Catatan Santri
Catatan Santri
February 22, 2025 at 12:23 AM
Mengapa Perampok Jalanan dipotong tangan dan kakinya, tapi pezina tidak dipotong kemaluannya? *Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:* "Perhatikanlah hikmah Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam menghukum perampok jalanan (qath'u at-thariq) dengan memotong tangan dan kakinya, yang merupakan alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan. Namun, Allah tidak menghukum pencela (qadzaf) dengan memotong lidahnya yang digunakan untuk berbuat dosa. Hal ini karena dampak kerusakan yang disebabkan dipotongnya lidah lebih besar daripada kerusakan akibat dosa yang dilakukannya, sehingga tidak sebanding. Oleh karena itu, Allah cukup memberikan hukuman yang menyakitkan seluruh tubuhnya dengan cambukan..." ✍️ *Jika ada yang bertanya:* "Mengapa Allah tidak merusak (memotong) kemaluan pezina yang digunakan untuk melakukan kemaksiatan?" ✍️ *Jawabannya ada beberapa alasan:* *Pertama:* Kerusakan yang ditimbulkan oleh dipotongnya kemaluan lebih besar daripada kerusakan akibat dosa zina itu sendiri, karena hal itu akan memutus keturunan pelaku dan membahayakan nyawanya. *Kedua* "Kemaluan adalah anggota tubuh yang tersembunyi. Memotongnya tidak akan mencapai tujuan hukuman, yaitu memberikan efek jera dan peringatan kepada pelaku kejahatan lainnya, berbeda dengan pemotongan tangan yang terlihat jelas (oleh orang lain). *Ketiga:* Jika tangan dipotong, masih ada tangan lain yang dapat menggantikan fungsinya, berbeda dengan kemaluan yang tidak memiliki pengganti. *Keempat:* Kenikmatan zina dirasakan oleh seluruh tubuh, sehingga hukuman yang sesuai adalah yang menyiksa seluruh tubuh. Ini lebih baik daripada mengkhususkan hukuman pada satu bagian tubuh saja. *Hukuman-hukuman yang ditetapkan oleh Syariat datang dengan cara yang paling sempurna, paling sesuai dengan akal, dan paling tepat dalam mencapai maslahat.* **Sumber:** 📚🎙 [Ad-Da'u wad Dawa' (hlm. 259-260)] ---- ✍️ قال العلامة ابن القيم رحمه الله، تأمل حكمته سبحانه في الإفساد على قاطع الطريق يده ورجله اللتين هما آلة قطعه ، ولم يفسد على القاذف لسانه الذي جنى به ، إذ مفسدة قطعه تزيد على مفسدة الجناية ولا تبلغها ، فاكتفى من ذلك بإيلام جميع بدنه بالجلد..» ✍️ فإن قيل: فهلا أفسد على الزاني فرجه الذي باشر به المعصية..!؟ ✍️ قيل لوجوه: أحدها: أن مفسدة ذلك تزيد على مفسدة الجناية، إذ فيه قطع النسل وتعريضه للهلاك..» - الثاني : أن الفرج عضو مستور لا يحصل بقطعه مقصود الحد من الردع والزجر لأمثاله من الجناة ، بخلاف قطع اليد..» - الثالث : أنه إذا قطع يده أبقى له يداً أخرى تعوض عنها ، بخلاف الفرج..» - الرابع : أن لذة الزنى عمت جميع البدن ، فكان الأحسن أن تعم العقوبة جميع البدن ، وذلك أولى من تخصيصها ببضعة منه فعقوبات الشارع جاءت على أتم الوجوه، وأوفقها للعقل ، وأقومها بالمصلحة..» االمصدر: 📚🎙 ••[الداء والدواء (ص259 ـ 260)] "
❤️ 1

Comments