangan. Teman-temannya benar-benar tidak tahu batas.
“Gila lu pada, baru juga masuk udah bikin berantakan!” protes Karang, meletakkan cemilan di meja kecil. Namun, seperti sebelumnya, protes itu hanya lewat begitu saja tanpa respons.
Karang menyerah. Ia memilih duduk di samping Aiden, satu-satunya orang yang terlihat paling kalem di antara gerombolan itu. Aiden sedang sibuk dengan ponselnya, tidak terlibat dalam keributan yang dibuat oleh Dito dan dua lainnya.
"Eh, serius, kenapa tiba-tiba nginep di rumah gue?" tanya Karang, masih dengan nada lelah.
Aiden menoleh sebentar, lalu mengangkat bahu. "Biasa, mereka gabut katanya. Gue sih cuma ngikut." Jawabannya singkat sebelum kembali fokus ke ponselnya.
Karang hanya bisa menghela napas, mencoba mengingat bahwa ini semua mungkin ujian kesabaran. "Kalau ini bukan rumah gue, udah gue tendang kalian semua keluar," gumamnya pelan. Tapi itu hanya ia ucapkan dalam hati. Sebagai tuan rumah, ia tetap bertahan.
Di sisi lain, Dito mulai memutar playlist lagu di speaker Karang, sementara yang lain mulai mencari ide bagaimana menghabiskan malam itu. Kamar Karang kini berubah menjadi zona perang kecil, namun Karang hanya bisa menggeleng pasrah sambil merapikan bantal yang berserakan di dekatnya.
"Yang penting jangan bikin gw tidur di lantai, ya!" ucapnya mengingatkan.
Namun, melihat gelagat teman-temannya, Karang merasa malam itu akan jadi panjang dan penuh drama.