Dhamma For Everyone
Dhamma For Everyone
February 3, 2025 at 02:28 PM
Engkau Bertanggung Jawab (16) ~ Ven. Dr. K. Sri Dhammananda Engkau mungkin pernah mendengar sebuah pepatah yang berbunyi: “Saya mengeluh karena tidak memiliki sepatu sampai saya bertemu seseorang yang bahkan tidak memiliki kaki.” Singkatnya, engkau telah membesarbesarkan kesulitan dan masalahmu. Masalah tidak dapat dihindari. Engkau harus berusaha memecahkannya dan bukannya merasa khawatir dan menciptakan keresahan mental di dalam dirimu. Ada pepatah Cina mengatakan sebagai berikut: “Jika ada masalah besar, cobalah membuatnya menjadi masalah kecil. Jika ada masalah kecil, cobalah untuk membuatnya menjadi tidak ada.” Satu lagi cara untuk mengurangi masalahmu adalah dengan melihat ke belakang, apa yang telah engkau lalui sebelumnya, dalam keadaan yang hampir sama atau bahkan lebih buruk; dan bagaimana engkau telah berhasil menguatkan dirimu melalui kesabaran, inisiatif dan usaha, untuk kemudian mengatasi kesulitan yang pada mulanya tampak tak mungkin diselesaikan. Dengan melakukan hal ini, engkau tidak membiarkan masalahmu yang sekarang “menenggelamkan dirimu.” Sebaliknya, dengan memandang kehidupan dari sudut pandang yang baru, engkau akan berhasil mengatasi apapun yang engkau hadapi sekarang. Engkau harus menyadari bahwa engkau telah melalui keadaan yang lebih buruk sebelumnya dan engkau dapat menghadapinya lagi dengan baik, terjadilah apa yang harus terjadi. Dengan pola pikir seperti ini, rasa percaya dirimu akan segera pulih dan dengan demikian keadaanmu akan lebih baik untuk mengatasi apapun masalah yang akan terjadi. Jika engkau menghadapi masalah, pastilah ada jalan keluar. Mengapa harus khawatir? Sebaliknya, bahkan jika tidak ada jalan keluar dari masalahmu, kenapa harus khawatir? sebab rasa khawatirmu tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Kadang-kadang, orang-orang yang tidak pernah menyusahkan orang lain mengeluh dan mereka ini sebenarnya memang korban kecurangan dan kelicikan orang lain. Mereka merasa frustasi karena meskipun mereka telah hidup benar, mereka telah diperlakukan jahat walaupun tidak ada kesalahan pada mereka. Dalam situasi demikian, orang-orang yang menjadi korban ini harus menyadari bahwa dunia terbentuk dari berbagai jenis manusia yang baik dan cukup baik, yang jahat dan yang cukup jahat, dengan segala macam karakternya. Orang-orang yang menjadi korban ini harus menghibur diri mereka bahwa mereka termasuk golongan yang baik sedangkan orang-orang yang menjahati mereka adalah golongan yang jahat, dan kadangkala mereka harus dengan sabar menghadapi kejahatan orang-orang dari golongan jahat. Contohnya dapat kita umpamakan, ada seorang pengemudi yang baik dan hati-hati, ada pula yang buruk dan ceroboh. Pengemudi yang baik dan hati hati memperhatikan semua tanda lalu lintas dan aturan mengemudi. Walaupun demikian tetap saja dia mengalami kecelakaan akibat kesalahan si pengemudi yang buruk dan ceroboh. Maka yang dapat kita lihat adalah si baik harus menderita walaupun mereka baik, karena ada si buruk dan si jahat di sekeliling kita.
👍 1

Comments