Dhamma For Everyone
Dhamma For Everyone
February 11, 2025 at 12:29 PM
Kepunahan Tanpa Sisa (5) ~ Biksu Buddhadasa Jangan berkecil hati atau lelah dengan latihan mental ini, seperti yang kita lakukan dengan latihan fisik kita sepanjang waktu. Biarkan tubuh dan pikiran menerima pelatihan yang benar bersama-sama. Setiap kali seseorang berlatih, dengan setiap tarikan dan hembusan napas seseorang harus menjaga kebijaksanaan. Maka kesalahan tidak akan pernah muncul. Metode latihan kedua dilakukan ketika seseorang akan meninggal. Saya harus mengatakan bahwa ini adalah latihan yang sangat mudah, seperti melompati anak tangga ketika seseorang sudah terjatuh. Akan sulit jika seseorang tidak berani melompat ketika terjatuh dari anak tangga. Ini akan menyakitkan, karena seseorang akan jatuh tanpa harapan. Bagaimanapun, tubuh ini tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Pikiran atau "pemilik rumah" karenanya harus melompat turun juga. Pada saat itu, seseorang harus memiliki kebijaksanaan untuk melihat dengan jelas bahwa tidak ada yang layak untuk digenggam, diharapkan, dihidupi, atau dilahirkan kembali. Biarkan itu berakhir. Biarkan tirai diturunkan pada adegan terakhir, karena apa pun yang disentuh seseorang, atau dalam bentuk apa pun seseorang dilahirkan, itu semua adalah penderitaan. Jika seseorang dapat mempraktikkan ini, pikiran akan kehilangan harapannya, dan ketika harapan itu hancur tidak akan ada yang dapat dipegang. Pikiran kemudian akan padam bersama tubuh, tidak meninggalkan bahan bakar untuk kelahiran berikutnya. Yang saya maksud dengan 'bahan bakar' adalah 'harapan' atau 'keinginan', atau berpegang teguh pada sesuatu secara khusus. Anggaplah, misalnya, seseorang terluka oleh seekor binatang buas yang datang dari belakang, atau seseorang tertabrak mobil, atau tertimpa bangunan yang runtuh, atau tiba-tiba terbunuh, dan seterusnya. Jika masih ada kesadaran yang tersisa, bahkan untuk sedetik, seseorang harus, pada saat itu, mengarahkan pikirannya menuju padam tanpa sisa atau menjernihkan gagasan ini dalam pikiran dengan cara yang biasa dilakukannya setiap hari dan malam. Kemudian biarkan pikiran itu meledak. Ini cukup untuk 'melompat menuruni tangga' menuju padam tanpa sisa. Ketika pikiran meledak tanpa sempat menjadi sadar, seseorang harus menganggap praktik kesadaran akan padam tanpa sisa, yang direnungkan dan ditujukan terus-menerus, sebagai dasar dari padam. Itu tetaplah padam tanpa sisa.
🙏 💯 3

Comments