
Kontrak Rasa 💕 (end 🦋)
February 15, 2025 at 06:52 AM
✨ — Asing tapi....
Kejadian kemarin, Karang yang meninggalkannya masih membekas di benak Cesia. Raut wajahnya terlihat tersenyum riang, meskipun hatinya merasa sedikit kosong.
Cesia duduk bersama Lala dan Naya di kantin saat ini. Ketiganya ngobrol, makan, ketawa, semuanya biasa aja. Sampai tiba-tiba Naya nyeletuk
“Eh, Karang tuh.”
Refleks, Cesia noleh, matanya langsung melotot, kayaknya ada yang aneh. "Kebiasaan anjir!" ucap Naya dengan ekspresi tertawa melihat reaksi Cesia yang mulai kaget.
Terus Cesia langsung lirik Naya dengan sinis, sambil melirik dengan tatapan tajam. "Aaaa lu mah Nay, namanya juga refleks, bro, refleks!" ucap Cesia sambil terus menyedot minuman di depannya, matanya masih melirik Tiara yang udah deket banget sama Karang.
Cesia yang sedang asik-asiknya makan, merasa mata nggak bisa lepas dari gadis yang sama yang menghampiri Karang yang lagi sendirian.
"Cewe itu lagi si kocakk," ucap Cesia sambil memerhatikan langkah gadis itu dengan tatapan heran, mulutnya sedikit terbuka, tapi tetap tenang.
Dan benar saja, di samping Karang ada Tiara yang duduk deket banget, ketawa-ketawa kayak dunia milik mereka berdua.
Cesia diem sebentar. Minum es teh dengan pelan, mukanya rada sebal, menahan emosi, tapi kelihatan jelas kalau ada perasaan yang mengguncang hatinya. Lala dan Naya nungguin dengan tatapan penuh harapan, siap banget buat menyemangati.
Tiba-tiba Cesia bangkit, jalan ke arah mereka, matanya tetap ngeliatin Karang dan Tiara, kayak nggak ada yang bisa menghentikannya.
Lala panik, bibirnya bergetar. “Eh, seriusan lo?”
“Bentar doang,” jawab Cesia, matanya masih fokus ke tujuan.
“Go, Ces! Gunain title cegil dan centil lo!” teriak Naya dengan semangat, sambil geleng-geleng kepala, ngelihat Cesia yang udah semakin deket.
---
Di depan meja Karang, Cesia berhenti, nyelipin tangan ke saku celananya dengan santai, gaya yang penuh percaya diri.
“Tiara.”
Tiara yang lagi asik ngobrol langsung noleh dengan kaget. “Hah?”
Cesia nyengir tipis, bibirnya terkerek setengah, matanya nggak lepas dari Tiara. “Cowok lo mana? Nempel bener ke cowo gue, sorry.”
Tiara langsung diem. Karang, yang lagi nyeruput es kopi, nyaris keselek, matanya melotot kaget dan nggak bisa menahan diri.
Seketika kantin sunyi, bahkan suara sendok yang jatuh di meja pun kedengaran. Beberapa anak yang ngedengerin percakapan itu mulai bisik-bisik, tatapan mereka nggak lepas dari dua orang yang berdiri di depan meja Karang.
Tiara nelen ludah, terus ngeliat Karang, terus balik ngeliat Cesia, terus… diem lagi. Pandangannya kacau, bingung.
Tanpa ngomong apa-apa, dia langsung cabut. Beneran pergi aja, nggak pake pamit, meninggalkan atmosfer yang mulai kaku.
Cesia cuma angkat bahu, senyum sinis terkembang di bibirnya. “Cepet bener, gue baru mau nanya skincare routine-nya.”
Karang ngetuk jidatnya pelan. “Lo tuh…”
“Apa sih?”
“Yaudah lah.” Karang ngelanjutin makan, mulutnya nahan ketawa, ekspresi wajahnya kayak habis ketemu masalah lucu.
Cesia liat piringnya, terus ke Karang, terus balik lagi ke piringnya. Ekspresinya mulai berubah, kayak bingung antara mau ngomong atau nggak.
“…Gue pesen tahu crispy, lo mau nggak?” tanya Cesia dengan nada santai, tapi matanya nggak lepas dari Karang.
Karang noleh, senyum tipis, matanya agak meredam tawa. “Setengah boleh lah,” jawabnya, dengan tatapan yang masih belum bisa menahan senyum kecil.
Cesia langsung nyodorin tahu crispy dengan penuh gaya, kayak lagi nunggu respon dari Karang.
Lala dan Naya di meja kejauhan "Ni anak break apaan dah?!" Mereka geleng-geleng kepala, bingung, tapi tetap tertawa
Karang dan Cesia menikmati makanannya dalam keheningan sejenak, sebelum akhirnya Cesia memecah suasana.
"Lo serius mau break lama? Liat deh cewek centil ini, emang nggak bikin kangen atau jatuh cinta lagi?" tanya Cesia sambil menatap Karang dengan tatapan yang cukup serius, meski ada gurauan di dalamnya.
Karang yang sebelumnya tenggelam dalam pikirannya, kini menatap Cesia balik. Dia tersenyum tipis. "Huh, gue akui, sih. Gue kangen sama lo. Gue sadar kalau gue emang suka, bukan cuma sekadar suka, tapi udah cinta sama lo, Ces."
Ucapan Karang bikin Cesia senyum puas, kayak dapet jawaban yang selama ini dia tunggu. Dia terus makan tahu crispy-nya, sambil sedikit mengedipkan mata dengan nakal. "Jadi... mau selesaiin break-nya, kan?" tanya Cesia dengan nada manja, matanya menunggu jawaban.
"Iya, kita balik seperti semula," jawab Karang, yang akhirnya nggak bisa menahan senyumnya yang lebar.
Cesia langsung tertawa kecil, sambil mengibaskan rambutnya dengan gaya centil. "Pesona gue emang nggak bisa diraguin, sih. Haha!" Dia lanjut menggoda Karang, "Okeyy, baby boy, baby girl di sini!" sambil kedip-kedip nakal.
"Yes, over baby," jawab Karang, lalu mengecup tangan Cesia dengan penuh kasih sayang.
Sontak, suara riuh mulai terdengar di kantin. Beberapa teman yang dari tadi mengamatinya langsung melirik dan ikut terkejut. "Lihat!" seru Dio sambil melongo, masih nggak percaya.
"Udahlah, emang jodoh kayaknya," ujar Lala sambil terus makan somay dengan santai, meski nggak bisa nyembunyiin senyum di bibirnya.
Sahabat Karang yang baru saja datang saling pandang satu sama lain, lalu tersenyum penuh arti. Mereka nggak perlu kata-kata lagi. Semuanya udah jelas, bahkan tanpa suara.
Begitu juga dengan Naya dan Lala, yang melambaikan tangan ke sahabat-sahabat Karang, ngajak mereka bergabung.
Kantin pun kembali riuh, tapi kali ini ada sedikit lebih banyak senyum tersembunyi di sana.
😍
1