Kontrak Rasa 💕 (end 🦋)
Kontrak Rasa 💕 (end 🦋)
February 17, 2025 at 07:25 AM
🐣''special scene : Adem Sari dan Panasnya Karang ☆▪︎☆ Pihak sekolah baru aja ngumumin kalau mereka butuh dua siswa buat ngeiklanin produk sponsor untuk acara tahunan. Dan entah kenapa, nama yang keluar justru Karang dan Cesia. “Serius, Bu? Saya?” Karang menatap guru yang berdiri di depan kelas dengan ekspresi datarnya. “Iya, Karang. Kamu terkenal di sekolah, banyak yang suka sama karisma kamu,” jawab Bu Rina sambil tersenyum. “Dan Cesia, kamu juga cocok karena ekspresif dan komunikatif.” Cesia yang dari tadi nyender di mejanya langsung tegak. “Wah, saya setuju banget, Bu! Apalagi kalau bareng Karang~” Dia melirik cowok itu dengan tatapan penuh makna. Karang cuma menghela napas. “Iya, iya… Saya nurut aja.” --- Hari Syuting Mereka berdiri di depan meja kecil yang berisi beberapa botol dan kaleng Adem Sari. Ada kamera di depan mereka, lengkap dengan crew yang siap merekam. Karang tetap dengan ekspresi tenangnya, sementara Cesia sudah siap dengan senyumnya yang paling centil. “Action!” suara sutradara terdengar. Cesia langsung mengambil satu botol Adem Sari, memutarnya di tangannya dengan gaya menggoda. Dia mendekat sedikit ke Karang, suaranya dibuat lebih lembut. “Karang, tau gak? Hari ini panas banget… kayak tatapan seseorang~” Karang meliriknya sekilas, tetap stay cool. “Tatapan siapa?” Cesia pura-pura mikir, lalu tersenyum kecil sebelum menatap Karang dengan lirikan maut. “Ya… tatapan orang yang diem-diem suka tapi sok cool. Kayak kamu gitu~” Karang nyaris tersedak udara. Dia menahan diri buat nggak mempermalukan diri sendiri di depan kamera. “Halah, minum aja sana. Daripada panas dalam gara-gara kebanyakan ngomong centil.” Cesia pura-pura manyun sebelum tiba-tiba menyodorkan botol Adem Sari ke Karang. “Eh, Karang, bukain dong~ Tangan aku lemah banget nih~” Karang memutar bola matanya, tapi tetap mengambil botol itu. Dengan mudah, dia membukanya lalu mengembalikannya ke Cesia tanpa menatapnya langsung. Kupingnya mulai terasa panas. Cesia mengambil botol itu dengan ekspresi puas, lalu meneguknya pelan. Setelah itu, dia menarik nafas panjang, tangannya mendekap pipinya. “Ah… adem banget! Kayak… seseorang yang diem-diem perhatian tapi sok jaim gitu~” Tatapannya makin tajam ke arah Karang, seolah menelanjangi pikirannya. Karang menghela napas panjang, akhirnya menatap Cesia, meski cuma sebentar. “Intinya, kalau lagi kepanasan, minum Adem Sari. Biar nggak bikin centil makin jadi.” Cesia tertawa kecil, mengangkat botol ke kamera. “Iyaaa! Biar tetep fresh dan tetep bisa ngegodain—eh, maksudnya, tetep bisa seru-seruan!” Dia nyenggol Karang dengan sikunya, sengaja. Karang yang dari tadi berusaha tetap cool akhirnya menyerah. Dia mengambil satu botol Adem Sari, membuka tutupnya, dan meneguknya dalam diam. Setidaknya itu bisa menyembunyikan wajahnya yang mulai merah. “CUT! Bagus banget!” seru sutradara. Karang membuang napas lega, sementara Cesia menoleh ke arahnya dengan senyum menang. Dia mendekat, suaranya pelan tapi cukup buat Karang dengar. “Kamu salting ya, baby boy?” Karang menoleh pelan, berusaha mempertahankan ekspresi tenangnya. “Mimpi.” Tapi sayang, pipinya yang mulai bersemu merah sudah membongkar segalanya.
❤️ 1

Comments