
(fra)sa
February 23, 2025 at 05:22 PM
kemarin malam,
namamu mati dalam puisiku,
abadi bersama diksi yang kusebut
hilang,
menepi dari titik kepulangan yang
sudah lama tinggal.
malam ini,
dia hidup kembali.
menari diantara kata yang tak pernah
kamu baca,
cantik sekali, katanya..
bisik-bisik menelisik..
serbuan cacian merajam kutukan,
harus bagaimana sayang,
segala tentangmu menyerang
bersamaan.
ruang percakapan yang seharusnya
dikuburkan,
tanpa permisi mengundang penasaran,
ah, sangat tidak tahu malu..
betah-betah tinggal bersama puisiku,
duhai nebula yang seharusnya tinggal.
hilang. tenggelam. mati bersama kata.
——salem/salmafauziahkurnia.