
Fiqhgram
February 8, 2025 at 02:04 AM
*IBADAH MELELAHKAN*
Kehidupan dunia, terkadang ada perasaan kita bosan dan lelah dengan isi dari kehidupan ini. Penyair mengatakan;
سَئِمتُ تَكاليفَ الحَياةِ وَمَن يَعِش - ثَمانينَ حَولاً لا أَبا لَكَ يَسأَمِ
رَأَيتُ المَنايا خَبطَ عَشواءَ مَن تُصِب - تُمِتهُ وَمَن تُخطِئ يُعَمَّر فَيَهرَمِ
"Aku lelah dengan beban-beban hidup, dan siapa yang sudah hidup - Selama 80 tahun pasti akan merasa bosan"
"Aku melihat kematian secara acak datang, dan siapa yang tertimpa - Dia akan mati dan yang selamat akan semakin tua."
Demikian halnya dalam ibadah, juga memiliki titik lelahnya masing-masing. Baik ibadah secara fisik; seperti shalat, puasa. Atau ibadah secara harta; seperti zakat, sedekah. Atau ibadah secara fisik dan harta; seperti haji, umroh. Ataupun ibadah secara batin; seperti ikhlas, tawakkal, ridho terhadap takdir Allah Ta'ala. *Ada titik lelah dan bosannya. Apakah ini wajar ?* Kita sampaikan, itu adalah *sebuah kewajaran dari tabiat jiwa manusia.* Karena ibadah menguras energi. Butuh keimaman yang kuat. Kita harus menahan keinginan-keinginan dari jiwa kita, untuk tunduk dalam aturan Allah Ta'ala. Sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
حُجِبَتِ النَّارُ بالشَّهَواتِ، وحُجِبَتِ الجَنَّةُ بالمَكارِهِ
"Neraka diliputi kesenangan-kesenangan nafsu, sedang surga diliputi hal-hal yang tidak disukai." [ HR.Bukhari (6487), Muslim (2823) ]
Ibadah adalah sesuatu yang bertentangan dengan nafsu manusia. Nafsu mengajak kepada keburukan, sedang ibadah adalah kebaikan. Sebagaimana neraka, menipu kita dengan menghias dirinya dengan berbagai macam kesenangan yang sejatinya kesengsaraan. Sedang surga dihiasi dengan perkara yang jiwa condong untuk tidak suka.
***
Kekuatan iman juga tidak selamanya di satu titik yang sama. Sebagai tenaga kita dalam ibadah, iman juga tidak jarang mengalami penurunan dan kelemahan. Sehingga membuat ibadah kehilangan daya dan energinya. Dan ini adalah sebuah hal yang memang terjadi, dan sudah menjadi fitrah manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
لَو تدومونَ على الحالِ الَّتي تقومونَ بِها من عندي لصافحَتكمُ الملائِكَةُ في مجالسِكُم ، وفي طرقِكُم ، وعلى فُرُشِكُم ، ولَكِن يا حنظلةُ ساعةً وساعةً ساعةً وساعةً
"Sekiranya kalian tetap dalam kondisi yang sama saat kalian bersamaku (dengan keimanan yang kuat terus-mnerus -edt), niscaya kalian akan berjabat tangan dengan malaikat di tempat duduk, di jalan, dan di ranjang (setara dengan malaikat -edt). Akan tetapi wahai Handzolah, (iman itu -edt) sesaat naik, sesaat turun, sesaat naik, sesaat turun." [ HR.Tirmidzi (2514) dan ini lafadznya, Muslim (2750) ]
***
Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إنَّ لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ ، فمن كانت شِرَّتُه إلى سنَّتي فقد أفلح ، ومن كانت فَتْرَتُه إلى غيرِ ذلك فقد هلكَ
*"Setiap amal pasti ada titik semangat, dan setiap titik semangat pasti ada titik lemahnya. Maka siapa yang dalam kondisi semangat menuju sunnahku, dia beruntung.* Dan siapa saat lemah tidak menuju sunnahku, maka dia celaka." [ HR.Ahmad (2152), Ibn Hibban (11), At-Thabrani (14274) dengan sedikit perbedaan redaksi ]
Diriwayatkan dari sahabat Ali radhiyallahu anhu, beliau berkata;
إن لهذه القلوب إقبالا وإدبارا. فإذا أقبلت فخذوها بالنوافل. وإن أدبرت فألزموها الفرائض
"Sungguh, hati ini punya waktu semangat menuju Allah, dan punya waktu malas. Maka, jika sedang semangat, ajaklah kepada amalan-amalan sunnah. Dan jika malas maka paksa dia supaya tidak meninggalkan kewajiban." [ Dinukil oleh Az-Zamakhsari dalam Rabii' Al-Abror (hal,158) ]
Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menjelaskan hal ini dengan mengatakan;
تخلل الفترات للسالكين أمر لا بد منه، فمن كانت فترته إلى مقاربة وتسديد، ولم تخرجه من فرض، ولم تدخله في محرم؛ رجي له أن يعود خيرا مما كان
"Momen-momen futur (melemahnya semangat ibadah) bagi orang yang menuju Allah adalah perkara yang tidak mungkin bisa dihindari.
*Maka siapa yang saat momen lemah ini, dia tetap berusaha mendekat kepada Allah hingga tidak melalaikan yang wajib, dan menjatuhkan kepada perkara haram, maka diharapkah dia akan bisa kembali kepada kondisinya semula."* [ Madarijus Salikin. (3/122) ]
*Kesimpulannya,* saat kita dalam kondisi lemah iman, merasa lelah ibadah, dan mulai menjau kepada Allah. Minimal jangan tinggalkan amal-amal wajib dan jauhi perkara-perkara haram. Wallahu Ta'ala A'lam.
***
Jum'at, 7 Februari 2025
Oleh *Danang Santoso*
Pengasuh Fiqhgram
linktr.ee/fiqhgram
#khutbahjumat #suplemenkhutbahjumat #fikihsuluk #sejenak #tasawwuf #seripenyucijiwa