Dhamma For Everyone
Dhamma For Everyone
February 1, 2025 at 02:23 PM
Engkau Bertanggung Jawab (14) ~ Ven. Dr. K. Sri Dhammananda Dengan bangkitnya aliran kebebasan kaum wanita, banyak wanita yang berpendapat bahwa caranya adalah bersaing dengan kaum pria di luar rumah. Wanita yang memiliki pandangan seperti ini seharunya berpikir dua kali jika ingin melahirkan anak. Sangatlah tidak bertanggung jawab jika seorang ibu melahirkan suatu kehidupan baru di dunia ini dan kemudian meninggalkannya begitu saja. Engkau bertanggung jawab atas hasil perbuatanmu. Seorang anak berhak dipenuhi kebutuhan materialnya, tetapi yang lebih penting lagi adalah kebutuhan rohani dan mental. Pemenuhan kebutuhan materi adalah prioritas kedua jika dibandingkan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian orangtua. Kita dapat menemukan keluarga-keluarga yang secara ekonomi kurang mampu tetapi dapat membesarkan anak-anak mereka dengan baik dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, banyak keluarga keluarga kaya raya yang melimpahi anak-anak mereka dengan materi, tetapi karena kekurangan kasih sayang dan perhatian orangtua, anak-anak itu kemudian tumbuh menjadi orang-orang yang bermasalah mental dan moral. Beberapa wanita mungkin merasa bahwa tuntutan untuk sepenuhnya berada di rumah untuk kepentingan keluarga adalah suatu kemunduran dan cara berpikir kuno dan kolot. Memang benar bahwa pada jaman dahulu banyak wanita yang telah diperlakukan dengan buruk, tetapi ini lebih disebabkan karena kebodohan kaum pria dan bukannya mencerminkan kelemahan kaum wanita. Kata sansekerta untuk ibu rumah tangga adalah ‘gruhini’ yang arti harafiahnya adalah ‘pemimpin di rumah’. Tentunya ini tidak menunjukkan bahwa wanita adalah kaum lemah, tetapi lebih mencerminkan pembagian tanggung jawab antara pria dan wanita. Di negara-negara tertentu, banyak suami yang menyerahkan amplop gajinya kepada istri-istri mereka yang mengatur urusan rumah tangga. Dengan demikian para pria ini dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Karena setiap orang tahu dengan jelas tanggung jawab masing-masing, maka tidak ada bentrokan di antara mereka. Suasana di rumah menjadi nyaman dan damai bagi anak-anak untuk bertumbuh dengan baik. Tentu saja, sang suami harus memperhatikan kebutuhan pendampingnya, memberikan bimbingan atas setiap keputusan keluarga, memberikan ruang gerak baginya untuk mengembangkan potensi dirinya dan memberikan waktu luang untuk melakukan kegemarannya. Dalam pengertian ini, suami dan istri sama-sama bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga mereka. Mereka bukanlah saingan. Seorang ibu harus mempertimbangkan dengan hatihati apakah dia terus menjadi ibu yang juga bekerja di luar rumah dengan segala kekurangannya atau menjadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya memberikan kasih sayang dan perhatiannya bagi anak-anaknya. Anehnya, beberapa ibu modern, terutama di negara-negara tertentu yang penguasa militernya kekurangan personil, malah dilatih untuk berperang pada saat seharusnya mereka mengasuh anak anak mereka dan membimbingnya menjadi warga negara yag baik dan taat hukum. Perilaku modern ibu-ibu yang bekerja, terhadap anak anak mereka cenderung mengikis budi pekerti luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh anak-anak. Penggantian susu ibu dengan susu botol juga merupakan salah satu penyebabnya. Dahulu, jaman ibu-ibu masih menyusui dan menggendong bayi-bayi mereka, tali kasih antara ibu dan anak sangatlah erat. Ibu yang menyusui, melalui peranan seorang ibu, sering merasakan kepuasan yang besar karena mengetahui dia telah memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri untuk anaknya yang tidak dapat digantikan dengan apapun. Pengaruh baik antara ibu atas anaknya ini mendorong pertumbuhan yang baik dari anaknya. Dalam lingkungan seperti ini, budi pekerti, hubungan keluarga dan ketaatan selalu ada. Tradisi seperti ini adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan anak. Orangtua bebas memutuskan, terutama kaum ibu, untuk memberikan kasih sayang, perawatan dan perhatian kepada anaknya sebagai hak mereka. Seorang ibu bertanggung jawab jika anaknya menjadi baik atau sebaliknya. Seorang ibu mampu mengurangi kejahatan remaja!
🙏 1

Comments